Sabtu, 06 Juli 2019

Masjid Jami' Pangkalpinang, Bangka Belitung (Bagian-1)

Spesial. Masjid Jami' Pangkalpinang, berdiri megah di ruas jalan Masjid Jami' di kelurahan Masjid Jami' Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, provinsi kepulauan Bangka Belitung.

Masjid Jamik Pangkalpinang merupakan salah satu masjid terbesar di kota Pangkalpinang, ibukota provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masjid ini juga merupakan masjid bersejarah di kota Pangkalpinang. Dari lokasi dan alamatnya saja dengan mudah kita menemukan betapa masjid yang dibangun tahun 1936 ini memiliki arti teramat penting bagi muslim disana. Jalan yang membentang di depan masjid ini dinamai “Jalan Masjid Jamik”, bahkan kelurahan tempat masjid ini berdiripun juga diberi nama “Kelurahan Masjid Jami’. Kantor Kelurahan Masjid Jami’ hanya terpaut sekitar 300 meter ke baratdaya dari masjid ini.
                                                                                     
Sebagaimana dijelaskan di prasati dari batu marmer yang ada di pekarangan depan masjid, Masjid Jamik Pangkalpinang pertama kali dibangun pada tanggal 3 Syawal 1335H atau bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1936H. Dan statusnya kini sudah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya Kota Pangkalpinang (Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.13/PW.007/MKP/2010, tanggal 8 Januari 2010 dan dilindungi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Masjid Jamik
Masjid Jamik Berada di sudut Jl. Masjid Jamik dan Jl. KH Abdul Hamid
Kelurahan Masjid Jamik, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 33684                  




Sejarah Awal Masjid Jami’ Pangkapinang

Masjid Jami’ Kota Pangkalpinang, dibangun pertama kali pada tanggal 3 Syawal 1355 H atau bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1936 M. Masjid didirikan oleh penduduk Kampung Dalam dan Kampung Tengah Tuatunu yang pindah ke wilayah Pangkalpinang dan mendirikan kampung dengan nama atau toponim yang sama dengan kampung asalnya di Tuatunu yaitu Kampung Tengah dan Kampung Dalam.

Bentuk fisik awal masjid berupa bangunan semi permanen, berlantai semen berdinding papan, beratap genteng, dengan atap limas atau berbentuk seperti piramida. Bangunannya bertingkat tiga, pada bagian bawah dipergunakan untuk sholat dan pengajian. Lantai dua berfungsi sebagai tempat menyimpan kitab-kitab kuning, buku-buku agama, tikar dan alat perlengkapan masjid lainnya, sedangkan lantai paling atas berfungsi sebagai menara untuk Muazin mengumandangkan azan.

Interior Masjid Jami' Pangkalpinang.
Landskap masjid ini saat itupun sangat berbeda dengan situasi saat ini begitupun dengan kawasan sekitarnya. Bangunan awal masjid Jami’ ini kira kira berada diantara tempat wudlu dan menara masjid sisi tenggara, dan disekeliling masjid masih berupa rawa-rawa, sungai dan pepohonan rumbia, Sehingga pada saat akan dilakukan renovasi dan perluasan masjid berikutnya, masyarakat setempat harus bergotongroyong untuk menimbun lahan sisi barat masjid yang masih berupa rawa rawa yang cukup dalam.

Renovasi Masjid Jami’ Pangkalpinang dan Sumbangan Bung Hatta

Rencana perombakan pertama Masjid Jami Pangkalpinang  adalah hasil musyawarah para tokoh agama, tokoh masyarakat, pengusaha  dan pejabat pemerintah pada hari Minggu 12 November 1950 menjelang maghrib. Dari hasil musyawarah ini terbentuklah panitia pembangunan masjid dengan ketua KH. Mas’ud Nur, yang saat itu sebagai penghulu Pangkalpinang. Selain itu, nama-nama dari kepanitiaan adalah  H. Abdullah Addary, H. M Ali Mustofa, H. Mochtar Jasin, H. Masdar, H Hasim, H. Idris. H Goni, Fattahullah dan yang lainnya.

Masjid Jami' Pangkalpinang pada saat masih dengan satu menara di sisi tenggara atau di sebelah kiri bangunan masjid dari arah depan. Perhatikan kubahnya yang masih dengan warna perak sesuai dengan warna bahan metalnya.
Biaya yang dianggarkan untuk pembangunan Masjid Jamik sebesar Rp1,2 juta. Untuk menutupi kekurangan dana, kepanitian melakukan penggalanagan dana dari seluruh lapisan masyarakat, tidak saja dari masyarakat kota Pangkalpinang namun juga dari seluruh masyarakat pulau Bangka. Menurut catatan, Wakil Presiden RI, Drs. Mohammad Hatta ikut menyumbang sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah).

Salah satu pekerjaan besar dalam proses renovasi masjid ini adalah proses penimbunan lahan rawa rawa di sebelah sungai Rangkui yang cukup dalam hingga melibatkan masyarakat hingga aparat sipil dan militer bergotong royong melakukan penimbunan.

Senja di Masjid Jami' Pangkalpinang.
Saat ini PT. Timah turut berkontribusi dengan mengerahkan armada truk pengangkut nya setiap pekan untuk mengangkut material ke lokasi penimbunan. Sangat menarik bahwa kaum ibu atau istila kekinian Kelompok Emak emak pun turut berkontribusi dengan mengumpulkan kerikil di area kolong tambang 6 untuk keperluan penimbunan dimaksud.

Pembangunan masjid sempat terhenti akibat kekurangan dana, susunan panitia pun sempat berubah dan anggaran pembangunannya membengkak dari semula Rp1,2 juta berubah menjadi Rp 1,5 juta. Jumlah ini bertambah karena harus disesuaikan dengan harga bahan dan upah pekerja. Rancangan masjid inipun sedikit mengalami sedikit perubahan, tinggi menara yang awalnya 18 meter ditinggikan menjadi 23 meter. Tercata bahwa pembuatan kubah masjid dipercayakan kepada Firma Khu Khian Lan Pangkalpinang, pengerjaan pintu, kusen dan pengecatan oleh Biro Aksi.

Masjid Jami' Pangkalpinang saat ini dengan empat menara dan tampak gedung auditorium di belakang masjid. Tentang bangunan auditorium itu, bisa anda baca di bagian kedua artikel ini.
Dengan segala rintangan dan kesulitan yang dihadapi, pembangunan Masjid Jami’ Pangkalpinang ini selesai dan diresmikan pada tanggal 3 Juni 1961 sekitar pukul 09.00 WIB oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Bangka, yang saat itu masih menjadi bagian dari provinsi Sumatera Selatan. Kabar duka berhembus beberapa bulan setelan peresmian masjid ini, Ketua panitia, KH. Mas’ud Nur wafat pada hari pahwalan 10 November 1961, yang bertepatan dengan hari Jumat menjelang Subuh pada usia 51 tahun, jenazah beliau kemudian di sholatkan di masjid yang begitu dicintainya itu.

Setelah itu pembangunan masjid jami’ terus berlanjut termasuk pembangunan tiga menara tambahan menggenapi menara masjid ini menjadi empat menara di masing masing empat sudut bangunan masjid. Mencermati foto foto masjid jami’, dengan mudah anda akan menemukan foto masjid jami’ ini yang masih dengan satu menara, sebelum ahirnya lengkap dengan empat menara seperti tampilan ahirnya saat ini. (bersambung ke bagian-2).

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA