Sabtu, 25 Mei 2019

Islam di Namibia

Namibia berada di pantai barat benua Afrika menghadap ke Samudera Atlantik

Dimanakah Negara Namibia

Republik Namibia adalah salah satu Negara di benua Afrika. Letaknya berada di pantai barat daya benua Afrika, menghadap ke samudera Atalantik. Di sebelah utara Namibia berbatasan dengan Angola dan Zambia, di sebelah timur berbatasan dengan Botswana, disebelah selatannya berbatasan dengan Republik Afrika Selatan sedangkan sebelah baratnya menghadap ke Samudera Atlantik.

Sejak tahun 1915 merupakan wilayah jajahan Republik Afrika Selatan. Namibia baru memperoleh kemerdekaan nya dari Republik Afrika Selatan pada tanggal 21 Maret 1990 menjadikannya sebagai salah satu Negara termuda di dunia. Ibu kotanya ialah Windhoek.

Luas wilayah daratan Namibia 825.419 km² atau kira kira 10% lebih luas dari seluruh daratan pulau Kalimantan (743.330 km²), sedangkan jumlah penduduk Namibia di tahun 2015 mencapai 2.280.700 jiwa atau sekitar 12% lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk di provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 (2.605.300 jiwa). Bahasa resmi Namibia adalah bahasa Inggris


Islam di Namibia

Mayoritas penduduk Namibia beragama Kristen, muslim di Nambia merupakan minoritas dengan jumlah dibawah 1 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Negara itu. Namun demikian, Islam merupakan agama dengan penganut terbesar kedua di Namibia, selain penganut agama minoritas lainnya. Imam Ali di Windhoek Islamic Center di ibukota Negara Namibia, mengumpamakan muslim di Namibia seumpama sebutir apel diantara kumpulan buah pir.

Situs .islamonline.net menyebutkan angka statistic resmi dari pemerintah menyebutkan pemeluk Islam di Namibia mencapai 70.000 jiwa, angka yang sangat besar tentunya, namun jumlah tersebut dibantah oleh Imam Ali yang menyatakan bahwa muslim di Namibia belum sebanyak itu.

Menurut data dari Pewforum.org, ditahun 1990 Muslim di Namibia ada sekitar 4000 jiwa atau sekitar 0,3% dari total penduduk. Di tahun 2010 jumlah Muslim di Namibia meningkat menjadi sekitar 9000 jiwa setara dengan 0,4% dari total penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2030 muslim di Namibia akan meningkat hingga 12000 jiwa atau setara dengan 0,4%. Kebanyakan dari muslim Namibia berasal suku Namaqua meski juga di anut oleh 13 suku suku besar disana.

Republika menyebutkan bahwa di tahun 1990-an, Muslim Namibia masih sangat sedikit dan hanya beberapa keluarga. Muslim saat itu berasal dari Afrika Selatan. Setelah kemerdekaan, Muslim Namibia memperkirakan jumlah mereka sekitar 250 orang. Semakin terlihatnya eksistensi Muslim dan Pemerintah Namibia yang terbuka terhadap berbagai agama dinilai berdampak positif bagi perkembangan Islam di Namibia.

Bersama dengan Yudaisme, Budha dan penganut Baha’I, islam menjadi minoritas terbesar di Namibia, dengan gabungan semua penganut agama agama tersebut diperkirakan mencapai 1% dari seluruh penduduk Namibia. Namun demikian Islam memiliki perkembangan yang baik di Namibia.

Islamic Center Windoek, terbesar di Namibia.

Masuknya Islam ke Namibia

Besarnya penganut Islam yang berasal dari suku Namaqua dipercaya merupakan hasil kerja keras dakwah dari salah satu tokoh suku Namaqua yang juga merupakan tokoh politik ternama, Jacobs Salmaan Dhameer (Ya’kub Salman Damir). Beliau mengikrarkan ke-Islaman nya di tahun 1980.

Ke-Islaman Jacobs bermula saat beliau mengikuti konfrensi Islam di kota Maseru di Leshoto tahun 1980 dan bersahadat disana, menjadikan beliau sebagai muslim kulit hitam pertama di Namibia. Ketika kembali dari konfrensi tersebut ke kampung halamannya beliau mendakwahkan Islam di tengah kaum suku Namasqua di kampung halamannya, itu sebabnya mayoritas pemeluk Islam di Namibia berasal dari suku Namaqua.

Sampai dengan era awal 80-an Islam belumlah dikenal oleh mayoritas masyarakat Namibia, meskipun saat itu sudah ada satu kantung kecil penduduk muslim yang berasal dari Republik Afrika Selatan yang tinggal di wilayah selatan Namibia berbatasan dengan Negara tersebut, mereka tinggal di wilayah wilayah sepanjang pantai seperti di Walvis Bay, Lüderitz dan Swakopmund.

Islamic Center Soweto (The Soweto Islamic Center) adalah masjid pertama di Namibia, dibangun tahun 1986 di Katutura. Dan jumlah masjid di Namibia bertambah berkali kali lipat di tahun 2009 dengan jumlah mencapai 12 masjid di seluruh wilayah Namibia. Dari dua belas masjid tersebut, enam diantaranya dibangun di Windhoek, dua masjid di Katima Mulilo, satu masjid di Walvis Bay, dan tiga masjid di wilayah utara Namibia yang berbatasan dengan Angola, Oshikango.

Secara ke-organisasian Muslim Namibia telah memiliki Konsul Yudisial Islam Namibia (The Namibia Islamic Judicial Council) berada di kota Ondobe di wilayah Ohangwena. Namibia juga sudah memiliki Asosiasi Halal Namibia (NIHA - Namibia Islamic Halaal Association) yang merupakan badan sertifikasi halal tertua sekalis badan sertifikasi halal paling terkemuka di Namibia.

Masjid Quba di Windoek, berdekatan dengan Islamic Center Windoek. Masjid ini merupakan satu satunya masjid yang di kelolal oleh kelompok syi'ah di Namibia.
Asosiasi Halal Namibia (NIHA) telah mendapatkan pengakuan dari Badan Serifikasi halal Republik Afrika Selatan dan berbagai Negara Negara Islam. NIHA didirikan tahun 2001 dan sebelumnya dikenal dengan nama Asosiasi pemotongan hewan halal Namibia (Namibia Halaal Slaughterers Association). Badan halal ini yang melakukan sertifikasi halal terhadap berbagai outlet makanan di Namibia.

Peran Muslim Namibia di kancah nasional

Dengan komunitas yang baru mencapai 0,5 persen dari total populasi. nilai-nilai Islam yang mengatur pernikahan, sistem ekonomi yang adil, kesehatan, dan banyak aspek kehidupan lainnya tetap disuarakan Muslim Namibia. Dua lembaga berskala nasional seperti sudah disebutkan di awal tadi, menjadi indikasi eksistensi muslim di kancah nasional Negara Namibia.

Dalam sebuah wawancara di tahun 2017, Imam masjid Soweto Islamic Center, Syekh Abubakr Tjipanga, mengungkapkan, Soweto Islamic Center sendiri didirikan pada 1986. Saat itu hanya sekira 50 Muslim dan 10 Muslimah menjadi jamaah tetap masjid kecil di sana. Soweto Islamic Center memiliki hubungan erat dengan komunitas Muslim di berbagai wilayah, terutama dengan South Africa National Zakah Fund (SANZAF).

Selain menjadi imam masjid, Syekh Abubakr juga merupakan pengajar di University of Namibia, narasumber siaran radio Damara, Nama, dan konselor isu-isu sosial, seperti penanganan HIV/AIDS dan pernikahan. Baru sekitar 50 Muslim Namibia yang sudah berhaji dan 11 orang saat itu tengah belajar bahasa Arab dan syariah di Arab Saudi.

Sekira 500 Muslim Namibia dan Muslim pendatang biasanya akan berkumpul untuk shalat Jumat berjamaah di Windhoek Islamic Centre (WIC) di Sam Nujoma Avenue. WIC merupakan organisasi Islam induk di Namibia, Namibia Islamic Association, meski baru didirikan pada akhir 1999.

Tokoh muslim Namibia, Imam Masjid di Soweto Islamic Center.
Ada sekira 200 orang yang menjadi jamaah tetap masjid WIC. Selain masjid, WIC juga memiliki perpustakaan dan pusat pendidikan. Sebagian jamaah WIC ada yang belajar ke luar negeri, tak hanya untuk belajar Islam, tapi juga ilmu lainnya. Tak jauh dari WIC, terdapat Masjid Quba Windhoek yang merupakan satu-satunya masjid Syiah di Namibia.

Pascatragedi 9/11 di AS, Syekh Abubakr dan Shafi jadi sering mengisi ceramah Islam di radio dan diundang kedutaan negara asing untuk menjelaskan ajaran Islam. Mereka tidak keberatan melakukannya. Mereka sepakat terorisme justru merusak.

Meski tergolong baru, WIC juga menjalankan kegiatan sosial, seperti beasiswa pendidikan pelajar Muslim untuk belajar ke Afrika Selatan, Arab Saudi, Sudan, Malaysia, Mesir, dan perguruan tinggi lokal. Konseling penanganan HIV/AIDS dan persoalan kesehatan juga terus dijalankan.

Kegiatan amal, seperti pendistribusian pakaian dan makanan, juga dilakukan kepada komunitas fakir miskin. Komunitas Muslim di Walvis Bay, Oshakati, Oshikango, Ondangwa, Katima Mulilo, dan Keetmanshoop akhirnya menerapkan hal yang sama di daerah mereka.

Muslim Namibia juga ikut berkontribusi di sektor lain, misalnya, usaha padat karya, seperti penyedia makanan halal Bibi's Halaal Take Aways and Bakery dan Namibia Halaal Meat Market di Windhoek, makanan cepat saji halal Chicken Inn di Matima Mulilo, penyewaan kendaraan Sani 4X4 Rentals di Windhoek yang juga menyediakan kendaraan angkutan penumpang untuk jamaah shalat Jumat.

Belum ada hubungan formal antara komunitas Muslim dan agama mayoritas Kristen di Namibia. Selain karena ada sejumlah perbedaan, kurang baiknya infrakstruktur juga membuat kerja sama itu masih minim.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA