Selasa, 12 Oktober 2010

Masjid Agung Damaskus, Syria

Masjid Agung Damaskus dari inner courtyard

Bangunan Masjid terbesar dan ber-menara pertama

Masjid Agung Damaskus atau lebih dikenal dengan nama masjid Umayyah, merupakan masjid terbesar pertama di dunia pada era nya, salah satu masjid tertua di bumi. Sultan Saladin atau Salahudin Al-Ayubi  yang terkenal itu juga dimakamkan di areal masjid ini di sebuah taman kecil dibagian utara masjid. Di dalam masjid ini juga terdapat satu makam yang dipercaya sebagai makam dari Nabi Yahya AS atau oleh kaum Nasrani dikenal dengan nama Johanes Sang Pembabtis (John the Baptist).

Masjid ini juga merupakan masjid pertama yang memiliki teknologi jam, sebuah jam matahari yang dibuat oleh Ala Al-Din Abu'l-Hasan Ali bin Ibrahim Ibn al-Shatir (1304 - 1375). Masjid Agung Damaskus terletak di kawasan jantung kota tua Damaskus, dujung pasar Hamidiyyah. Referensi koordinat : 33.511585° N, 36.306322° E.



Sejarah Masjid Agung Damaskus

Kota Damaskus dipercaya sebagai kota tertua yang secara terus menerus berpenghuni di dunia dan Masjid Agung Damaskus terletak di tempat yang dianggap tempat suci selama lebih dari 3000 tahun. Di tahun ke 1000 sebelum masehi, bangsa Aram (Aramaic, Aramain) sudah membangun kuil pemujaan terhadap Hadad dilokasi ini. Hadad dianggap sebagai dewa badai dan dewa petir.

 

Di awal abad pertama masehi bangsa Romawi menaklukkan kota ini dan mendirikan kuil Temenos, pemujaan untuk Jupiter diatas reruntuhan kuil Hadad bangsa Aram. Kuil besar yang dibangun oleh bangas Romawi ini berbentuk empat persegi panjang 385m x 305m dengan menara di ke empat pojoknya. Beberapa bagian kecil dari tembok kuil itu masih dipertahankan namun kuilnya sendiri sudah tidak tersisa.

Dalam denah kota tua Damaskus ini, Masjid Agung Damaskusberada di paling ujung kiri atas

Dipenghujung abad ke empat masehi kuil Jupiter menjadi tempat suci bagi ummat Nasrani. Kuil Jupiter diruntuhkan dan berganti dengan sebuah gereja yang didedikasikan kepada Johanes Sang Pembabtis. Gereja tersebut dipercaya sebagai tempat suci dimana dimakamkan kepala dari Johanes Sang Pembabtis, menjadikan gereja tersebut sebagai tempat ziarah penting di masa Romawi Timur (Bizantium).

Masa kekuasaan Islam sampai ke kota Damskus pada tahun 14 Hijriyah (653 M). Ketika panglima Islam Khalid bin Walid memasuki kota Damaskus dari Bab Syarqi (gerbang timur) dan Amru bin Ash memasuki kota Damaskus dari Bab Touma (Thomas Gate). Sementara pasukan Islam di bawah komando Sharbabil lewat Bab Faradis (Orchards Gate), Abu Ubaudah lewat Bab Al-Jabiyah (Water Through Gate) dan Yazid bin Abi Sofyan lewat Bab Shaghir (small Gate).

Makam Nabi Yahya atau oleh Ummat Nasrani dipanggil sebagai Johanes Sang Pembabtis / John The Baptist

Sejak Islam masuk ke Damaskus umat Islam dan Kristen bersepakat untuk membagi tempat ibadah tersebut menjadi dua bagian, sebelah timur Masjid dan sebelah barat Gereja. Beribadah secara bersama-sama dalam suatu tempat yang hanya dipisahkan oleh dinding pemisah. Umat Islam mengumandangkan azan, sedangkan umat Kristen membunyikan lonceng. Hal tersebut berlangsung kurang lebih 70 tahun atau sampai tahun 705 M.

Hingga suatu ketika Khalifah Al Walid bin Abdul Malik menganggap perlu untuk membangun Masjid yang megah sesuai dengan kebutuhan kaum Muslim dan pemerintahan Islam waktu itu. Berdasarkan hasil musyawarah antara kedua belah pihak (Islam dan Kristen) maka sebagai gantinya Khalifah mengizinkan dibangunnya gereja-geraja di daerah Bab Touma (Thomas Gate) dan sekitarnya. Dalam masa sekitar 10 tahun berdirilah Masjid Agung Damaskus yang besar dan megah dengan ukuran panjang 150 m dan lebar 100 m. Saat itu Damaskus sudah menjadi kota terpenting di timur tengah dan ibukota kekhalifahan Islam dibawah Bani Umayyah.

Mimbar masjid Agung Damarkus

Arsitektur Masjid Agung Damaskus

Masjid Agung Damaskus dibangun begitu megah menjadikannya sebagai masjid terbesar pada masanya. Pembangunannya melibatkan para pengukir dan pemahat Koptik, Persia, India dan Bizantium. Komplek Masjid Agung Damaskus terdiri dari ruang sholat utama, ditambah dengan halaman tengah yang dapat menampung ratusan jemaah sekaligus. Tata letak masjid merujuk kepada bangunan masjid Nabawi di Madinah.

Sementara ruang sholat ke tiga sepanjang 160 meter bagian plafon nya dilapisi dengan kayu berukir, di dukung dengan tiang tiang kolom dari reruntuhan bangunan kuil Romawi di sekitar area tersebut termasuk dari gereja Maria di Antiok. Fasad dari halaman dan arkade nya di tutup dengan warna marbel, mozaik dari kaca dan lapisan emas. Masjid ini mungkin merupakan masjid dengan mozaik berlapis emas terbesar di dunia. Dengan lebih dari 400 meter persegi mozaik berlapis emas. Sementara menara masjid ini didirikan tak jauh dari bekas menara kuil Temenos Romawi.

Mihrab Masjid Agung Damaskus

Menurut beberapa sumber, masjid Agung Damaskus ini adalah masjid pertama di dunia yang memiliki bangunan menara secara permanen dan menjadikannya sebagai bagian dari arsitektur Masjid. Dan perkembangan selanjutnya bangunan menara yang awalnya bukanlah merupakan tradisi Islam itu telah menjadi sesuatu yang identik dengan bangunan masjid. Dan telah menjadi suatu kebutuhan dan menjadi arsitektur Islam yang tak terpisahkan dari setiap bangunan masjid.

Masjid Agung Damaskus sudah beberapa kali mengalami renovasi dan perbaikan karena kebakaran, tahun 1069, 1401 dan 1893. panel marbel dari tahun 1893 dianggap telah merusak mozaik awal masjid tersebut. Meskipun demikian beberapa mozaik asli dari abad ke 8M masih dapat dilihat di masjid ini. Tahun 1340 dan 1488 Khalifah Khalid bin Walid merekonstruksi menara di sudut tenggara masjid yang disebut sebagai menara Isa Almasih. Menara yang dipercaya dan disebutkan dalam sebuah hadis bahwa dari menara itulah Nabi Isa Almasih AS akan turun kembali dunia di ahir zaman untuk menumpas Da’jal Laknatullah. 

Didalam kotak ini Yazid Bin Muawiyah menyimpan kepada Husein Bin Ali setelah peristiwa Karbala lalu ditempatkan di dalam Masjid Agung Damaskus, 

Yang Istimewa dari Masjid Agung Damaskus

Seperti disebutkan sebelumnya di dalam komplek masjid ini dimakamkan Panglima Islam, Salahuddin Al-Ayubi, beliau di tahun 1167 bersama pasukan perangnya membebaskan Palestina dan Masjidil Aqso dari pasukan salib. Salahuddin AL Ayubi adalah panglima Islam dari suku Kurdi, dilahirkan di Takrit (saat ini masuk dalam wilayah Irak) tahun 1137.

Di Dalam Masjid Ini juga terdapat makam Nabi Yahya AS putra dari Nabi Zakaria. Nabi Yahya oleh ummat Nasrani disebut sebagai Johanes Sang Pembabtis. Menjadikan masjid ini tidak hanya ramai di kunjungi oleh Ummat Islam tapi juga oleh Ummat Nasrani yang hendak berziarah ke Makam tersebut. Tercatat di tahun 2001 yang lalu (Alm) Paus Paulus Johanes II, pimpinan tertinggi ummat Katolik Roma berkunjung ke Masjid Agung Damaskus untuk berziarah. Disebutkan bahwa jenazah Nabi Yahya ditemukan di bawah reruntuhan gereja ketika proses pembangunan masjid berlangsung.

Menara Al-Masih, dipercaya sebagai menara putih yang disebutkan oleh Rasullalloh SAW dalam hadistnya tentang Da'jal

Masjid ini juga menjadi saksi sejarah menyakitkan bagi ummat Islam, ketika Khalifah Bani Umayyah di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah memerintahkan untuk membunuh Imam Husein Bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dan terjadilah pembantaian di daerah Karbala (Irak) oleh pasukan Yazid terhadap Imam Husein bin Ali dan keluarga serta pengikutnya di Karbala. Husein bin Ali dipenggal oleh pasukan bayaran Yazid, kepalanya di bawa ke Damaskus dan kemudian di pamerkan dalam peti kaca di Masjid Damaskus oleh Yazid.

Salah satu menara masjid ini yang dibangun kembali oleh Khalifah Khalid Bin Walid dipercaya sebagai menara putih tempat turunnya Nabi Isa AS di ahir zaman sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist Rasullullah SAW.  Shahih Muslim, Kita Al-Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Dzikr Ad-Dajjal 18:67-68 “Aus bin Aus Ats-Tsaqafi meriwatkan bahwa Rasulullah shalallhu 'alaihi wasallam bersabda, "'Isa bin Maryam akan turun di Menara Putih sebelah timur Kota Damaskus." Cukup menarik minat para peziarah ke masjid ini.


Foto Sekitar Masjid Agung Damaskus

Bangunan makam Salahuddin Al-Ayubi di dalam komplek Masjid Agung Damaskus
Makam Salahuddin Al-Ayubi yang berada di dalam bangunan seperti tampak pada foto sebelumnya
Menara yang terlihat di latar belakang itu disebut menara pengantin
Kubah Perbendaharaan

6 komentar:

  1. mungkinkah punya kesempatan ksana?

    BalasHapus
  2. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ saya pernah mimpi. Ke mesjid ini,yg notabenne saya sblm nya gak tau tentang atikel ini. Tanpa sengaja saya buka blog ini, subhanaalah mahasuci allah .

    BalasHapus
  3. 2 agama berbeda bisa berdoa bersama dalam satu atap ,benar" sebuah keindahan yah,

    BalasHapus
  4. Ꮤhen sοmeone writes an paragraph һе/shе retains the
    image of a usеr in hіs/hеr mind tһat how a user can knoѡ it.
    So that's why this piece of writing іs amazing. Ꭲhanks!

    BalasHapus
  5. Heya i'm for the first time here. I found this board and I find It really useful & it helped me out
    a lot. I hope to give something back and help others like you
    aided me.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA