Sabtu, 27 Juli 2019

Masjid Ali Bin Abi Thalib – Madinah

Masjid serba putih, Masjid Ali Bin Abi Thalib di kota Madinah, dibangun atas lahan bekas rumah Khalifah Ali Bin Abi Thalib dan istrinya tercinta Fatimah Az-Zahra yang juga merupakan Putri Rosulullah S.A.W.

Masjid Ali bin Abi Thalib merupakan satu dari tiga masjid bersejarah yang berada di sebelah barat Masjid Nabawi bersama sama dengan Masjid Al-Ghamamah dan MasjidAbu Bakar Siddiq R.A. Lokasi Masjid ini hanya terpaut sejauh sekitar 100 meter sebelah barat dari gerbang nomor 7 pelataran masjid Nabawi setelah perluasan dan sekitar 122 meter ke utara dari Masjid Al-Ghamamah. Lokasi Masjid Ali bin Abi Thalib berada di sisi selatan ruas jalan As-Salam, ruas jalan yang berahir ke gerbang Nomor 7 pelataran Masjid Nabawi.


Masjid Ali Bin Abu Thalib tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah, karena lokasinya yang berdekatan dengan Masjid Nabawi, semua aktivitas sholat lima waktu dialihkan ke Masjid Nabawi. Pintu masjid ini selalu terkunci, namun tetap menarik perhatian Jemaah dari berbagai Negara untuk sekedar berkunjung. Sayangnya ada saja Jemaah yang melakukan perbuatan kurang terpuji dengan mencoret coret tembok masjid ini terutama di sisi sekitar pintu gerbang sisi timur masjid.




Sejarah Masjid Ali Bin Abu Thalib

Menurut riwayat, Nabi pernah sholat Ied di tempat ini. sementara riwayat yang lain menyebutkan bahwa masjid ini dibangun di teratak rumah Khalifah Ali Bin Abi Thalib bersama istrinya Fatimah Az-Zahra yang merupakan putri kesayangan Rosulullah S.A.W. itu sebabnya masjid ini dinamai dengan nama Masjid Ali Bin Abu Thalib.

Bersamaan dengan dimulainya proyek perluasan Masjid Nabawi, masjid Ali Bin Abi Thalib dan dua masjid lainnya di lokasi yang berdekatan sempat dikabarkan akan di gusur, namun ternyata berita itu tak terbukti, masjid Ali Bin Abu Thalib masih berdiri ditempatnya meski tidak dibuka untuk umum. Semua aktivitas sholat berjamaah lima waktu dialihkan ke Masjid Nabawi karena memang lokasinya yang tidak berjauhan. Dan memang tidak ada anjuran ataupun keistimewaan untuk melakukan sholat di masjid ini.

Masjid Ali Bin Abu Thalib di tepi jalan Assalam dilihat dari arah pintu gerbang nomor 7 pelataran Masjid Nabawi. di sebelah kanan foto tepat disamping gerbang sebelah kanan terdapat gedung Museum Assalam.

Sejarah Pembangunan Masjid Ali Bin Abu Thalib

Masjid Ali Bin Abi Thalib pertama kali dibangun ole Khalifah Umar Bin Abdul Aziz yang memerintah di Madinah sebagai pengingat sejarah tempatnya berdiri. Bangunan tersebut kkemudian direnovasi oleh Gubernur Dhaigham Al-Manshuri, Gubemur Madinah tahun 881 H. Setelah itu juga direhab oleh Sultan Abdul Majid I pada saat Arab Saudi menjadi bagian dari wilayah Khalifah Turki Usmani yang berpusat di Istanbul. Renovasi terhadap masjid ini kembali dilakukan tahun 1269 H.

Dimasa kekuasaan kekuasaan Kerajaan Arab Saudi, Masjid Ali Bin Abu Thalib kembali  direnovasi oleh Raja Fahd pada tahun 1411 H, sebagaimana dijelaskan pada prasasti yang dipasang ditembok pagar disamping gerbang timur masjid. Raja Fahd memperluas masjid ini hingga mencapai 682 m2 dengan menara setinggi 26 meter.

Sisi depan Masjid Ali Bin Abu Thalib menghadap ke jalan As-Salam, tampak dua gerbang pagarnya yang selalu tertutup dan terkunci rapat. Kini ada mesin ATM di depan masjid di area pedesterian, disebelah kanan gerbang utama-nya.

Arsitektur Masjid Ali Bin Abu Thalib

Masjid Ali Bin Abu Thalib terdiri dari bangunan utama, satu menara, gerbang dan pagar keliling serta kamar mandi. Bangunan utama masjid ini dilengkapi dengan serambi dengan lima lengkungan berceruk dalam bentuk senada. Pintu utama berada di lengkungan tengah, empat lengkungan lain terdapat jendela berbentuk segi empat. Pintu masjid ini sejajar dengan gerbang utama masjid yang menghadap ke jalan raya As-Salam di sebelah utara masjid.

Bangunan utama masjid ini memanjang timur barat sepanjang 35 meter dengan lebar 9 meter. Dengan tembok massif warna putih tanpa kanopi. Bagian atapnya dilengkapi dengan tujuh kubah. Satu kubah utama sedikit ditinggikan dibagian tengah dengan denah segi delapan,sementara enam kubah lainnya mengapit di sisi kiri dan kanan masing masing berdenah segi empat.

Masa kini Masjid Ali Bin Abu Thalib, berdiri diantara jejeran gedung gedung hotel yang berjejer di sekitar Kompleks Masjid Nabawi.
Sisi kiblat masjid Ali Bin Abi Thalib berada di sisi selatan karena memang kota Madinah berada di sebelah utara kota Mekah. Mihrab masjid ini berada dibagian tengah sisi kiblat berupa sebuah cerukan sedalam 1.25 meter di tembok sisi selatan yang sedikit dibangun menonjol kesisi luar, setinggi sekitar tiga meter. Dinding sisi selatan masjid ini dilengkapi dengan beberapa penopang tembok di sisi luar.

Secara keseluruhan masjid Ali Bin Abu Thalib ini memiliki langgam bangunan yang mirip dengan Masjid Al-Ghamamah, namun menaranya dibangun serupa dengan menara MasjidAbu Bakar Assidiq, berupa menara berdenah segi delapan dengan satu balkoni dan bagian puncaknya berbentuk kerucut lancip layaknya bangunan menara gaya Usmani. Satu menaranya ini dibangun di sudut tenggara masjid menempel ke tembok masjid.

Bangunan kamar mandi dan tempat wudhu dibangun di sebelah barat bangunan utama. Sekeliling masjid ini kini dilengkapi dengan pagar tembok dan dua gapura. Gapura utama di sisi utara dan gapura kedua di sisi timur. Pintu pagar di dua gerbang ini kini selalu dalam keadaan terkunci. Di bagian depan masjid di tengah jalur pedestrian kini berdiri 4 unit bangunan ATM berdenah segi delapan.***

Masjid Ali Bin Abu Thalib dengan latar depan arkade Hotel Aramas yang berada diseberang jalan masjid Ali bin Abu Thalib.
Aerial view Masjid Ali Bin Abu Thalib dari sisi selatan (sisi kiblat) tampak area mihrabnya yang sedikit menonjol keluar dari tembok masjid dibagian tengah.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA