Minggu, 25 Agustus 2019

Lekki Central Mosque - Nigeria

Aerial view Lekki Central Mosque (foto IG @ekolawanaija)

The Lekki Central Mosque atau Masjid Sentral Lekki adalah salah satu masjid megah di Nigeria, lokasinya berada di kota Lekki, wilayah Negara bagian Lagos, di sebelah tenggara pusat kota Lagos, ibukota Nigeria. Sebagai kota penyanggah ibukota, Lekki sedang berkembang pesar dengan segala proyek pembangunannya termasuk pembangunan bandara dan pelabuhan laut internasional untuk menjadikan kota ini sebagai "Blue-Green Environment City". Lekki dulu nya terkenal sebagai daerah kumuh, tumbuh menjadi kota modern dengan penduduk diatas 400 ribu jiwa dan disiapkan untuk menampung hingga 3,5 juta warga. 

Masjid Sentral Lekki merupakan pusat Islam paling inspiratif dan terkemuka di Nigeria, berdiri di wilayah dengan penduduk mayoritas muslim. Lokasinya berada di Jalan Hakeem Dickson No. 81A, Skema 1 Lekki. Masjid ini tidak saja menjadi pusat kegiatan spiritual, tetapi juga menjadi “benteng pembelajaran” di mana berbagai kegiatan akademis dan ilmiah berlangsung setiap hari. Karena perannya yang cukup besar, Masjid Sentral Lekki ini menjadi masjid yang paling dikenal di wilayah Lekki.

Lekki Central Mosque
81a Hakeem Dickson, Lekki, Lagos, Nigeria
Tel: +2348138879937, +2348033202212, +2348034001101, +2348033005300.





Masjid pertama di Lagos 

Leeki Central Mosque merupakan bangunan masjid pertama yang dibangun sejak awal sebagai masjid dan dibuka untuk umum di wilayah Negara bagian Lagos. Berdiri megah di atas lahan seluas 1,3 hektar. Ruang utama masjidnya mampu menampung 2000 jemaah sekaligus, sedangkan area tambahan nya sendiri dapat menampung hingga 5000 jemaah. 

Selain itu masjid ini dilengkapi dengan 15 ruang kelas madrasah, perpustakaan dengan 2000 lebih buku dan buku elektronik, ruang berwudhu, aula serbaguna berkapasitas 1000 orang, 3 bangunan tempat tinggal imam dan tamu, 2 bangunan untuk pengurus masjid serta perkantoran pengelola masjid. 

Sunset at Lekki Central Mosque (IG @pablodexera)

Lekki Central Mosque adalah property dari organsasi Islam Lekki Muslim Ummah (LEMU), organisasi ini juga yang mengelola masjid dengan sistem manajemen yang cukup baik. Pihak pengelola juga bekerjasama dengan masjid masjid dan organisasi Islam lainnya di kota tersebut. Setidaknya 5000 jemaah mengunjungi masjid ini setiap pecan baik untuk melaksanakan sholat ataupun untuk menuntut ilmu di masjid ini. Dipimpin oleh Imam, Sheikh Ridwan Jamiu, Masjid Sentral Lekki menyelenggarakan aktivitas peribadatan, pernikahan, konsultasi agama hingga masalah keluarga dan hubungan kemasyarakatan. 

Sejarah Masjid Sentral Lekki 

Sejarah berdirinya masjid ini dimulai tahun 1999 ketika Abdul Fattah Adeyinka Olajide mulai menetap di wilayah pemukiman Lekki Skema 1, saat itu beliau tidak menemukan satupun masjid ataupun tempat yang memungkinkan ummat Islam berinteraksi sosial. Beliau kemudian menemui otoritas pengembangan kota baru Lekki (NTDA) untuk mempertanyakan hal tersebut. Dari pertemuan tersebut diketahui bahwa pihak NTDA telah menyediakan satu plot lahan untuk pembangunan tempat ibadah termasuk lahan untuk masjid dan Gereja Katholik dan Anglikan.

Black white of Lekki Central Mosque

Berbekal informasi tersebut beliau langsung menghubungi Kantor Biro Peranahan Negara di Lagos dan mendapatkan informasi bahwa, pemerintah tidak dapat memberikan lahan untuk pembangunan masjid kepada individu tertentu kecuali kepada organisasi keagamaan yang sudah diakui pemerintah. Tidak ada pilihan lain selain segera membentuk organisasi Islam di Lekki dan kemudian terbentuklah The Lekki Muslim Ummah (LEMU) sebagai organisasi yang memayungi berbagai organisasi Islam di wilayah semenanjung Lekki, di bulan Juli 1999. 

Tujuan utama berdirinya organisasi ini untuk mendakwahkan Islam sesuai dengan Al-Qur’an Sunnah, menyatukan ummat Islam, menyelaraskan saling pengertian antara ummat Islam dan komunitas lainnya. Dan tentu saja sebagai bagian dari rencana untuk segera mendirikan Masjid dan pusat aktivitas Islam di wilayah tersebut. 

Interior Lekki Central Mosque

Perjuangan tokoh tokoh awal pendiri organisasi dan masjid Sentral Lekki ini cukup mengharukan, bagaimana mereka harus mendatangi satu persatu rumah rumah yang ada di kawasan kota Baru Lekki untuk menanyakan apakah mereka muslim dan mengajak mereka bergabung dalam organisasi Islam. Bahkan kantor pertama organisasi ini menempati rumah salah satu Jemaah yang baru saling kenal selama beberapa tahun sampai ahirnya masjid Sentral Lekki benar benar berdiri. 

Dua tahun setelah organisasi berdiri, muslim Lekki belum juga kunjung mendapatkan izin resmi dan penyerahan lahan yang dialokasikan untuk mendirikan masjid. Sembari menunggu proses nya berjalan, di tahun 2001 didirikanlah masjid sementara di lokasi yang ditunjuk, sebuah bangunan masjid yang dibangun dari kayu semi permanen, dengan sumber pendanaan dari Alhaja Rabi Usman. Di bulan Agustus 2001 untuk pertama kalinya masjd sementara tersebut digunakan untuk sholat Jum’at berjamaah. ***


Baca Juga


Sabtu, 24 Agustus 2019

Masjid Masjid Megah di Filipina (Bagian-2)

Lima masjid Megah di Filipina.

Di postingan sebelumnya sudah ditampilkan ulasan singkat lima masjid masjid megah di Filipina mulai dari masjid terbesar, tertua, hingga masjid nasional di Filipina. Berikut ini lima masjid masjid megah lainnya di Filipina beserta ulasan singkatnya. Lumayan buat nambahin daftar kunjungan kamu bila berencana berkunjung ke Negara tetangga kita yang lokasinya berada sebelah utara provinsi Sulawesi Utara itu.

Bekunjung ke Filipina tidak perlu pakai Visa lho, karena sesama anggota Negara Asean, warganya memang bebas saling mengunjungi tanpa harus mengurus Visa, tapi kamu tetap harus punya passport dan ongkosnya ya J Oh iya, kamu jangan heran bila nama nama desa dan kota di Filipina bagian selatan seperti nama nama orang, itu memang nama tokoh masyarakat di masa lalu yang kemudian diabadikan sebagai nama desa atau nama kota disana. Selamat membaca semoga bermanfaat.

Masjid Tulay - Jolo, Masjid Terbesar di Provinsi Sulu

Masjid Tulay atau Tulay Mosque di Kota Jolo merupakan masjid terbesar di provinsi Sulu. (orriginal photo source)


Masjid Tulai merupakan masjid terbesar di Kota Jolo sekaligus terbesar di Provinsi Sulu, Filipina. Bangunan masjid yang begitu megah ini tampak mendominasi wajah kota Jolo saat dipandang dari arah laut dan menjadi landmark kota Jolo. Bangunan masjid ini dibangun dengan kubah besar dan empat menara di ke empat penjuru bangunannya dengan dominasi warna kuning dan putih.

Kapasitas masjid ini dapat menampung hingga 5000 jemaah sekaligus, dibangun pertama kali tahun 1884 kemudian hancur dalam perang di tahun 1974 dan dibangun ulang di tahun 2001 dengan dana US$2 juta dolar sumbangan dari Yayasan Sheik Zayed Al-Nahyan, Uni Emirat Arab. Kota Jolo merupakan salah satu kota dengan penduduk mayoritas Muslim di Filipina. Sekitar 90% penduduknya merupakan pemeluk agama Islam.

Masjid Al-Nasser Abpi (White Mosque) Datu Odin Sinsuat

Masjid Al-Naseer Abpi atau lebih dikenal sebagai White Mosque di Kota Datu Odin Sinsuat, ptovinsi Manguindanao, Filipina (foto asli dari gmap)


Masjid Al-Nasser Abpi atau lebih dikenal sebagai The White Mosque karena warnanya yang didominasi warna putih, adalah masjid megah di desa Barangay, Kota Datu Odin Sinsuat, provinsi Manguindanao, Filipina. Masjid putih ini menjadi salah satu destinasi wisata pavorit di kota Dato Odin Sinsuat. Warna putih yang digunakan untuk masjid ini adalah filosofi dari kesucian dan kemurnian, bukankah kesucian adalah salah satu prasyarat utama untuk melaksanakan ibadah.

The White Mosque Datu Odin Sinsuat ini dibangun dengan arsitektur modern lengkap dengan kubah besar di atap masjid di apit oleh beberapa kubah berukuran lebih kecil dalam bentuk dan warna yang senada, dan sepasang menara tinggi mengapit sisi depan bangunan masjid. Sedikit sentuhan warna emas pada beberapa bagian sebagai aksen memperindah tampilan-nya.

Masjid Dimaukom, Datu Saudi-Ampatuan, Maguindanao, Filipina

Masjid Dimaukon atau lebih dikenal sebagai Pink Mosque di kota Datu Saudi Angpatuan, di provinsi Manguindanao, Filipina. Masjid ini begitu populer karena warna dan arsitekturnya yang menawan da kamu bisa temukan foto foto masjid ini bersilweran di gmpa dan berbagai jaringan media sosial.


Masjid Dimaukom atau Masjid Pink (Pink Mosque) adalah masjid yang berdiri di kota Datu Saudi Ampatuan, Provinsi Maguindanao, Filipina. Namanya sesuai dengan nama pendiri masjid, Samsudin Dimaukom yang juga merupakan wali kota Datu Saudi Ampatuan. Warna pink-nya melambangkan persatuan dan persaudaraan antar-iman, mengingat pengerjaan masjid ini dilakukan oleh para pekerja Kristen. Masjid ini dibuka bertepatan dengan bulan suci Romadhon tahun 2014.

Tak hanya bangunan masjidnya, namun seluruh bangunan lainnya di dalam komplek masjid ini juga di cat dengan warna pink yang menyala terang, termasuk pagar keliling masjid beserta dengan gerbang besarnya yang bertuliskan “ahlan wa sahlan, Masjid Dimaukom”. 

Masjid Hja Sitti Raya, Talipao, Sulu

Masjid Hajah Siti Raya, salah satu masjid yang begitu menarik hati di Filipina bagian selatan. Nama masjid ini memang mengabadikan nama pembangunnya yang pernah menjadi walikota di Talipao. (orriginal photo source).


Masjid Hja Sitti Raya di bangun oleh (mantan) walikota Talipao, Sitti Raya Tulawei untuk masyarakat muslim kota Talipao, masjid ini dikenal sebagai salah satu masjid paling cantik di Filipina, dan kini menjadi salah satu destinasi wisata. Lokasi masjid ini berada di Desa Bilaan (Bilaan Poblacion), kota Talipao, Provinsi Sulu di koordinat 5.976268, 121.113464 (5°58'34.6"N 121°06'48.5"E).

Talipao adalah salah satu kota di Filipina dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Di kota ini berdiri replika Istana Sultan Sulu, Astana Darul Jambangan di dalam taman kota yang cukup menarik perhatian wisatawan. Masjid dengan warna dasar putih beraksen biru ini dilengkapi dengan satu menara dan beberapa kubah warna emas yang terang benderang di atap masjid dan dipuncak menaranya.

Masjid Taluksangay Zamboanga City, Tertua di wilayah Barat Mindanao

Ciri khas Masjid di Taluksangay ini adalah kubah kubahnya yang bewarna merah menyala. kamu dapat temukan foto masjid ini gmaps maupun di berbagai aplikasi jejaring sosial.


Masjid Taluksangai adalah masjid tertua di wilayah barat pulau Mindanao. Pertama kali dibangun tahun 1885 di desa Barangay, kota Taluksangai, provinsi Zamboaga, Filipina. Masjid Taluksangai dibangun oleh Hadji Abdullah Maas Nuno dan menjadi pusat penyebaran Islam pertama di semenanjung Zamboaga.

Sejak itu ulama ulama Islam dari semenanjung Arabia, India, Malaysia, Indonesia berdatangan ke desa itu. Utusan Khalifah di Istanbul (Sheik Al Islam) sempat berkunjung ke desa ini ditahun 1914. Penduduk Taluksangai merupakan pemeluk agama Islam, mereka dikenal sebagai keturunan dari Sama Banguingui yang di cap sejarah sebagai bajak lautnya Asia Tenggara.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Minggu, 18 Agustus 2019

Masjid Masjid Megah di Filipina

Lima Masjid Megah di Filipina.

Merujuk kepada data Pew Research Center tahun 2000 menunjukkan bahwa 11% dari penduduk Filipina menganut Agama Islam, sedangkan mayoritas penduduknya memeluk agama Katholik Roma. Filipina juga memiliki masjid masjid indah dan megah, sebagian besar tersebar di daerah selatan yang memang penduduknya mayoritas beragama Islam. Masjid Pertama di Filipina dibangun pada 1380 oleh Syeikh Karimul Makhdum di pulau Simunul.

Masjid masjid lainnya bermunculan setelah itu. Berikut ini beberapa masjid masjid megah di Filipina yang kami rangkum dari berbagai sumber. Lumayan buat rujukan ataupun menambah ittenary list kamu bila kamu berencana berkunjung kesana. Jangan lupa kamu juga bisa bergabung dengan kami instagram @masjidinfo dan @masjidinfo.id atau mengikuti setiap posting blog ini dengan bergabung sebagai follower. Berikut, masjid masjid dimaksud.

Masjid Al-Dahab Manila, Masjid Nasional Filipina

Masjid Al-Dahab / The Golden Mosque / Quiapo Mosque, Manila.


Al-Dahab berasal dari bahasa Arab yang berarti emas, merujuk kepada kubah masjid ini yang bewarna emas. Di gmap ditandai dengan nama Manila Golden Mosque And Cultural Center, merupakan masjid Nasional Filipina. Uniknya pembangunan masjid ini terkait dengan rencana kunjungan presiden Libya, (alm) Muammar Khadaffi di tahun 1976 pada masa Filipina dibawah pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos. Tak tanggung tanggung, pembangunan masjid ini bahkan diawasi langsung oleh ibu Negara, Imelda Marcos. Namun, ketika masjid sudah selesai dibangun, Muammar Khadafi batal berkunjung ke Filipina karena sesuatu hal.

Masjid Al-Dahab yang berada di kawasan Quiapo, metro Manila ini juga seringkali disebut dengan Masjid Quiapo merujuk kepada nama tempatnya berdiri, atau dalam bahasa inggris disebut Golden Mosque merujuk kepada kubah emasnya, kini menjadi salah satu objek wisata menarik di kota Manila, sekaligus juga sebagai masjid terbesar di ibukota Filipina.

Masjid Shiek Karimul Makdum, Masjid Pertama di Filipina

Masjid Syeikh Karimul Makdum, Masjid pertama dan tertua di Filipina 


Masjid Shiek Karimul Makdum atau juga biasa disebut masjid Sheik Karim al Makdum, merupakan masjid pertama dan tertua di Filipina bahkan lebih tua dari Gereja Katholik manapun yang ada di Filipina. Pertama kali dibangun tahun 1380 oleh Sheikh Karim Al Makdum, seorang mubaligh dari arab yang pertama kali membawa risalah Islam ke Filipina. Masjid ini sudah ditetapkan sebagai Landmark Sejarah Nasional oleh Komisi Sejarah Nasional Filipina. Tempat Masjid ini dibangun juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Nasional.

Masjid ini berada di pulau Simunul, Provinsi Tawi Tawi, Filipina di koordinat 4.896597, 119.850209 (4°53'47.8"N 119°51'00.8"E). Bangunan asli masjid ini sebenarnya sudah tidak ada lagi sudah berganti dengan sebuah bangunan masjid modern, namun beberapa bagian dari bangunan sebelumnya masih dilestarikan termasuk bekas empat sokoguru dari kayu bundar berukuran besar, sampai kini masih dipertahankan di dalam masjid sebagai bagian dari warisan sejarah.

Masjid Sultan Haji Hasanal Bolqiah Cotabato, Terbesar di Filipina

Masjid Sultan Haji Hasanal Bolkiah, Masjid terbesar di Filipina.


Sesuai dengan namanya Masjid Sultan Haji Hasanal Bolkiah atau Cotabato Grand Mosque ini memang dibangun oleh Sultan Brunei Darussalam sebagai hadiah untuk muslim Filipina. Dengan ukuran dan bangunannya yang begitu megah, masjid ini merupakan masjid terbesar di Filipina, dengan daya tampung hingga 15.000 jemaah sekaligus.

Lokasinya berada di Tamontaka Bubong Road, Cotabato City, Maguindanao, Filipina, di titik koordinat 7.202330, 124.165133 (7°12'08.4"N 124°09'54.5"E). Bangunan masjidnya terkenal dengan kubah kubahnya yang berlapis emas serta menara menaranya yang tinggi menjulang 40 meter. Luas masjid ini mencapai 5000 meter persegi, berdiri di atas lahan seluas lima hektar dibangun dengan biaya mencapai US40 juta dolar Amerika.

Masjid Kapunan, Masjid Terbesar di Provinsi Tawi Tawi

Masjid Kapunan, Masjid terbesar di Tawi Tawi


Tampak begitu megah dari arah laut dengan kubah bewarna ke-emasan dan dua menara-nya yang menjulang disisi kiri dan kanan sisi depan masjidnya, Masjid Kapunan adalah masjid terbesar di wilayah provinsi Tawi Tawi. Masjid ini berada di Desa Bato-Bato, daerah kota Panglima Sugala, Provinsi Tawi-Tawi, Filipina, di titik koordinat 5.072494, 119.884032 (5°04'21.0"N 119°53'02.5"E). Masjid Kapunan juga seringkali disebut dengan nama Masjid Panglima Sugala, merujuk kepada tempatnya berada.

Sebenarnya masjid ini berdiri di tepi pantai, namun ada begitu banyak bangunan rumah rumah penduduk yang dibangun di atas air di lepas pantainya sehingga seolah berada jauh di daratan. Dua menara masjid Kapunan ini merupakan bangunan tertinggi di kawasan tersebut. Kota Panglima Sugala ini dulunya merupakan ibukota provinsi Tawi Tawi sebelum kemudian dipindahkan ke Kota Bongao.

Bacolod Grande Grand Mosque, Masjid Pertama di Provinsi Lanao Del Sur

Masjid Bacolod Grande Grand Mosque, Masjid pertama di Lanao Del Sur 


Bacolod Gande Grand Mosque berada di Desa Bacolod Grande, Kota Bacolod-Kalawi, Provinsi Lanao del Sur, Filipina, di titik koordinat 7.854812, 124.139313 (7°51'17.3"N 124°08'21.5"E). Masjid ini berdiri anggun di tepian danau Lanao salah satu Danau di pulau Mindanao di selatan Filipina. Sampai dengan tahun 1900-an masjid bewarna hijau ini dikenal sebagai Mekahnya Lanao De Sul.

Yang paling menarik dari Provinsi Lanao Del Sur tempat masjid ini berada adalah ibukotanya yang berada di “Kota Islam Marawi”. Disebut kota Islam karena kota ini sampai sekarang masih merupakan sebuah “Kerajaan Islam” yang dipimpin oleh seorang Sultan yang menjabat resmi sebagai Walikota. Kota Marawi juga berada di tepian danau Lanao, danau yang sama tempat Masjid Bacolod  Grande ini berada ditepian-nya. (Insya Allah bersambung).

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga



Sabtu, 17 Agustus 2019

Masjid Sultan Abdulhamid II Djibouti; Terbesar di Afrika Timur

Masjid Sultan Abdul Hamid II, dibangun oleh pemerintah Turki di Djibouti sebagai hadiah dari Turki untuk Djibouti.

Hadiah Turki Untuk Djibouti

Pemerintah Turki melalui yayasan Diyanet telah membangun sebuah masjid bergaya Usmani kota Djobouti, ibukota Djibouti. Masjid berkapasitas hingga 5000 jemaah itu disebut sebut sebagai masjid terbesar di Djibouti dan terbesar di kawasan Afrika Timur. Masjid tersebut merupakan hadiah dari rakyat Turki untuk rakyat Djibouti. Masjid tersebut diberi nama Masjid Sultan Sultan Abdülhamid II.

Masjid megah itu dibangun kawasan super elite di kota Djibouti, kawasan pusat bisnis dan pemerintahan yang dibangun diatas lahan reklamasi di tepian pantai barat semenanjung Djibouti menghadap ke Teluk Tadjoura, Samudera Hindia. Masjid ini dibangun tak jauh dari komplek Istana kepresidenan Djibouti yang berada di sebelah utaranya terpisah oleh sebuah kanal buatan, dan berseberangan dengan komplek Djibouti Tower yang berada di sisi baratnya.


Pembangunan masjid ini dimulai tahun 2017 dan diresmikan pada bulan Februari 2019. Pembangunannya bermula dari pidato presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, di dewan nasional Djibouti pada 24 Januari 2015 dan beliau menjanjikan akan membangun sebuah masjid untuk rakyat Djibouti sebagai hadiah dari rakyat Turki.

Dibangun dalam gaya masjid Usmani (ottoman), meniru bentuk dari Masjid Sultan Ahmad atau Masjid Biru di Istanbul, dilengkapi dengan sepasang menara lancip yang mejulang mengapit bangunan masjid, kubah kubah besar bertengger di atap masjid, serta pelataran tengah yang dikelilingi oleh selasar sebagaimana layaknya masjid masjid klasik khas Usmaniah.

Berlatar belakang Samudera Hindia, Masjid Sultan Hamid II Djibouti dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk komplek sekolah Islam.

Bangunan masjid ini tampak begitu megah berdiri diatas lahan seluas 10 hektar berlatar belakang pemandangan laut Samudera Hindia, sedangkan bangunan masjidnya sendiri seluas 2,360 m². Masjid ini juga dilengkapi dengan area hijau, komplek sekolah dan fasilitas penunjangnya, gedung serbaguna, perpustakaan, pancuran air, tempat wudhu serta fasilitas sosial.

Sepaang menara masjid ini masing masing setinggi 45 meter, kubah besar di atap masjid diapit oleh delapan kubah berukuran lebih kecil dengan warna putih khas masjid Usmaniah memancarkan kemegahan masjid ini. Selasar yang mengitara pelataran tengah juga dilengkapi dengan kubah kubah berukuran kecil sebanyak 18 kubah, sedangkan di ke-empat penjuru bangunan utama masjid juga ditempatkan masing masing satu kubah berukuran lebih kecil dari kubah utama.

Eksterior Masjid Sultan Hamid II Djibouti.

Interior masjid ini di dominasi oleh ruang besar dibawah kubah, pilar pilar masjid penopang struktur atap yang kokoh. Lampu gantung melingkar menjuntai dari kubah utama ditambah dengan lampu lampu gantung berukuran lebih kecil di setiap bagian bawah kubah kubah lainnya. Mihrab nya dibangun dari kayu berukir, berupa mimbar yang cukup tinggi dengan atap lancip. Ornament hias termasuk ornament dibagian dalam kubah dan dinding dinding masjid seluruhnya merupakan lukisan tangan.

Hampir seluruh bahan bangunan untuk masjid ini di datangkan langsung dari Turki termasuk batu batu alam yang digunakan untuk ornamen masjid khas masjid Usmaniah. Bangunan masjid ini secara utuh seolah menghadirkan Turki di Djibouti. Kehadiran masjid ini menjadi menjadi nuansa baru di kawasan pusat pemerintahan Djibouti dan merupakan masjid pertama dan satu satunya di Djibouti yang dibangun dalam gaya Usmaniyah. Tak jauh dari masjid ini sekitar 500 meter di sebelah timurnya, berdiri Masjid Al-Hamoudi yang begitu terkenal di pusat keramaian kota Djibouti.

Add caption

Hadiah Turki Untuk Djibouti

Pembangunan komplek masjid ini merupakan hadiah dari rakyat Turki untuk rakyat Djibouti mengingat hubungan antara kedua Negara ini memang telah terjalin erat sejak masa kuno. Selain membangun masjid dan fasilitas pendidikan, pemerintah Turki juga menjalin kerjasama dibidang sosio ekonomi yang saling menguntungkan.

Disamping itu dalam kerjasama dengan Djibouti, pemerintah Turki lebih menakankan kepada pengembangan dan dukungan proyek kemanusiaan. Pemerintah Turki juga tengah menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit khusus pediatric dan bendungan air.

Aerial view Masjid Sultan Abdul Hamid II Djibouti.

Djibouti adalah sebuah Negara kecil di kawasan tanduk benua Afrika bertetangga dengan Eritrea dan Ethiopia disebelah utara, disebelah baratnya bertetangga dengan Ethiopia, diselatannya juga bertetangga dengan Ethiopia dan Sudan, sedangkan sisi sebelah timurnya menghadap ke Samudera Hindia. Secara geografis, Djibouti berada persis diseberang Negara Yaman di Jazirah arab, bersama sama dengan Yaman, Dibouti menjadi “pintu masuk” ke laut merah dari Samudera Hindia.

Djibouti juga merupakan salah satu Negara dengan wilayah paling kecil di benua Afrika dan paling kecil di kawasan Afrika Barat, penduduknya bahkan kurang dari satu juta jiwa. Namun memiliki posisi yang sangat strategis membuatnya menjadi begitu penting bagi bagi berbagai kepentingan.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga

Masjid Hala Sultan Tekke - Cyprus

Sabtu, 03 Agustus 2019

Menemukan Masjid di Islandia

Tiga masjid di Islandia, kiri: Moskan i Reykjavik, kanan atas : Masjid Islamic Cultural Centre of Iceland, kanan bawah: The Grand Mosque If Iceland.

Islandia adalah Negara yang berada di sebuah pulau gunung vulkanik, berdiri sendirian ditengah tengah laut Atlantik Utara. Negara ini menjadi Negara yang “seluruh wilayah” nya berada di titik paling utara bumi, dan dengan demikian kota Reykjavik, ibukota Islandia adalah satu satunya ibukota Negara yang letaknya paling utara Bumi. Pulau utama Islandia hanya berada beberapa derajat dibawah garis lingkar kutub utara, namun demikian garis lingkar kutub utara tepat melintasi Pulau Grimsey, pulau kecil seluas 5km2 milik Islandia yang berada sekitar 40km di lepas pantai utara pulau Islandia.

Islandia dikenal sebagai salah satu Negara dengan penduduk muslim paling sedikit di dunia. mayoritas penduduk Islandia beragama Kristen (Gereja Lutheran Islandia 80.7%, Katholik Roma 2.5%, Reykjavik Free Church 2.4%, dan Hafnarfjorour Free Church 1.6%) Agama agama lain hanya 3.6%, serta tak menyebutkan agama yang di anut 3% hingga 6.2% (data perkiraan tahun 2006). Pemeluk agama Islam disana hanya ada sekitar 694 orang saja atau setara dengan 0.2% saja dari total penduduk Islandia, yang tergabung dalam dua organisasi Islam yang sudah berdiri disana. Meskipun ditengarai jumlah muslim disana lebih banyak dari angka tersebut.

                       
Meski muslim disana teramat sedikit. Namun mereka mendapatkan pengakuan dan perlindungan dari Negara. Muslim di Islandia kebanyakan tinggal di Ibukota Negara, Reykjapik dan wilayah sekitarnya. Islandia kini memiliki 3 masjid, dua di antaranya merupakan masjid yang menempati ruangan di gedung perkantoran di pusat kota Reykjapik dan satu masjid menempati satu bangunan yang di alihfungsi menjadi masjid. Sebagaimana dijelaskan di situs icelandmosque.islam.is, Muslim Islandia juga sedang berencana untuk membangun “masjid sebenarnya” untuk pertama kali di Negara mereka, meski masih banyak kendala. Berikut ini masjid masjid masjid tersebut.

1. MOSKAN i REYKJAVIK / MASJID AN-NUR

Moskan i Reykjavik atau nama resminya adalah Masjid An-Nur merupakan masjid pertama di Islandia, letaknya berada di lantai tiga gedung perkantoran di kota Reykjapik, dikelola oleh Asosiasi Muslim Islandia.

Moskan í Reykjavík atau Masjid Reykjavík dikelola organisasi Islam Félag Múslima á Íslandi (Islamic Association of Iceland) atau Asosiasi Muslim Islandia merupakan salah satu dari tiga organisasi Islam di Islandia didirikan tahun 1997 dan berpusat di Reykjavik.
 
Masjid ini resminya bernama Masjid An Nur sebagaimana tertulis dalam Bahasa arab di sisi kiri pintu masuknya, namun lebih dikenal sebagai Moskan í Reykjavík. Menempati ruangan di-lantai tiga sebuah gedung perkantoran di pusat kota Reykjavik dan mulai dibuka tahun 2002.         

 
Dipilihnya lokasi masjid-nya sekarang ini, setelah proposal yang diajukan oleh organisasi ini kepada pemerintah setempat di tahun 2000 untuk membangun “masjid sebenarnya” di kota Reykjavik tidak membuahkan hasil.

Masjid An-Nur berada di distrik Ármúli, kota Reykjavik, meski berukuran kecil dan menempati gedung perkantoran, namun masjid ini resmi diakui oleh pemerintah dan menjalankan semua aktivitasnya sebagaimana masjid pada umumnya yang kita kenal, termasuk pelaksanaan sholat jum’at dan sebagainya..

2. ISLAMIC CULTURAL CENTER OF ICELAND  

Islamic Cultural Center of Finlandia (ICCI) organisasi Islam resmi kedua di Islandia. Organisasi ini mengelola sebuah masjid yang juga mengambil tempat di lantai dua gedung pergudangan di pusat kota Reykjavik. 

Islamic Cultural Center of Iceland (ICCI) atau dalam bahasa setempat disebut Menningarsetur múslima á Íslandi adalah salah satu dari tiga organisasi Islam di Islandia. Organisasi ini mengelola sebuah masjid yang menempati salah satu ruang di lantai dua gedung pergudangan di pusat kota Reykjavik. 

Tidak ada tanda atau petunjuk apapun pada gedung tempat masjid ini berada. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah jemaahnya, organisasi ini kini mulai menggalang dana untuk menyewa tempat yang lebih luas.


Masjid yang dikelola ICCI juga menyelenggarakan pendidikan agama untuk anak anak melalui sekolah Iqra (Iqro School) yang dikelolanya. Beragam program diselenggarakan oleh organisasi ini termasuk organisasi kepemudaan dan remaja Islam. 

Tidak hanya untuk penyelenggaraan acara acara tertentu yang cukup besar, ICCI juga harus menyewa tempat untuk penyelenggaraan sholat Idul Fitri maupun sholat Idul Adha. Dan tempat yang cukup memadai untuk penyelenggaraan ibadah berjemaah tersebut seringkali mereka menggunakan gedung olahraga indoor di kota Reykjavik.

3. THE GRAND MOSQUE OF ICELAND

Grand Mosque Of Iceland atau Masjid Islandia Akbar, merupakan satu satunya masjid di Islandia yang berupa bangunan yang berdiri sendiri, meskipun awalnya gedung ini bukanlah bangunan masjid melainkan semacam gedung kesenian dengan aula yang cukup besar, kemudian berubah fungsi menjadi restoran sampai ahirnya dibeli oleh organisasi Islamic Foundation of Iceland dan dikonversi menjadi masjid.

The Grand Mosque of Iceland atau Masjid Agung Islandia, di google map juga ditandai dengan nama Islamic Foundation of Iceland dan Moskan I Reykjavik, merupakan satu satunya bangunan masjid sebenarnya di Islandia, dalam artian satu bangunan utuh yang memang fungsinya khusus untuk masjid. Masjid Agung Islandia berada di kawasan hunian di pusat kota Reykjavik. Awalnya bangunan ini adalah gedung pusat kebudayaan dan seni musik yang dibangun tahun 1997.

Sempat beralih fungsi menjadi restoran yang sering dipakai untuk festival dan perayaan komunitas. Lalu sekitar tahun 2011 dan 2012 gedung tersebut dibeli oleh komunitas muslim yang tergabung dalam wadah Islamic Foundation of Iceland dan mengubah fungsinya menjadi masjid dan pusat kebudayaan Islam. Masjid ini dikelola oleh Islamic Foundation Of Iceland.

Masjid Agung Islandia ini berupa bangunan beratap kerucut berdenah segi delapan, sangat kontras dengan gedung Perlan yang merupakan bangunan pusat informasi pariwisata islandia sekaligus juga gedung observatorium yang berada diseberang masjid ini dan gedungnya justru yang lebih mirip masjid dengan kubahnya yang sangat besar.


------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid di Kutub Utara lain nya