Kamis, 17 Mei 2012

Masjid Agung Makhachkala, Dagestan – Rusia

Masjid Agung Makhachkala, Republik Dagestan, Federasi Rusia.

Makhachkala adalah nama kota yang merupakan ibukota Republik Dagestan. Republik di wilayah pegunungan Kaukasus di tepian Laut Kaspia, berbatasan langsung dengan Republik Chechnya, Georgia, Kalmykia dan Azerbaijan. Republik Dagestan merupakan salah satu Republik Otonom (Negara bagian) dari Republik Federasi Russia, dengan penduduknya mayoritas beragama Islam.

Masjid Agung Makhachkala atau The Grand Mosque in Makhachkala atau Yusuf Bei Cami atau Central Jum`a Mosque, merupakan masjid utama di Republik Dagestan yang dibangun dengan meniru bentuk Masjid Sultan Ahmed di Istanbul, Turki. Pembangunannya pun didanai oleh Pemerintah Turki. Masjid Agung makhachkala selesai dibangun tahun 1996 dan diresmikan penggunaannya tahun 1998.

Masjid Agung Makhachkala dari kejauhan.

Masjid Agung Makhachkala merupakan salah satu masjid terbesar di Eropa dan Kaukasus dengan daya tampung mencapai 17 ribu jemaah sekaligus, lebih besar dari Masjid Akhmad Kadyrov di kota Grozny, Republik Chechnya yang juga juga berada di kawasan Kaukasus, dan juga dibangun dalam gaya Turki dengan daya tampung 10 ribu jemaah, dan diresmikan tahun 2008 lalu.

Lokasi Masjid Agung Makhachkala

Masjid Jami Makhachkala
Центральная Джума-мечеть
Ulitsa Dakhadayeva, 136, Makhachkala, Republic of Dagestan, Rusia, 367015
 

Mengenal Republik Dagestan

Dagestan secara tradisional merupakan wilayah berpenduduk muslim. Wilayah ini secara silih berganti penguasa dari Sasanit di abad ke 5, lalu jatuh ke kekuasaan Kristen, pindah tangan ke Persia tahun 664, lalu menjadi wilayah Islam kemudian lepas ke tangan Mogol tahun 1222 dan 1239, menyusul kemudian Timur Lang tahun 1389. Lalu menjadi kembali ke Persia tahun 1735 setelah bersekutu dengan Tsar Rusia, namun kemudian di caplok tsar Rusia tahun 1796.

Pemberontakan Muslim Imamat of Dagestan meletus melawan Tsar Rusia dipimpin oleh Ghazi Mohammed (1828–32), lalu Gamzat-bek (1832–34) and Shamil (1834–59) perang kaukasus ini berahir di tahun 1964 saat Shamil tertangkap. Dalam perang Rusia – Turki (1877-1878) Dagestan dan Chechnya bergabung dengan Turki untuk bersama sama melawan Kekaisaran Rusia. (Perang di Chechnya sendiri terus berlanjut hingga abad ke 20).

Masjid Agung Makhachkala, Republik Dagestan, Federasi Rusia

Setelah revolusi Bolshevik, Khekhalifahan Usmani di Turki memerdekaan Azerbaijan dan Dagestan. Dua wilayah itu membentuk republik bersama dengan nama Mountainous Republic of the Northern Caucasus Namun setelah perang selama lebih dari tiga tahun republik baru itu kalah perang dengan kaum Bolsheviks, dan pada tanggal 20 Januari 1921 menjadi bagian dari Uni Soviet dengan nama  Dagestan Autonomous Soviet Socialist Republic. Namun Stalin mengabaikan daerah itu, industrialisasi tak sampai kesana menjadikan republik ini sebagai republik termiskin di Uni Soviet kala itu.

Di awal tahun 1980-an sebagaimana tetangganya di Georgia, Azerbaijan dan Chechnya, nasionalisme Dagestan pun bangkit meski tak stabil sebagai akibat dari kawasan ini memang multi etnis, ditambah lagi sejarah penyatuan kawasan ini dalam satu bentuk negara terbilang cukup singkat. Elit politik Dagestan kebanyakan dipegang oleh etnis Avar, Dargin dan Rusia. Menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang tidak stabil hingga hari ini.

Masjid Agung Makhachkala, Republik Dagestan, Federasi Rusia.)

Gerakan gerakan islam beberapa diantaranya sangat moderat sementara lainnya membentuk partai partai politik Islam yang kemudian dilarang oleh pemerintah di awal 1980-an. Uni Soviet bubar pada 26 Desember 1991. Tahun 1999 Dagestan sempat di invasi oleh Chechnya di bawah pimpinan Shamil Basayev dan Ibnu Al-Khattab, dalam usaha mendirikan Negara islam Dagestan Merdeka. Namun usaha tersebut kandas setelah serbuan pasukan Rusia yang datang membebaskan wilayah ini memaksan pasukan Shamil Bazayev kembali ke Chechnya, sampai kemudian tewas disana dalam serbuan pasukan Rusia ke Grosny (ibukota Chechnya) di bulan Februari 2000.

Tentang Masjid Makhachkala

Situs resmi masjid Masjid Makhachkala menyebut masjid megah ini sebagai “Mutiara dari ibu kota Dagestan”, dan situs tersebut memilih menggunakan nama Central Jami Mosque untuk menyebut nama masjid ini. Pertama kali dibangun dengan dana dari donasi dari Turki di tahun 1996 untuk menampung 5000-7000 jemaah. Sampai bulan Mei 1998 perwakilan dari Turki secara formal menjadi Imam di masjid ini. Badan agama Islam Dagestan secara aktif berhubungan dengan Turki dengan mediasi dari seorang pensiunan Jenderal Angkatan Darat Turki dan keturunan imigran dagestas, Mahdi Pasha Sungurov. Bersama saudaranya beliau juga yang menjadi pengawas lapangan pelaksanaan pembangunan masjid ini.

Jemaah sholat Jum’at di Masjid Agung Makhachkala.

Dalam perkembangannya masjid ini menjadi begitu kecil untuk dapat menampung membludaknya jamaah terutama di sholat Jum’at, apalagi di sholat sunnah dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Maka proses rekonstruksi pun dilaksanakan pada tahun 2004 hingga 2007 dengan dana swadaya jemaah masjid. Sebagaimana dijelaskan Imam Masjid Agung Makhachkala, Magomedrasul Saaduev, Rekonstruksi tersebut juga memperbaiki dan menambah fitur disekitar masjid dan mengganti karpet di dalam masjid ini.

Proses rekonstruksi dilaksanakan sejak tahun 2005 untuk menampung jemaah yang sudah membludak hingga 15000 orang. Pada bulan Juli 2007 perluasan masjid selesai dilaksanakan dengan menghabiskan dana lebih dari 25 juta Rubel Rusia. Dana tersebut digunakan untuk pendanaan proyek, pembelian material bangunan termasuk membayar gajih pekerja dan pengelola masjid. Tokoh masyarakat Turki dan para penyumbang dari dalam dan luar negeri turut berkontribusi dalam proses pendanaan tersebut. Sebagai contoh nya adalah karpet yang terhampar luas di dalam masjid ini dibeli oleh Muscovite Ziyavdinom Magomedov yang merupakan saudara dari Magomed Magomedov (senator dari wilayah Smolensk). Beliau bahkan siap mendanai pembangunan gymnasium bagi mahasiswa islam dan jemaah masjid. Msjid ini berhasil menggalang dana cukup besar. Dari zakat saja mencapai jutaan Rubel Rusia.

Kerumunan jamaah di depan Masjid Agung Makhachkala.

Arsitektural Masjid Agung Makhachkala

Pembangunan Masjid Agung Makhachkala ini di rancang dan di danai oleh pemerintah Turki, wajar bila arsitektural masjid ini seratus persen bergaya Turki. Turki, sebagai negeri tempat bertahtanya khalifah Islamiyah terahir itu, memang terkenal dengan keindahan dan kemegahan karya arsitektur masjid masjid nya yang dibangun dengan gaya yang sangat khas. Seperti disebutkan di awal tulisan ini bahwa Masjid Agung Makhachkala dibangun dengan meniru Masjid Sultan Ahmed di kota Istanbul, Turki.

Bila anda membaca artikel Masjid Akhmad Kadyrov Grozny, anda akan menemukan bahwa, Masjid Agung Makhachkala bukanlah satu satunya masjid di kawasan Kaukasus yang dibangun dalam gaya Turki, Masjid Akhmad Kadyrov di kota Grozny Republik Chechnya itu juga dibangun dengan meniru masjid megah di Istanbul, Turki. 

menjelang masgrib di Masjid Agung Makhachkala

Arsitektural masjid masjid Turki langsung dapat dikenali dari bentuk menaranya yang bundar, dibuat seramping rampingnya namun tinggi menjulang dengan ujung yang lancip, seperti sebatang pensil yang di didirikan dengan bagian runcingnya menghadap ke atas. Masjid Agung Makhachkala dilengkapi dengan dua menara tinggi di sisi depan masjid. Atap masjid di lengkapi dengan kubah utama berukuran besar yang dikelilingi kubah kubah kecil. Itu ciri kedua arsitektural Masjid bergaya Turki.

Kubah utama Masjid Agung Makhachkala di kelilingi dengan 56 kubah kubah yang lebih kecil. Di bagian silinder kubah kubah kubahnya dilengkapi dengan rangkaian ventilasi yang dari kejauhan terlihat seperti jendela jendela kecil. Selain di kelilingi kubah kubah berukuran lebih kecil kubah utama juga di apit oleh menara menara yang berukuran kecil. Gaya masjid berarsitektur Turki merupakan perpaduan gaya bangunan klasik Eropa dengan seni Islam dan Turki menjadi satu kesatuan baru sebagai arsitektural masjid bergaya Turki yang memiliki ciri khas nya sendiri.

Menara kembar yang ramping dengan kubah utama dan kubah kecil bertingkat tingkat menjadi ciri khas Masjid Agung Makhachkala.

Bila masjid asli Indonesia memiliki atap limas bertingkat tingkat, maka Masjid Agung Makhachkala ini justru atap berkubahnya yang bertingkat tingkat, menghasilkan susunan kubah yang terlihat bertumpuk tumpuk. Sisi luar masing masing kubah di tutup dengan panel panel geometri warna putih susu. Dan tentu saja sudah menjadi ciri khas nya yang lain, di masing masing ujung kubah paling atas diletakkan lambang bulan sabit dengan lengkung sempurna menghadap ke atas.

Tembok sisi luar masjid dilapis dengan batu alam. Bukaan besar berlengkung mendominasi fasad depan masjid, memadukan material logam dengan kaca warna gelap. Permukaan lantai masjid yang ditinggikan menambah kesan megah dan kokoh pada bangunan masjid ini. seangkaian anak tangga mengantar kita ke pintu utama dari halaman depan. Sisi lain masjid ini juga di warnai dengan jendela jendela kaca berukuran besar khas bangunan Eropa.

Interior Masjid Agung Makhachkala.

Masuk ke dalam masjid kita akan menjumpai lampu gantung dalam ukuran sangat menggantung di ruang utama. Lengkungan lengkungan super besar diantara pilar pilar penyanggah mendominasi interior masjid. Kubah kubah besar masjid ini yang terlihat megah dari luar, tampak jauh lebih indah dilihat dari dalam. Bagian bawah kubah di hias dengan lukisan lukisan halus bentuk bentuk geometris aneka warna. Lukisan kaligrafi bertebaran dalam aneka bentuk.

Masjid Agung Makhachkala dibangun berlantai dua. Letaknya yang berada di tengah tengah keramaian kota Makhachkala membuatnya seakan menyembul diantara bangunan bangunan lain disekitarnya. Dominasi warna putih dari rangkaian kubahnya ditambah dua menara rampingnya yang tinggi membuat masjid ini benar benar terlihat kontras dengan bangunan bangunan lain disekitarnya.

Suasana jelang buka puasa bersama di depan Masjid Agung Makhachkala

Tradisi Buka Puasa Bersama di Masjid Agung Makhachkala

Sudah menjadi tradisi tahunan yang diselenggarakan di masjid ini. Pengurus masjid menyelenggarakan acara buka puasa bersama (ifthar Jama’i). Menjelang waktu berbuka puasa halaman masjid ini di penuhi dengan meja meja makan yang disiapkan untuk jemaah berbuka puasa. Buka puasa di mulai dengan segelas air, kurma dan buah buahan segar lalu dilanjutkan dengan makan berat setelah sholat magrib berjamaah.

Acara buka puasa bersama ini rata rata di ikuti oleh 300 an jemaah, dengan sajian buka puasa dan makan malam yang disiapkan oleh para donatur. Buka puasa ini dihadiri oleh jemaah bersama para pengurus masjid berikut imam masjid, Imam Muhammad Rasul Saaduev ditambah dengan jemaah musafir. Buka puasa bersama ini kemudian dilanjutkan dengan sholat tarawih berjamaah.

Interior Masjid Agung Makhachkala

Interior Masjid Agung Makhachkala 
Interior Masjid Agung Makhachkala
Interior Masjid Agung Makhachkala 
sendiri di salah satu sudut Masjid Agung Makhachkala
Interior Masjid Agung Makhachkala

Panorama Masjid Agung Makhachkala

Masjid Agung Makhachkala 
Masjid Agung Makhachkala 
Masjid Agung Makhachkala 
Masjid Agung Makhachkala


1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA