Minggu, 14 Mei 2017

Masjid Kruszyniany, Tertua di Polandia

Masjid Kruszyniany merupakan satu dari dua masjid tertua di Polandia, Masjid yang lainnya adalah Masjid Bohiniki.

Desa Kruszyniany merupakan salah satu desa tua di Republik Polandia, sebuah desa yang memiliki warisan masa lalu yang masih bertahan hingga kini. Desa ini merupakan satu dari dua desa Muslim Tatar di Polandia bersama dengan Desa Bohiniki di wilayah Gmina Krynki yang berbatasan langsung dengan Republik Belarusia.

Desa Kruszyniany memiliki pertalian erat dengan desa Bohiniki karena sama sama dua Desa yang dibangun oleh Muslim Tatar di masa lalu, wilayah tersebut merupakan pemberian dari penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, melalui traktad Grodno pada tanggal 12 Maret 1679, sebagai imbalan atas keikutsertaan mereka dalam perang melawan Turki.

Wooden Mosque in Kruszyniany / Drewniany Meczet w Kruszynianach
16-120 Krynki, Polandia
kruszyniany.com.pl
+48 502 543 871



Izin pembangunan masjid bagi kaum muslimin di Polandia juga mendapatkan pengesahan dari Parlemen Warsawa di tahun 1556-1557 yang mengizinkan pembangunan masjid dengan izin dari Raja dan Uskup di atas lahan yang diberikan oleh raja. Le,idoam di tahun 1768 memungkinkan muslim disana membangun masjid diatas lahan pribadi maupun di atas lahan milik kerajaan.

Sama seperti Desa Bohiniki, Desa Kruszyniany juga memiliki sebuah masjid tua dari kayu dengan ukuran sedikit lebih besar, dan dibandingkan dengan masjid desa Bohiniki, desa ini bahkan lebih dekat ke perbatasan Polandia dengan Belarusia meski masih sama sama berada di wilayah propinsi yang sama dengan desa Bohiniki.

Masjid Kruszyniany dibuat sekitar abad 16-17 oleh seorang kapten kalvaleri Tartar, Murza Krzeczkowski. Walaupun memang tidak ditemukan catatan resmi tentang kapan masjid ini dibangu. Masjid Kruszniany pertama kali muncul dalam sebuah laporan sejarah di tahun 1829, namun demikian laporan tersebut jelas menunjukkan bahwa masjid tersebut telah ada disana jauh sebelum tahun tersebut.

Masjid tua dari abad ke 17 dan memang sejak awal dibangun dari bahan kayu dan bertahan hingga kini.

Kini hanya dua keluarga Tatar yang masih tingal di desa ini namun masjid ini merupakan tempat persinggahan kaum Tatar untuk merayakan hari-hari besar agama Islam. Masjid yang bentuknya tak berbeda jauh dari masjid Bohoniki ini juga sangat popular oleh penduduk non muslim sebagai obyek wisata. Masjid Kruszyniany telah di syahkan sebagai cagar budaya sejak tanggal 3 Nopember 1960 oleh pemerintah Polandia.

Sebuah pertanyaan menggelitik tentang bentuk masjid masjid tua di Negara Negara Baltik yang hampir semuanya dibangun seperti rumah rumah penduduk kebanyakan dan bahkan lebih mirip dengan sebuah gereja dibandingkan dengan bangunan masjid, hal tersebut di duga karena memang masjid masjid tersebut dibangun oleh para tukang yang beragama Kristen

Para tukang tersebut bahkan belum pernah melihat masjid seumur hidup mereka, maka jadilah masjid yang mereka bangun lebih mirip bangunan biasa yang mereka bangun dengan interior yang sesuai untuk masjid serta arahnya yang mengarah ke kiblat. Dua Masjid tua di Polandia ini ditambah dua Masjid tua di Belarusia dan tiga masjid tua di Lithuania memiliki bentuk yang nyaris serupa karena memang dibangun di era yang hampir bersamaan.

Mimbar dan mihrab di masjid Kruszyniany.

Arsitektur Masjid Kruszyniany

Dibandingkan dengan Masjid Bohiniki, masjid Kruszyniany ini memiliki bentuk yang mirip sebagai sebuah masjid meski sama sama menggunakan bahan kayu sebagai material bangunannya.  Ukuran bangunannya 10x13m, dilengkapi dua dua pintu masuk terpisah untuk Jemaah wanita dan Jemaah pria.

Dua menara yang juga dibangun dari kayu, berdiri mengapit sisi depan masjid ini ditambah dengan satu bentuk menara berukuran kecil di atap masjid sedikit ke tengah. Keberadaan tiga menara ini yang menjadi pembeda antara masjid ini dengan masjid masjid kayu lainnya di Polandia, Belarusia dan Lithuania.

Masjid Krusziniany pertama kali di renovasi tahun 1846 sebagaimana tertulis di salah satu dinding di ruang sholat wanita, renovasi berikutnya dilakukan tahun 19000 dilakukan perbaikan dibagian interior masjid, kemudian renovasi selanjutnya di tahun 1957 yang disebutkan dalam dokumen konservasi merupakan renovasi perbaikan yang cukup besar.

bagian yang menonjol keluar bangunan masjid ini adalah mihrabnya.

Renovasi berikutnya di tahun 1975-1976, dilanjutkan tahun 1992-1993 dilakukan perbaikan atap kubah dan pengecatan bangunan masjid. Dan perbaikan paling ahir dilakukan di tahun 2014 dilakukan perbaikan terhadap masjid ini akibat vandalisme dan juga terhadap pemakaman kaum muslmin yang juga sama sama menjadi korban vandalisme.

Di bagian dalam masjid ini terdiri dari ruang sholat utama di lantai dasar untuk Jemaah pria dan ruang sholat di area balkoni untuk Jemaah wanita. Sebuah mimbar dari kayu berdiri kokoh di dalam masjid ini bersebelahan dengan sebuah mihrab yang berbentuk sebagai sebuah ceruk berbentukss egi empat. Sedangkan diisi luar bangunan, masjid ini dikeliingi oleh pagar dari susunan batu alam setinggi sekitar 60cm.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA