Minggu, 24 Juni 2012

Masjid Brno, Masjid Pertama di Republik Ceko

Masjid Brno, Republik Ceko. Banungan yang sama sekali tak seperti bangunan masjid yang biasa kita kenal. walaupun begitu butuh perjuangan lahir dan bathin dalam upaya mendirikan masjid ini oleh para tokoh komunitas muslim Brno. apalagi masjid ini merupakan masjid pertama di bekas negara komunis tersebut

Republik Ceko atau Cekia atau Česká atau Česko atau dalam bahasa Inggris ditulis dengan nama Czech Republic, adalah negara di Eropa Tengah yang terbentuk setelah bubarnya negara Cekoslowakia. Negara ini berbatasan dengan Jerman di sebelah barat dan utara, dengan Polandia di sebelah utara, dengan Slowakia di sebelah tenggara dan dengan Austria di sebelah selatan. Republik Ceko ber-ibukota di kota Praha (Prague). Di negara ini terdapat komunitas kecil kaum muslimin, salah satunya di kota Brno.

Di kota Brno inilah berdiri Masjid Brno, masjid pertama yang dibangun di negara itu. Masjid Brno dibuka pada tanggal 2 juli 1998 oleh Islamic Foundation di kota Brno, saat pertama kali dibuka, tak urung masjid tersebut menuai protes dari non muslim setempat. Dan pada ahirnya bangunan masjid tersebut harus dibangun tanpa menara dan tidak berbentuk seperti bangunan Masjid yang biasa kita kenal tapi lebih mirip dengan bangunan bangunan lain disekitarnya.

Lokasi dan Alamat Masjid Brno

Islamic Foundation in Brno (Brno Mosque)
Vídeňská 38a
639 00   Brno





Islam di Republik Ceko

Sejarah Islam di Republik Ceko sudah dimulai sejak negara itu masih bergabung bersama Republik Slovakia sebgai Negara Republik Cekoslovakia. Pada tahun 1934 muslim disana sudah membentuk organisasi islam pertama dan berupaya mendapatkan pengakuan dari pemerintah namun tak pernah terealisasi karena masalah masalah administrasi dan legal yang tak kunjung usai.

Pemimpin awal komunitas muslim disana adalah Muhammad Abdullah Brikcius yang merupakan mualaf asli Ceko, wartawan dan traveler independen. Semasa perang dunia kedua beliau berpandangan bahwa Nazi Jerman akan membebaskan Muslim disana dari belenggu kolonial, khususnya dari jajahan Inggris. Itu sebabnya kemudian beliau secara bekala menerbitkan artikel di berbagai surat kabar muslim maupun non muslim di Ceko.

Masjid Brno berada di ujung bangunan berlantai tiga ini.

Beliau juga menjalin hubungan erat dengan muslim arab yang satu visi dengannya, termasuk mufti Jerussalem Amin Al-Husayni. Namun justru sikap itu yang kemudian menuai masalah dikemudian hari saat kekuasaan Nazi Jerman jatuh dan tentu saja merusak reputasi Abdullah Brikcius. Selama komunis berkuasa di Cekoslovakia selama kurun waktu 1948 hingga 1989, muslim di negara itu lebih banyak diam dan menahan diri.

Muslim ceko mengalami masa masa kelam selama rezim komunis berkuasa, aktivitas peribadatan terganggu terutama peribadatan komunal meskipun hal itu juga berlaku bagi semua aktivitas keber-agama-an di negara itu. Namun demikian tekanan oleh Komunis terhadap muslim disana tak terlalu berlebihan. Banyak pihak melihat perlakuan tak biasa oleh partai komunis terhadap muslim disana dilatarbelakangi dua faktor : [pertama] para pejabat partai komunis Cekoslovakia beranggapan bahwa muslim disana lebih sebagai suatu fenomena yang eksotis dan tidak akan mengancam kekuasaan komunis, sebagaimana di jabarkan oleh Muhamed Ali Shilhavy dalam sebuah jurnal wawancara tahun 1990-an.

Lebih dekat ke Masjid Brno. Lafaz kalimah tauhid di atas pintu utama itu satu satunya ciri utama bahwa bangunan ini adalah Masjid

[faktor kedua] komunis Cekoslovakia tetap menjaga hubungan baik dengan apa yang mereka sebut sebagai rezim arab progresif secara khusus bagi Yaman Selatan, Libya, Suriah dan Aljazair, dan tentu saja mereka juga tidak mau melakukan tindakan yang akan mengundang masalah internasional sebagai akibat tindakan intimidasi terhadap muslim setempat, sebagimana di konfirmasi oleh Muhamed Ali Silhavy dalam sebuah wawancara dengan Dingir Journal. Hal ini kemudian disusul dengan fakta fakta berikutnya bahwa begitu banyak mahasiswa mahasiswa arab yang memperoleh beasiswa untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Cekoslovakia dan konon beberapa dari mereka bahkan kemudian menikah dengan wanita Ceko ataupun Slovakia, membentuk rumah tangga disana.

Hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu pembentuk awal komunitas muslim di Republik Ceko maupun Slovakia. Struktur internal komunitas ini merefleksikan perkembangan sosial dunia arab dan Islam, pada periode tahun 1960-an kebanyakan mahasiswa arab yang datang belajar kesan dari golongan sekuler. Perkembangan cepat islam baru terjadi di tahun 1970-an, mahasiswa yang datang kesana lebih islami dan kebanyakan dari mereka merupakan mahasiswa dari bidang studi teknologi dan kesehatan bukan dari bidang sosial kemasyarakatan. Dan dampak yang sudah pasti adalah bedirinya berbagai masjid di hampir semua universitas di kota kota bekas Republik Cekoslovakia itu.

begini bentuk fasad depan masjid Brno dari dekat.

Statistik

Meski tak ada data pasti terkait berapa banyak muslim di Republik Ceko, Muhamed Ali Shilhavy (dalam wawancara dengan BBC perwakilan Ceko 20 September 2001) menyebutkan bahwa muslim di Ceko ada sekitar 20 ribu jiwa dan 400 diantaranya adalah pribumi Ceko. Perkembangan jumlah mualaf di negeri itu terus meningkat dan sekitar 80% dari mualaf adalah wanita, yang secara tidak saja menjadikan Islam sebagai agama tapi juga menyerap semua budayanya.

Sebagian besar muslim non pribumi di Ceko adalah muslim Arab yang terdiri dari muslim Afgan, kawasan Sub Sahara Afrika, Pakistan, termasuk juga para pengungsi dari Bosnia Herzegovina dan mereka yang yang berasal dari kawasan Asia Tengah dan Republik Republik di Kaukasus bekas Uni Soviet. Turki, Parsi dan Kurdi meskipun ada tapi jumlah mereka sangat sedikit.

Muslimah di Pemerintahan Ceko

Karimah, muslimah di kementrian kehakiman Republik Ceko.

Salah satu Muslim terkenal di sana bernama Karimah. Ia terkenal karena satu-satunya Muslim yang memiliki jabatan tinggi di Pemerintahan Republik Ceko. Muslimah ini tercatat sebagai pejabat tinggi di Kementerian Kehakiman Republik Ceko. Mungkin, Karimah juga adalah alasan yang kuat dan tepat untuk menyimpulkan bahwa Islam dan Muslim di sana akan merasakan keamanan secara hukum.

Organisasi Organisasi Islam di Republik Ceko

Ústředí muslimských obcí (Kantor Pusat Asosiasi Muslim) merupakan oragnisasi resmi komunitas muslim Ceko yang didaftarkan pada tanggal 17 September 2004. Dengan berdirinya organisasi ini menandai disyahkannya Islam sebagai salah satu agama resmi di Republik Ceko. dan dengan sendirinya memberikan hak kepada organisasi tersebut untuk membentuk atau pun merangkul organisasi organisasi dibawahnya di seluruh wilayah Ceko.

Dalam batasan tertentu kantor pusat juga diperkenankan melakukan aktivitas di penjara penjara yang di dalamnya terdapat napi muslim. Namun demikian komunita muslim disana belum memiliki pengakuan dari pemerintah atas aktivitas berdasarkan hukum syariah termasuk pengajaran agama Islam di sekolah sekolah dan pernikahan.

Masjid Brno dari arah lahan terbuka disebelahnya.

Kantor Pusat Asosiasi Muslim ini merupakan organisasi payung bagi organisasi organisasi Islam di Republik Ceko, organisasi organisasi yang bernaung dibawahnya termasuk adalah :

1) Islámská nadace v Praze (Islamic Foundation in Prague – Yayasan Islam Praha)
2) Islámská nadace v Brně (Islamic Foundation in Brno – Yayasan Islam Brno)
3) Všeobecný svaz muslimských studentů (General Union of Muslim Students, atau the Muslim Student Union – Serikat Mahasiswa Muslim)

Presiden dari Kantor Pusat Asosiasi Muslim ini dijabat oleh Mohamed Ali Šilhavý (lahir di desa Trebic pada 17 November 1917), seorang mualaf pribumi Ceko yang sudah berislam sejak beliau berumur 20 tahun sebagaimana disebut sebut di awal tulisan ini. mengingat usia beliau yang sudah lebih dari 90 tahun, dalam pelaksanaannya beliau dibantu oleh dua orang wakil presiden organisasi, salah satunya adalahvVladimír Sáňka, juga seorang mualaf pribumi Ceko yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Islam Kota Praha.

poster poster di peringatan 10 tahun Masjid Brno.)

Pejabat wakil presiden lainnya adalah muslim arab dari Irak bernama Munib Hasan al-Rawi atau kadang kadang disebut oleh media dengan nama Muneeb Hassan, yang juga menjabat sebagai ketua Yayasan Islam Brno ::: Yayasan Islam Brno merupakan pendiri dan pengelola masjid Brno:::. Beliau juga merupakan salah satu contoh dari muslim arab yang awalnya datang ke Ceko sebagai mahasiswa namun setelah wisuda memutuskan untuk tinggal dan menjadi bagian dari komunitas muslim Republik Ceko.

Selain dari organisasi organisasi resmi tersebut, di Ceko masih ada dua organisasi lainnya yang juga menjalankan aktivitas ke-Islaman disana, yakni : [pertama] Svaz islámských kulturních center v Praze (Union of Islamic Cultural Centres in Prague – Serikat Pusat kebudayaan Budaya Islam Praha) –  yang beranggotakan hanya untuk muslim Turki dan memiliki keterkaitan dengan lembaga lembaga Islamic Center dunia yang didanai oleh Turki.

seorang muslimah membagikan kuntum bunga mawar diperingatan 10 tahun masjid Brno - Ceko.

[kedua] Muslimská unie (Muslim Union – Serikat Muslim) – secara resmi dibentuk tanggal 20 Januari 2001. Beranggotakan muslim muslim mualaf pribumi Ceko dibawah pimpinan Muhammad Abbas al-Mu'tasim kadang kadan beliau juga dipanggil dengan nama Mohamed Abbás. Sama seperti Munib Hasan al-Rawi, Mohamed Abbás sendiri merupapakan muslim Arab dari Sudan yang awalnya merupakan mahasiwa di salah satu Universitas di Ceko namun kemudian memilih menetap dan menjadi warganegara Ceko setelah wisuda. Beliau juga kebetulan adalah anak dari diplomat sudan di Ceko. organisasi yang dipimpinnya aktif di bidang publikasi dan internet.

Sejarah Masjid Brno

Manakala keingininan untuk membangun sebuah masjid mencuat. Asosiasi Mahasiswa muslim Cekoslovakia membentuk sebuah organisasi baru dibawah yayasan islam Praha guna membangun dan menjalankan sebuah Islamic Center. Cabang yayasan islam kemudian dibuka di kota Brno. Namun kemudian muncul masalah, mengingat kedudukannya sebagai cabang dari Praha, sehingga semua pengurusan masalah dokumen harus dilakukan di kantor pusat yayasan di Praha selaku induk organisasi.

suasana peresmian Masjid Brno.

Dan mencuatlah ide untuk segera membentuk Yayasan Islam terpisah dari Praha. Maka dibentuklah Yayasan Islam Brno pada tahun 1994 oleh Hasan Hasrat, Hiša Al Šiqáqi, Muneeb Hassan Mohamed, Imad Gauda dan Samir Al Asuly. Sementara waktu yayasan tersebut berada di University of Technology (VUT) Brno.

Ketua pertamanya adalah Hiša Al Šiqáqi, dan Muneeb Hassan menangani bidang kebudayaan dan humas serta Samir Al Asura di bagian keuangan. Tujuan dari pembentukan yayasan tersebut adalah secara resmi membuka dan menjalankan masjid bagi muslim setempat.

bangunan asli Masjid Brno ketika pertama dibeli sebelum di renovasi dan di alihfungsi sebagai masjid.

Seringnya diselenggarakan sholat di jalanan namun kemudian bermasalah dengan pasokan air dan listrik. Komunitas muslim kemudian menggunakan lilin sebagai penerangan, terlihat seakan akan romantis namun sama sekali tidak praktis. Mereka harus membawa air sendiri untuk berwudhu. Pada titik tersebut, pada ahirnya komunitas muslim Brno mulai melakukan aktivitas ke agama-an di asrama mahasiswa yang terdapat sebuah ruang serbaguna.

Pada sholat jum’at jemaahnya tidak hanya para mahasiswa namun juga dari kalangan muslim lainnya dan jelas tidak mampu tertampung di mushola asrama mahasiswa. Jalan keluarnya dalah dengan menyewa ruangan gym untuk waktu satu atau dua jam disetiap hari Jum’at hanya untuk penyelenggaraan sholat Jum’at. Kondisi itu menambah kuat keinginan untuk segera memiliki tempat ibadah sendiri.

dan ini bentuk bangunan masjid Brno setelah selesai dibangun dan direnovasi.

Mulailah dicari gedung Villa ukuran kecil atau bangunan yang cocok untuk masjid namun denah dari bangunan yang ada sama sekali tidak cocok untuk dikonversi menjadi masjid, sampai kemudian diputuskan untuk mencari lahan nya saja yang cocok untuk kemudian didirikan bangunan masjid di atasnya. Di bulan Maret 1995 didapatkan lahan yang cocok seluas 250 meter persegi dengan harga yang cocok di jalan Vienna. Bukan lahan kosong tapi sebuah bangunan belum selesai dibangun dan terbengkalai.

Yayasan Islam Brno membeli lahan tersebut dari dana yang diperoleh dari jemaah muslim disana. Setelah semuanya beres, izin pembangunanpun mulai di urus sebelum proses pembangunan dimulai. Di bulan Desember 1995, Hasan Munib yang memang seorang wartawan kemudian menulis tentang pembangunan masjid ini, dan tak disangka sangka ternyata menuai reaksi negatif yang luar biasa dari masyarakat setempat maupun dari pihak berwenang.

interior Masjid Brno.

Masalah Perizinan

Dewan kota Brno menolak memberikan izin pembangunan ketika pertama diajukan proposal pembangunan. Hasan Muneed yang kemudian turun langsung menangani hal tersebut. Pihak berwenang kemudian mulai meminta dokumen dokumen tambahan yang tak biasa. Seperti contoh, tiba tiba saja mereka meminta laporan dampak lingkungan dari cerobong asap dari bangunan yang akan dibangun, padahal hal itu merupakan suatu yang lumrah dan ada di semua rumah hunian di Ceko.

Alasan penolakan pemberian izin yang lain adalah bahwa bangunan yang akan dibangun tersebut akan merusak arsitektural lingkungannya berada, karena lahan tempatnya yang akan berdiri hanya satu blok dari dari bangunan bertingkat yang merupakan bangunan tua warisan sejarah kota itu. yang lebih luar biasa adalah, salah satu petugas disana dengan beraninya mengatakan kepada Hasan Muneeb bahwa ‘mengapa dewan kota harus memberikan izin pembangunan masjid di Brno sedangkan di negara negara Islam pembangunan gereja tidak di izinkan”. Sehingga dia meminta Hasan Muneeb untuk menawa foto foto bukti bahwa di negara asalnya, Irak juga terdapat bangunan gereja, biara dan kuil.

mihrab dan mimbar Masjid Brno.

Kerasnya penolakan terhadap pembangunan masjid tersebut tidak lagi terkait masalah teknis tapi lebih sebagai masalah politik, agama dan masalah nasional. Meskipun penolakan dan berbagai petisi berisi penolakan, pada ahirnya izin pembangunan masjid tersebut keluar dari otoritas setempat dengan berbagai syarat termasuk tidak diperkenankan membangun menara.

Ketika proses pembangunan akan dimulai pun protes dari masyarakat sekitar tetap terjadi, usaha usaha menggagalkan dilakukan dengan melarang kendaraan berat masuk dalam lingkungan mereka dengan alasan akan merusak jalanan disana dan sebagainya. Lagi lagi Hasan Muneeb harus menghubungi dewan kota. Solusi yang ditawarkan adalah, dewan kota memberikan akses ke lokasi langsung dari ruas jalan Vienna bukan dari arah belakang, meskipun itu akan membuat membengkaknya anggaran namun muslim disana kala itu menerima dengan baik solusi jalan tengah tersebut. Keseluruhan pembangunan selesai dilaksanakan dalam waktu enam bulan.

Proses Pembangunan Masjid Brno

foto kenangan proses pembangunan ruang utama masjid Brno, bandingkan dengan suasanya setelah selesai dibangun seperti pada foto di atas.

Selama proses pembangunan masjid, secara pribadi Muneeb Hassan mencoba mendatangi masyarakat disekitar lokasi pembangunan satu persatu. Dia juga meminta kontraktor bangunan itu untuk tidak melakukan aktivitas di hari libur dan ahir pekan ataupun memulainya terlalu pagi, karena takut akan mengganggu tetangga sekitarnya terutama yang masih memiliki bayi.

Masjid yang dibangun itu bentuknya memang sederhana saja, tanpa menara membuatnya nyaris tak ada beda dengan bangunan disekelilingnya. Sulit untuk mengenali masjid ini tanpa mencari tahu keberadaannya karena memang bangunannya tidak berbentuk masjid seperti yang dikenal masyarakat Islam secara luas. Dari tampilan luarnya hanya kalimah tauhid di fasad depannya yang menjadi satu satunya petunjuk bahwa masjid ini adalah masjid.

Proses pembangunan masjid dimulai pada bulan Juli 197 dan selesai lalu diresmikan pada tanggal 2 Juli 1998. Upacara peresmian masjid ini turut dihadiri oleh anggota dewan kota, para tokoh politik kota Brno juga dari kalangan diplomat serta pewakilan dari beragam agama di Brno seperti contoh dari komunitas Yahudi dan gereka ortodok. Sedangkan dari masjid di wakili oleh Professor Mohammed Ali Šilhavý

pembangunan pada sisi jendela dan dinding bagian dalam masjid Brno.

Seminggu setelah peresmian Masjid Brno melakukan acara open house dan dihadiri oleh sekitar 250 orang. Acara open house ini kemudian menjadi agenda tetap masjid Brno. Bila awalnya hanya dikunjungi ratusan orang, kini open house masjid Brno diramaikan oleh lebih dari 2000 pengunjung termasuk kunjungan dari anak anak sekolah.

Pembangunan Masjid Baru Brno

Kini jemaah masjid sudah semakin membludak dan komunitas muslim setempat berencana membangun masjid baru yang lebih besar di ibukota Moravia tersebut. Rencana pembangunan masjid baru tersebut sudah bergulir sejak peringatan 10 tahun berdirinya masjid Brno pada tahun 2008 lalu, kala itu komunitas muslim Brno merayakannya di Brno’s Central Square Namesti Slobody sebagaimana disampaikan oleh Muneeb Hassan Alrawi, salah satu tokoh pendiri yayasan Islam Brno sekaligus sebagai ketua yayasan tersebut.

open house Masjid Brno.

Dalam peringatan itu, Alarawi dalam sambutannya mengatakan “saat ini kita menyelenggarakan perayaan 10 tahun Masjid Brno tapi juga menganggap hal ini sebagai keberhasilan masyarakat  Republik Czech. Dua entitas yang berbeda menyepakati sebuah prinsip umum dari sebuah koeksistensi, maka sudah pasti akan sukses. Hari ini kita merayakannya dengan sebuah acara budaya di Namesti Svobody Square di Brno tempat dimana kita akan membagikan 3653 kuntum mawar sebagai simbol dari jumlah hari yang sudah dilalui masjid Brno”.

Melihat kebelakang, hubungan harmonis antara muslim dan Czech sudah menjadi sesuatu yang lebih dari sesuatu yang teramat teramat mewah yang teramat sulit untuk di raih. Sekelomok masyarakat sekitar mencoba menghalang halangi upaya komunitas muslim dengan beramai ramai menandatangai sebuah petisi. Meski menurut Al-Rawi hubungan itu kini sudah lebih baik.

suasana di dalam masjid Brno saat open house yang digelar oleh pengurus masjid.

Al-Rawi juga menyebutkan bahwa kini mereka pun telah menjalin hubungan dengan para penanda tangan petisi penolakan pembangunan masjid tersebut. Beliau sangat faham bahwa penolakan masyarakat saat itu lebih karena sebuah ketakutan atas sesuatu yang mereka sendiri bahkan tak mengerti apa yang mesti ditakutkan. Pembangunan masjid pertama di Brno ini kemudian disusul dengan dibangunnya masjid ke dua republik Czech yang dibangun di kota Praha.

Dan kini ketika Masjid Brno sudah tidak lagi memadai bagi 800-an jemaahnya termasuk warga asing yang tinggal disana. Itu sebabnya Yayasan Islam Brno kemudian berencana untuk membangun sebuah masjid baru yang lebih besar. Begitu banyak aktivitas yang dilaksanakan di masjid ini membuatnya semakin terasa sempit. Seperti yang dikatakan oleh Alarawi bahwa masjid mereka semestinya terlalu kecil untuk menjadi pusat perhatian berlebihan berbagai pihak termasuk mereka yang menentang pembangunannya, tak lain hanya karena letaknya yang berada di Republik Ceko dan sejarahnya yang merupakan masjid pertama di Ceko serta kawasan Eropa Tengah.***

1 komentar:

  1. Insya Alloh saya akan mampir dan akan sujud sukur di mesjid ini....

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA