Minggu, 07 Juli 2019

Masjid Jami' Pangkalpinang, Bangka Belitung (Bagian-2)

Aerial view Masjid Jami' Pangkalpinang.

Melanjutkan posting bagian-1. Masjid Jamik Pangkalpinang merupakan salah satu masjid terbesar di kota Pangkalpinang, ibukota provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masjid ini juga merupakan masjid bersejarah di kota Pangkalpinang. Masjid yang dibangun tahun 1936 ini memiliki arti teramat penting bagi muslim disana. Jalan yang membentang di depan masjid ini dinamai “Jalan Masjid Jamik”, bahkan kelurahan tempat masjid ini berdiripun juga diberi nama “Kelurahan Masjid Jami’. Kantor Kelurahan Masjid Jami’ hanya terpaut sekitar 300 meter ke baratdaya dari masjid ini.

Masjid Jami’ Pangkalpinang dilengkapi Auditorium

Sejak tahun 2016, pemerintah kota Pangkalpinang mulai membangun gedung auditorium di lahan kosong yang berada di sisi sebelah barat masjid jami’. Rencana pembangunan gedung auditorium tersebut sudah digagas sejak masa pemerintahan Gubernur Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali. Namun pembangunannya belum sempat terealisasi hingga ahir masa jabatan beliau.

Pembangunan auditorium tersebut ditindaklanjuti oleh walikota Pangkalpinang, Irwansyah. Proses pembangunan memakan waktu selama satu tahun, dimulai tahun 2016 dan diresmikan penggunaannya bertepatan dengan hari ulang tahun kota Pangkalpinang ke 260 pada tanggal 17 September 2017 yang lalu oleh Walikota Pangkalpinang, Muhammad Irwansyah. Auditorium Masjid Jami’ ini menjadi gedung auditorium pertama di kota Pangkalpinang dan sudah dinanti nanti kehadirannya oleh warga setempat selama 9 tahun sejak pertama kali dicetuskan oleh gubernur Eko Maulana Ali.

Gedung Auditorium Masjid Jami' Pangkalpinang, dibangun di sisi sebelah barat atau dibelakang bangunan masjid jami'.

Masjid Jami’ Dan Sungai Rangkui

Masjid Jami; Pangkapinang dibangun tak jauh dari aliran sungai Rangkui yang mengalir disisi barat masjid. Sungai Rangkui merupakan sungai yang mengalir membelah kota Pangkalpinang dan memiliki sejarah-nya sendiri bagi kota ini. Sungai Rangkui sempat memainkan peran penting sebagai urta nadi perhubungan dan perekonomian kota, sungai ini juga sempat menjadi sandaran hidup bagi para nelayan hingga menjadi sumber air bersih bagi warga kota sebelum kemudian pencemaran dan pendakalan mulai merusak fungsi sungai Rangkui.

Sejarah perjuangan kemerdekaan rakyat kota Pangkalpinang juga tak terlepas dari Sungai Rangkui. Adalah Depati Amir yang memimpin perlawanan rakyat Pangkalpinang dimasa perjuangan kemerdekaan melawan pejajah Belanda memanfaatkan alur sungai Rangkui sebagai salah satu jalur perjuangan.

Rakyat kota Pangkalpinang masih mengingat bagaimana Depati Amir berhasil meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda saat sedang berada di rumah Demang Abdurrasyid dan sudah dalam kondisi diracun, beliau ahirnya lolos dari kepungan dengan meloloskan diri melalui sungai Rangkui di tahun 1848. Tata letak masjid Jami; yang dibangun tak jauh dari sungai tentunya tak lepas dari keperluan akan air bersih Jemaah masjid untuk berwudhu dan keperluan lainnya. Masyarakat setempat bersaksi bahwa di masa lalu aliran sungai Rangkui ini begitu bersih tidak saja untuk keperluan mandi dan sebagainya namun juga layak untuk dikonsumsi.

Sungai Rangkui di belakang Masjid Jami' Pangkalpinang.
Kini pemerintah kota Pangkalpinang setiap tahun menganggarkan dana hingga miliaran rupiah dalam upaya mengembalikan fungsi sungai Rangkui sebagaimana mestinya, termasuk program pengerukan alur sungai serta upaya pengendalian banjir serta upaya mewujudkan mimpi menjadikan aliran sungai Rangkui sebagai salah satu objek wisata kota Pangkalpinang dimasa mendatang.

Arsitektur Masjid Jami’ Pangkalpinang

Sentuhan gaya arsitektur dinasti Islam Mughal di India sangat kental di Masjid Jami’ Pangkalpinang ini, ditandai dengan penggunaan kubah yang berbentuk bawang berukuran besar di atap bangunan utama dan di puncak ke empat menaranya yang dibangun di masing masing empat sudut bangunan masjid. Menara yang berdenah bundar dibangun proporsional hingga ke puncak dan penempatan balkoni di bawah kubah bawang di puncak menara merupakan ciri lainnya.

Ciri khas Masjid Jami’ Pangkalpinang ini ada pada bagian berandanya yang dibangun berdenah setengah lingkaran termasuk juga anak tangganya. Bangunan beranda dari beton ini dilengkapi dengan enam pilar yang melambangkan enam rukun iman. Selain menghadirkan bentuk yang indah, beranda berbentuk setengah lingkaran seperti ini mengisyaratkan kemudahan bagi Jemaah mencapainya dari segala arah dalam kesetaraan.

Kompilasi ekterior Masjid Jami' Pangkalpinang, perhatikan bagian beranda nya yang dibangun dengan denah setengah lingkaran.
Bangunan utama masjid sebenarnya terbagi dua bagian yang integral, masing masing dua bagian masjid ini dilengkapi dengan satu kubah besar diatapnya. Bagian barat merupakan bagian bangunan yang menjadi ruang sholat utama tempat mihrab dan mimbar khatib berada. Ruangannya tinggi besar, terhubung langsung dengan ruangan dibangunan sisi timur. Bangunan masjid ini dilengkapi dengan banyaknya bukaan jendela jendela kaca menjadi sumber penerangan alami di siang hari.

Tak ada sekat diantara kedua bangunan yang terhubung ini namun pilar pilar besar di dalam ruangan masjid ini serta sebuah relung besar dengan ornamen berlengkung menjadi penanda pimisah diantara kedua bangunan. Banyaknya jendela jendela disemua sisi bangunan termasuk di dinding sisi kiblat bagian atas membuat sirkulasi udara di dalam masjid ini cukup baik dan terasa cukup teduh dan adem ditambah dengan penggunaan kipas angina angin gantung, tanpa perangkat airconditioner (AC).

Bangunan masjid ini di dominasi warna hijau, memadukan warna hijau tua pada kubahnya yang sebelumnya bewarna asli keperakan dari metak pembentuk kubahnya, begitupun pada bagian dalam masjid yang menggunakan warna hijau tua pada beberapa bagian dinding dan karpet lantai. Bagian lain nya sebagai besar menggunakan warna hijau muda.

Kompilasi interior Masjid Jami' Pangkalpinang. 
Ruang utama Masjid Jami’ memiliki 4 tiang utama sesuai jumlah khalifaturrasyidin, memiliki 5 pintu masuk utama masing masing 3 pintu di depan, 1 pintu disamping kiri dan 1 pintu di samping kanan melambangkan rukun Islam. Struktur bangunannya secara keseluruhan terdiri atas 3 undakan sebagaimana bentuk bangunan asalnya yang terdiri dari tiga undakan atap limas. Tiga undakan ini melambangkan Iman, Islam dan Ikhsan.

Luas Majid Jamik ± 900 m² dan dapat menampung jamaah sekitar 2000 orang dibangun di atas lahan seluas 5.662 m². Di hari hari biasa ruangan masjid ini diberi partisi dari kain yang cukup tinggi bewarna hijau tua sebagai area khusus bagi Jemaah wanita. Letaknya di sebelah kanan ruangan bagian tengah, memposisikan shaf Jemaah wanita tetap berada dibelakang shaf Jemaah pria di ruang sholat utama dibagian depan. Sedangkan di hari jum’at, partisi tersebut dibuka sementara.

Aktivitas Masjid Jami’ Pangkalpinang

Pengurusan masjid jami’ kini ditangani oleh Yayasan Masjid Jami’ Pangkalpinang yang juga berkantor di masjid ini. Masjid Jami’ ini dapat menampung hingga 2500 jemaah sekaligus. Kaena lokasinya yang benar benar berada di pusat kota Pangkalpinang, masjid ini sudah barangtentu menjadi pavorit warga muslim setempat untuk menunaikan sholat wajib lima waktu dan aktivitas Islam lainnya.

Masjid masjid di seluruh penjuru dunia yang menggunakan gaya rancangan bangunan dinasti Mughal (India) memiliki ciri khas yang sama dengan masjid Jami' Pangkalpinang ini.
Pada hari kerja biasa masjid ini dibanjiri para Jemaah yang merupakan para pegawai kantor dan perusahaan yang berada dipusat kota, termasuk para pedagang, pengusaha dan masyarakat sekitar masjid. Ruangannya yang luas memungkinkan masjid ini juga menjadi tempat istirahat setelah sholat dzuhur bagi para pegawai dan karyawan yang tempat kerjanya tak jauh dari masjid.

Aktivitas rutin masjid Jami’ yang sangat khas adalah kegiatan barzanji atau pembacaan kitab Al-Barzanji yang diselenggarakan setiap hari Sabtu. Kitab Albarzanji berisikan kisah baginda Nabi Muhammad S.A.W biasanya dibacakan pada saat aqiqah ataupun di acara pernikahan di budaya Melayu, namun di masjid Jami’ Pangkalpinang ini menjadi tradisi disetiap hari Sabtu,

Pengajian rutin mengangkat tema fiqih dan akhlak diselenggarakan setiap hari Selasa malam Rabu, pemilhan tema tersebut karena paling erat kaitannya dengan kehidupan sehari hari termasuk tata cara beribadah yang sesuai dengan sunnah Rosulullah. Dan majelis taklim diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Masjid jami’ juga mengelola TPQ untuk anak anak.

Aktivitas Romadhon

Khusus selama bulan suci Romadhon, kepolisian setempat menyiagakan beberapa petugasnya di Masjid Jami’ mengingat ramainya aktivitas di masjid Jami’ dan sekitarnya, dengan aktivitas selama bulan Romadhon. Masjid Jami’ menyelenggarakan tauziah sebelum berbuka bersama di masjid, setelah tarawih diselenggarakan tadarus oleh para jama’ah, belum lagi beraam aktivitas lainnya.

Ada banyak kota di dunia yang menggunakan nama Masjid Jami' di ikuti nama kota tempat masjidnya berada. beberapa diantaranya kemudian mengubah namanya dengan menambahkan nama baru, namun Masjid Jami' Pangkalpinang ini masih dipertahankan dengan mama aslinya sejak pertama kali didirikan di lokasi ini.
Sore hari di depan masjid ini secara rutin ada pembagian takjil gratis, dan disepanjang Jalan Masjid Jamik juga dipenuhi para pedagang dadakan yang menawarkan beragam aneka kuliner romadhon. Sehingga sekali dalam setahun terjadi kemacetan luar biasa disepanjang ruas jalan di depan masjid ini dan sudah menjadi tradisi dari tahun ketahun, masyarakat setempat pun sudah sangat familiar dengan suasana tahunan tersebut, dan menganggapnya sebagai tradisi.

Cagar Budaya

Sejak tahun 2015 yang lalu, Masjid Jami’ Pangkalpinang menjadi salah satu dari 10 objek di kota Pangkalpinang yang telah ditetapkan sebagai budaya oleh kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Penetapan Masjid Jami’ ini bersamaan dengan penetapan Sembilan objek lainnya yakni; museum timah, Gereja GBIP Maranatha, Gereja Kathedral Santo Yosef, Taman Sari (Wilhelmina Park), rumah residen, Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang/R.S. Pusat BTW, wisma timah I, menara air minum dan tugu pergerakan kemerdekaan.

Pemerintah setempat sebenarnya telah mendaftarkan tiga puluh objek untuk didaftarkan sebagai cagar budaya namun baru sepuluh objek yang disetujui oleh pihak kementrian Kebudayaan dan pariwisata, sedangkan duapuluh objek lainnya masih harus menunggu keputusan selanjutnya. Kebanyakan objek objek tersebut merupakan bangunan yang sudah berusia tua dan memiliki nilai sejarah. Diharapkan dengan penetapan tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA