Sabtu, 20 April 2019

Masjid Kizimkazi, Zanzibar

TERTUA DI ZANZIBAR, Masjid Kizimkazi ini dikenal sebagai masjid tertua di Zanzibar, meskipun bentuknya sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid yang biasa kita kenal, lebih mirip bangunan rumah biasa. Masjid Kizimkazi juga tidak dilengkapi dengan menara.

Zanzibar adalah sebuah pulau yang terletak di lepas pantai timur benua Afrika, secara administratif pulau ini merupakan bagian dari Republik Tanzania dengan status Semi Otonom. Dengan statusnya itu, Zanzibar memiliki pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh seorang presiden. Islam di Zanzibar merupakan agama terbesar di Negara bagian itu, sangat berbeda dengan wilayah Negara Tanzania lainnya yang berada di daratan utama benua Afrika.

Berbeda dengan wilayah daratan Tanzania, mayoritas penduduk Zanzibar beragama Islam dengan segala tradisi dan budayanya. Kehidupan keseharian di Zanzibar tidak jauh berbeda dengan wilayah dengan penduduk mayoritas muslim di belahan dunia lainnya. Sektor Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan negara bagian ini dengan menawarkan keindahan panorama-nya.

Masjid Pertama dan Tertua di Zanzibar

Masjid Kizimkazi berada di ujung selatan pulau Zanzibar di Tanzania dan merupakan salah satu masjid tertua di pantai timur benua Afrika. Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Kizimkazi meskipun sebenarnya berada di wilayah Dimbani bukan di Kizimkazi yang terpaut jarak hingga tiga mil. Hanya saja nama kedua nama tempat tersebut sama sama menggunakan nama Kizimkazi sebagai nama depan desanya yakni Kizimkazi Dimbani dan Kizimkazi Mtendeni.

Kizimkazi Dimbani Mosque
Kizimkazi Dimbani, Zanzibar, Tanzania


Merujuk kepada inskripsi berpola Kufik yang ada dimasjid ini diperkirakan masjid ini dibangun tahun 1107 oleh pemukim disana yang berasal dari wilayah Shiraz atas perintah dari Sheikh Said bin Abi Amran Mfaume Al Hassan bin Muhammad.

Meskipun inskripsi dan sebagian besar elemen dekorasi pahatan batu di masjid ini masih asli berasal dari periode pembangunannya namun bangunan yang kini berdiri merupakan bangunan yang dibangun ulang pada abad ke 18 yang lalu tepatnya antara tahun 1772-1773.

Cukup menarik bahwa masjid ini sedikit terdapat sentuhan seni bangunan Persia karena memang Islam masuk ke Zanzibar dibawa oleh para pedagang muslim dari Persia dan dari Arabia yang terpisah sejauh 5633 km jauhnya disebelah utara dari Zanzibar. Selain sentuhan seni Persia masjid ini juga ditemukan sentuhan seni Swahili.

Mihrab dan dinding sisi kiblat Masjid Kizimkazi. terlihat sederhana, dengan ornamen yang sulit untuk dibaca.

Sebagian besar bangunan masjid yang kini berdiri, tidak tampak layaknya sebagai bangunan tua dengan adanya bagian tembok dinding baru di sisi timur dan atap seng gelombang yang digunakan sebagai atap nya.

Namun dibagian luar masjid terdapat beberapa makam tua dengan beberapa inskripsi yang menunjukkan bahwa mereka adalah para tokoh muslim yang dimakamkan disana, diantaranya yang paling dikenal luas adalah Sheikh Ali bin Omar, seorang ulama yang hanya memiliki satu kaki dan satu tangan. Beberapa makam tersebut dihias dengan pilar dan salah satunya di beri atap.

Di halaman depan masjid ini terpampang satu papan pengumuman status masjid ini sebagai benda cagar budaya dari Departemen arsip, Musium dan Purbakala Zanzibar yang juga berisi penjelasan singkat tentang masjid ini. papan pengumuman tersebut menjelaskan bahwa :

. . . . . “Hasil dari penggalian menunjukkan bahwa Masjid Kizimkazi ini merupakan masjid tertua di Zanzibar yang masih berfungsi sebagaimana mestinya hingga kini, pembangunan kembali masjid ini di abad ke 18 menggunakan pondasi dari bangunan masjid asli dan tembok dinding utara merupakan elemen asli dari bangunan pertama yang masih berdiri. Dikemudian hari diketahui dari inscripsi kufik yang ada di sisi kiri mihrab diketahui bahwa bangunan pertama masjid ini dibangun tahun 500H atau bertepatan dengan tahun 1107 Miladiyah. Inskripsi tersebut merupakan peringatan pembangunan kembali bangunan masjid tersebut oleh Sheikh Abu Musa Al-Hassan Bin Muhammad.

ornamen di dinding sisi kiblat Masjid Kizimkazi.
Sementara itu, inskripsi yang lain yang berdekatan (disebelah kanan mihrab) ditulis dengan hurup arab dan menyebutkan angka tahun 1184Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1770 Miladiyah saat bangunan masjid ini dibangun kembali. Di sebelah luar masjid terdapat sebuah sumur yang digali untuk kepentingan jemaah untuk berwudhu.

Disekitar masjid ini juga terdapat beberapa makam para Syarif atau mereka yang merupakan keluarga Nabi Muhammad S.A.W, termasuk Sheikh Ali Umar, Sayyid Abdullah Said Bin Sharif, maulana Bin Muhammad dan putri nya Mfaume Ali Umar sang penjaga drum kota.” . . . .

Restorasi Masjid Kizimkazi

Ditahun 2008 Kedutaan besar Amerika Serikat di Tanzania mengucurkan dana bantuan untuk restorasi tiga masjid tua di Tanzania termasuk Masjid Kizimkazi. Bantuan tahun 2008 tersebut digunakan untuk memperbaiki dan merestorasi atap masjid, langit langit masjid, pintu dan jendela termasuk juga bagian mihrab masjid. Restorasi tersebut juga memperbaiki jaringan listrik masjid, perbaikan penerangan listrik di dalam masjid, penambahan kipas angin, pengecatan dan penggantian karpet masjid.

Masjid Kizimkazi di usianya yang sudah kuno masih difungsikan sebagai pusat aktivitas warga muslim disana. Beberapa bagian masjid ini memang telah mengalami kerusakan karena kurang perawatan. Beberapa bagian rusak dan bocor karena cuaca dan usia termasuk atap dibagian mihrab bahkan bagian dalam masjid juga mengalami kerusakan karena menjadi sarang burung dan kelelawar

Penjelasan tentang masjid kizimkazi di halaman masjid.
Bantuan restorasi masjid ini diharapkan dapat membantu meningkatkan sector pariwisata disana, mengingat desa tempat masjid ini berada memang merupakan titik keberangkatan bagi wisatawan yang ingin menikwati wisata lumba lumba sekaligus memperkenalkan wisatawan kepada kekayaan budaya Negara itu.

Restorasi masjid Kizimkazi ini berbarengan dengan proyek restorasi dua masjid kuno Tanzania lainnya yang berada di pulau Pemba yang salah satunya adalah masjid di Shumba, yang juga dibangun pertama kali di pertengahan abad ke 17 hingga awal abad ke 18, yang semuanya direstorasi dengan bantuan dari kedutaan besar Amerika Serikat.

Besarnya kecintaan kepada masjid bagi muslim disana mengemuka pada saat staf kedubes Amerika berkunjung kesana untuk berdialog dengan warga, sebelum masjid ini di restorasi. Masyarakat sempat mengeluhkan sulitnya kehidupan mereka termasuk sulitnya untuk mendapatkan air bersih.

Namun pada saat staf kedutaan menawarkan pilihan mana yang harus didahulukan, antara pengadaan air bersih dengan restorasi masjid, warga dan tokoh muslim setempat menyatakan mereka lebih memilih untuk dibantu memperbaiki (restorasi) masjid yang menjadi pusat aktivitas warga muslim disana. Ghirah yang luar biasa, ditengah kehidupan yang sulit. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat nya kepada saudara saudara muslim kita disana.

 ------------------------------------------------------------------

Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------


Baca Juga Artikel Masjid di Wilayah Tetangga Zanzibar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA