Minggu, 26 Mei 2019

Islam di Honduras (Bagian 1)

Honduras berada di Benua Amerika bagian tengah, menghadap ke laut Karibia.

Dimanakah Honduras?

Honduras adalah Negara berbentuk Republik yang berada di Karibia, Benua Amerika bagian tengah. Sebelah utara dan timurnya menghadap ke laut Karibia, sebelah selatan berbatasan dengan Nikaragua, disebelah baratnya berbatasan dengan Elsalvador dan sebagian kecil wilayahnya menghadap ke teluk Fonseca di Samudera Pasifik, sebuah teluk yang diapit oleh wilayah Negara Elsalvador dan Nikaragua.

Secara geografis wilayah Amerika tengah memang berada diantara Samudera Pasifik di sebelah barat dan Laut Karibia di sebelah timurnya. Wilayah ini terkenal dalam dongeng dongeng bajak laut Karibia dan namanya bertebaran dalam catatan para penjelajah Samudera sejak dahulu kala.

Honduras memiliki luas wilayah seluas 112.492 km2 atau kira kira 13% lebih kecil dari luas propinsi Kalimantan Timur (129.066,64 km2). Jumlah penduduknya mencapai 7,529,403 jiwa atau kira kira 13% lebih banyak dari jumlah penduduk propinsi Riau (6.657.900 jiwa – data 2018). Honduras beribukota di Tegucigalpa yang juga merupakan kota terbesar di Negara itu.

Uniknya bahwa Honduras dikenal sebagai Negara penghasil pisang terbesar di dunia sehingga dijuluki sebagai “Republik Pisang”. Bahasa Spanyol adalah bahasa resmi Honduras, karena memang sejak abad ke 16 Honduras menjadi wilayah jajahan Spanyol.

Seiring dengan silih bergantinya kekuasaan di wilayahnya, Honduras sempat tiga kali menyatakan kemerdekaannya. Pada tanggal 15 September 1821 Honduras mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol, kemudian pada tanggal 1 Juli 1823 mendeklarasikan kemerdekaan dari Emperium Meksiko Pertama, dan pada tanggal 5 November 1838 mendeklarasikan kemerdekaannya dari Negara Republik Federasi Amerika Tengah. Namun hari kemerdekaannya ditetapkan setiap tanggal 15 September.

Masjid dan Islamic Center di kota San Pedro Sula, Masjid terbesar dan satu satunya yang dibangun dalam bentuk bangunan masjid pada umumnya yang ada di Honduras.

Masuknya Islam ke Honduras

Sudah sejak lama wilayah Amerika Tengah (Karibia) menjadi tujuan imigran dari Timur Tengah dan benua Afrika. Faktor sikap toleran dari penduduk lokal dan terbukanya kesempatan memperbaiki taraf hidup menjadi alasan mereka datang kesini, selain beragam persoalan di dalam negeri asal mereka yang memaksa mereka harus meninggalkan Negara asalnya. Wajar bila kemudian wilayah Amerika Tengah ini bagaikan negeri kedua bagi para imigran tersebut.

Sejarah mencatat, imigran Arab dan Afrika adalah yang pertama datang ke Amerika jauh sebelum Christopher Columbus menemukan benua itu. Mereka adalah ummat Muslim yang menghindari represi dari kaum Nasrani setelah jatuhnya daulah Islamiah Andalusia (Spanyol). Setelah itu semakin deras arus kehadiran imigran asal Arab pada abad ke-19 dan ke-20. Alasan mereka karena adanya gejolak yang terjadi di tanah Arab, khususnya Palestina. Salah satu negara yang menjadi tujuan imigran itu adalah Honduras.

Honduras mulai menerima kehadiran gelombang imigran Arab sekitar tahun 1896 hingga 1918. Sebagian besar imigran itu warga keturunan Arab asal Palestina. Secara demografi, kebanyakan merupakan kaum Nasrani, namun terdapat pula umat beragama Islam. Namun mereka bisa cepat berbaur dengan warga lokal serta mulai menjalankan kehidupan baru.

Di Honduras, para imigran Arab itu menjalankan berbagai aktivitas. Ada yang menjadi politisi atau pegawai pemerintahan, tapi paling banyak terjun di dunia bisnis dan perdagangan. Diperkirakan jumlah mereka mencapai 100 hingga 200 ribu jiwa dari tujuh juta populasi penduduk. Hinduras pun tercatat sebagai negara dengan jumlah imigran Arab Palestina terbesar di kawasan Amerika Tengah sejajar dengan Amerika Serikat, Kanada dan Chile.

Jumlah imigran Arab Muslim sekitar 2.790 jiwa atau 0,04 persen dari populasi. Kendati tidak signifikan dari segi kuantitas, kehadiran mereka cukup memberi kontribusi dalam pembangunan bidang sosial, ekonomi, dan politik atau pun keagamaan.

Suasana haru di Masjid dan Islamic Center Tegucigalpa, saat seorang penduduk setempat mengucapkan kalimat dua kalimat sahadat menyatakan ke-Islaman-nya.

Organisasi Islam di Honduras

Sejak tahun 1984, umat Muslim memiliki wadah oragnisasi. Namanya Centro Islamico de Honduras yang berkedudukan di kota San Pedro Sula, pimpinan Yususf Amdani. Organisasi lainnya adalah Comunidad Islamica de Honduras di Cortez. Organisasi keagamaan ini semakin cepat akselerasi umat Muslim pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

Tujuan utama mendorong kesejahteraan di kalalangan imigran Arab dan Muslim. Sejumlah masjid didirikan. Organisasi juga menggiatkan aktifitas keagamaan. Antara lain kajian dan pemebelajaran Al Qur'an, diskusi agama, dan isu keumatan, pendidikan agama untuk anak-anak, bahasa Arab serta pembinaan sosial lainnya.

Banyak dibukanya perkebunan pisang melambangkan transformasi pembangunan sejak abad ke 19. Potensi besar ini pada akhirnya menarik perhatian para pelaku indstri pertanian, pedagang ataupun pekerja. Padagang Arab Muslim ikut berkontribusi dalam setiap tahapan perkembangan di sana.

Mereka mengawali dengan pembukaan sejumlah perusahaan. Sebagian lagi terjun langsung membuka perkebunan pisang atau menjadi pekerja di perkebunan. Komunitas imigran Arab dan Muslim menempati distrik La Lima, El Progresso, dan Puerto Cortez.

Kehidupan mereka sangat sederhana. Tiada kemewahan dalam soal materi, seperti rumah, pakaian atau perhiasan. Ketika pergi dari satu desa ke desa lain untuk menjual hasil perkebunan, mereka memilih tinggal di penginapan sederhana atau rumah-rumah penduduk. Faktor inilah yang menciptakan kedekatan dengan warga lokal.

Peribadatan di Masjid dan Islamic center San Pedro Sula, Honduras.

Para imigran ini tidak serta merta meninggalkan identitas tradisi dan budaya negara asal. Sebaliknya, mereka menjaga baik praktek tradisi nenek moyang. Ini bisa ditilik dari bentuk rumah yang bergaya Timur Tengah atau sejumlah komoditas dagang yang merupakan ciri khas produk asli Timur tengah, misalnya minyak wangi, obat tradisional Arab dan masih banyak lagi.

Di samping itu, para imigran tetap memperhatikan perkembangan yang terjadi di Palestina. Secara reguler, mereka membaca koran-koran dari Palestina. Beberapa pengusaha rutin membantu perjuangan saudara sebangsa dalam memperoleh hak-hak mereka. Mereka juga sudah terbiasa melaksanakan shalat jenazah untuk mengenang para syuhada Palestina.

Kaum imigran Arab semakin mendapat pengakuan di masyarakat. tak hanya kontribusi di sektor perekonomian, mereka juga melaksanakan progarm-program sosial dan pendidikan. Salah satunya dapat dilihat melalui sekolah yang dididrikan di pinggir kota San Pedro Sula. Sekolah ini menampung sekitar 300-an anak-anak kurang mampu di wilayah tersebut. (Bersambung ke bagian-2)

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA