Kamis, 04 Juli 2013

Islam di Bolivia (Bagian 1)

Masjid Islamic Center di Kota Santa Cruz merupakan masjid pertama dan sampai kini masih menjadi satu satunya bangunan yang dibangun sebagai sebuah masjid seperti yang biasa kita kenal, lengkap dengan kubah dan menara serta perlengapan masjid pada umumnya.

Bolivia adalah salah satu negara di Amerika Selatan, yang memperoleh namanya dari nama pahlawan besar Amerika Latin asal Venezuela, Simon Bolivar. Wilayah Negara Bolivia terkunci ditengah benua amerika bagian selatan, tanpa ada akses menuju ke laut. Di sebelah utara hingga ke timur berbatasan dengan Brazil, di selatannya berbatasan dengan Paraguay dan Argentina sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan Peru dan Chile. Pemerintahan bolivia berbentuk "Social Unitarian State", membuat politik negara ini berseberangan dengan haluan politik Amerika Serikat dan lebih dekat dengan negara negara yang tidak sefaham dengan negara adi daya tersebut.

Bolivia beribukota di La Paz, kota yang terkenal sebagai Ibukota negara tertinggi di dunia, disebut demikian karena kota La Paz merupakan Ibukota Negara yang berada di elevasi mencapai 3000 hingga 4100 meter dari permukaan laut, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Gunung Semeru (3.676 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa. La Paz dalam Bahasa Spanyol berarti "damai". Kota ini terletak di Pegunungan Andez dan dikelilingi beberapa gunung seperti Illimani, Huayna Potosi, Mururata, & Illampu. Karena lokasinya itu, La Paz pernah dilarang oleh FIFA untuk menyelenggarakan pertandingan sepakbola internasional terkait dengan tipisnya lapisan udara disana akan sangat mempengaruhi kesehatan bahkan keselamatan para pemain dari negara yang berada di dataran rendah.


Bolivia berpenduduk 10,461,053 jiwa dengan luas wilayah negaranya 1,098,581 m2. Grup etnis di negara ini terdiri dari Quechua 30%, mestizo (campuran kulit putih dan keturunan Amerindian) 30%, Aymara 25%, kulit putih 15%. Mayoritas penduduknya beragama katholik (95%), disusul oleh Protestant (Evangelical Methodist). Dan data statistik yang menunjukkan bahwa Islam di Bolivia diperkirakan ada sekitar 2000 jiwa atau setara dengan sekitar 1% dari total penduduk mereka.

Islam masuk ke Bolivia dibawa oleh imigran muslim yang masuk kesana dari berbagai negara Islam termasuk di dalamnya muslim dari Palestina, Iran, Suriah dan Lebanon. Imigran Palestina yang datang kesana di era tahun 1970-an yang kemudian mendirikan organisasi Islam pertama di Bolivia, Centro Islamico Boliviano di Santa Cruz yang berdiri tahun 1986 oleh Mahmud Amer Abusharar yang sudah memulai dakwahnya sejak pertama kali tiba disana tahun 1974.

Sejak itu bermunculan beragam organisasi Islam lainnya di beberapa kota di Bolivia. Perkembangan dakwah Islam di Bolivia mendapatkan dukungan cukup kuat dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia melalui organisasi Rabithah Alam Islami atau liga Muslim Dunia. Menyusul kemudian terjadinya normalisasi hubungan diplomatik Bolivia dan Iran dimasa Iran dipimpin presiden Mahmud Ahmadinejad dan Bolivia dipimpin presiden Evo Morales, ditandai dengan pembukaan kedutaan besar Iran di La Paz tahun 2008. Kedutaan Mesir di La Paz turut memainkan peran dalam dakwah Islam di Bolivia.

Islamic center Santa Cruz dan aktivitasnya

Haluan politik Bolivia yang anti Amerika dengan sendirinya menggiring negara ini untuk menjalin kerja sama yang erat dengan negara negara dengan haluan serupa termasuk dengan Republik Islam iran yang secara berkelanjutan menawarkan berbagai program pengembangan ekonomi hingga kerjasama militer diantara kedua negara. Kedutaan Besar Iran di La Paz menjadi motor penggerak dakwah Islam di Bolivia terutama dakwah Islam Shiah.

Sejak Tahun 1970-an hingga kini berbagai komunitas kecil ummat islam telah tumbuh berbagai kota di mulai dari Santa Cruz yang merupakan ibukota komersil Bolivia, lalu ke kota Sucre yang merupakan Ibukota Konstitusional negara, kota Cochabamba, Kota Oruro hingga ke jantung pemerintahan di kota La Paz. Komposisi komunitas muslimnya pun sudah berubah sejak masuknya suku asli setempat ke dalam pangkuan islam mengubah corak Islam di negara tersebut.

Pemerintah Bolivia memang menunjukkan sikap yang baik terhadap dunia Islam terbukti dengan dukungan yang kuat bagi kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Tercermin dengan sikap pemerintahan presiden Evo Morales yang mengusir duta besar Israel pada bulan Maret 2009, sebagai reaksi terhadap tindakan Israel di wilayah Palestina. Para pengamat politik melihat tindakan tersebut bukanlah atas pengaruh komunitas muslim Bolivia namun lebih karena kedekatan politik Bolivia dengan Iran dan Saudi Arabia. Sikap tersebut kemudian merembet kepada berbagai tuduhan yang di arahkan kepada para tokoh muslim Bolivia oleh berbagai pihak di Amerika, termasuk tuduhan tindak terorisme.

Suasana kelas kajian Islam dan bahasa Arab di Islamic Center Santa Cruz

Media di Amerika mengaitkan tuduhan tersebut kepada sikap keras pemerintah Bolivia terhadap Israel yang di duga terjadi sebagai kelanjutan dari protes besar besaran di Bolivia mengutuk kekejaman Israel di Jalur Gaza yang di motori oleh para tokoh muslim disana. Hal ini yang disebut sebut menjadi pemicu sikap keras pemerintah Bolivia terhadap Israel dan Amerika.

Berapa Besar Komunitas Muslim di Bolivia ?

Berapa banyak jumlah muslim di Bolivia memang tak ada data pasti, Institut Statistik Nasional Bolivia (INE) sendiri tidak memiliki data tersebut. Namun pada 24 Februari 2008 lalu harian El-Nueva Dia di Santa Cruz memperkirakan jumlah muslim di Bolivia ada sekitar 1000 jiwa, sebagian besar tinggal di kota La Paz dan Santa Cruz. Data dari INE tahun 2001 menunjukan bahwa dari sekitar 8 juta atau setengah dari penduduk Bolivia merupakan etnis asli kelompok Amerindian, dua kelompok terbesarnya adalah Indian dari suku Aymara dan Quechua. Dari berbagai sumber yang ada, tidak ada satu kelompok etnis pun yang menjadi target utama Islamisasi di Bolivia oleh organisasi Islam manapun.

Versi online harian La Paz, La Razon, mengutip ucapan Sheikh Mahmud Ahmer Abusharar, selaku presiden Bolivian Islamic Center di Santa Cruz pada tanggal 14 Januari 2007. Beliau menyatakan bahwa ada sekitar 500 muslim di Santa Cruz. Selain itu, terdapat juga Organisasi Islam di kota Sucre dan Cochabamba. Kanal Al-Arabiyah Saudi Arabia menyebutkan bahwa populasi muslim di kota Sucre sebagian besar merupakan imigran dari Bangladesh, Pakistan, Palestina, Suriah dan Lebanon. (www.alarabiya.net, 6 February 2006).

Masjid As-Salam di Kota La Paz, satu dari dua masjid besar di Bolivia. masjid ini berada disebuah bangunan tiga lantai yang di ubah menjadi masjid. Menariknya masjid ini dibeli oleh seorang pemuda muslim Inggris bernama Muhammad Kamal Uddin untuk muslim Bolivia, dan beliau wafat hanya beberapa hari setelah proses pembelian gedung ini selesai dilaksanakan.

Di bulan Oktober 2005 majalah Saudi Arabia, Al-Mujtamma menghimbau komunitas muslim Bolivia untuk menggalang kerjasama solidaritas dengan kalangan media, tokoh politik, organisasi perdagangan serta lembaga Hak Asasi serta organisasi buruh dalam upaya mengatasi upaya Islamphobia yang ditebarkan oleh musuh musuh Islam disana. Majalah tersebut juga menghimbau kepada kementrian agama Kuwait, Saudi Arabia, Mesir dan Universitas Al-Azhar di Kairo untuk mengirimkan guru agama dan para Da’i ke Bolivia.

Masjid Masjid di Bolivia

Meskipun komunitas muslim di Bolivia hanya sekitar 1000 hingga 2000 jiwa namun perkembangan dakwah Islam di negara ini cukup mengagumkan. Ketertarikan penduduk setempat kepada ajaran Islam membuka peluang dakwah selebar lebarnya di negara tersebut. Ada beberapa masjid di Bolivia meski tidak semuanya berbentuk bangunan masjid sebenarnya. Beberapa merupakan ruang di gedung gedung apartemen atau berupa bangunan biasa, semua masjid tersebut di kelola oleh berbagai organisasi Islam Bolivia.

Masjid Islamic Center Bolivia di Kota Santa Cruz

Masjid Islamic Center Bolivia di Santa Cruz merupakan masjid pertama di Bolivia dibangun tahun 1992 oleh Centro Islamico Boliviano (CIB). Pembangunan masjid ini bermula dari kedatangan Mahmud Amer Abusharar dari Palestina tahun 1974. Beliau yang kemudian mendirikan organisasi Islam pertama sekaligus Masjid pertama di Bolivia di kota Santa Cruz yang merupakan ibukota komersil bagi Bolivia. Sampai hari ini Masjid di kota Santa Cruz ini menjadi satu satunya masjid dalam bentuk sebenarnya seperti yang biasa kita kenal. Sebuah bangunan masjid dengan kubah besar dan menara tinggi.

Interior Masjid As-Salam La Paz

Di komplek masjid ini juga dibangun beberapa bangunan penunjang lainnya termasuk ruang kelas untuk pelajaran akidah Islam dan Bahasa Arab secara gratis bagi muslim maupun non muslim yang berminat. Kehadiran masjid ini memang terlihat aneh di tengah kota di negara berpenduduk mayoritas Katholik Roma, ditambah lagi masjid ini bebas menyuarakan azan dengan pengeras suara dari puncak menaranya dan hingga terdengar oleh seantero kota.

Masjid As-Salam dan Masjidum Jbelnnur di La Paz

Di ibukota pemerintahan Bolivia, La Paz, terdapat dua masjid yakni Masjid As-Salam dan Masjid Jabal Nur atau Masjidum Jbelannur. Masjid As-Salam merupakan masjid pertama di kota La Paz diresmikan tahun 2006 dikelola oleh Asociacion Islamica de Bolivia yang beranggotakan muslim asli setempat yang masuk Islam bersama dengan muslim keturunan Arab serta dari berbagai negara lainnya.

Masjid As-Salam ini menurut laporan islamicbulletin.org merupakan gedung yang dibeli oleh seorang pemuda muslim Inggris bernama Muhammad Kamal Uddin untuk dijadikan masjid. Disebutkan bahwa pemuda muslim Inggris ini suatu hari tiba di La Paz dan mengetahui saudara saudara disana sangat membutuhkan masjid, segera setelah dia kembali ke Inggris dia menggalang dana untuk keperluan tersebut. Dan segera setelah dia kembali ke La Paz proses pembelian gedung tersebut dilaksanakan.

Plakat penghormatan untuk (Alm) Muhammad Kamal Uddin yang telah menyumbangkan dana bagi pembelian gedung masjid ini.

Bangunan Masjid ini merupakan gedung tiga lantai termasuk di dalamnya ruang sholat yang cukup besar untuk jemaah pria dan wanita, ruang dapur, ruang kelas untuk anak anak, serta tempat tinggal untuk imam. Tujuh hari setelah membeli masjid itu, Saudara kita, muslim dari Inggris tersebut meninggal dunia, meninggalkan warisan dan kenangan yang begitu indah bagi muslim kota La Paz. Sebuah plakat kecil digantung diatas pintu masuk utama masjid As-Salam untuk mengingat mendiang pemuda muslim Inggris tersebut.

Masjid kedua di kota La Paz adalah Masjidum Jbelannur merupakan masjid kecil yang hanya berupa sebuah ruang mushola kecil, dikelola di kota La Paz yang dikelola oleh Asociacion de la Comunidad Islamica de Bolivia – ACIB. Selain itu masih ada ruang ruang masjid lainnya di beberapa kota di Bolvia termasuk Islamic Center Sucre yang dikelola oleh Asociacion Cultural Boliviana Musulmana (ACBM). Masing masing organisasi Islam ini akan di ulas dalam posting berikutnya.

Bersambung ke (Bagian 2)

Baca Juga Masjid dan Islam di Negara Berdekatan



1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA