Rabu, 27 Januari 2016

Masjid Agung Sana’a - Yaman

Tertua di kota Sana'a

Yaman adalah negara berbentuk republik di ujung paling selatan jazirah Arabia yang kini (sampai tulisan ini diposting) sedang dalam kondisi darurat perang. Sejarah Indonesia di masa lalu berkaitan erat dengan Yaman, Yaman juga memiliki kaitan sejarah yang teramat kental dengan sejarah Islam sejak awal dan begitu banyak peristiwa sejarah Islam yang menghubungkan langsung Yaman dengan baginda Rosulullah S.A.W.  Dalam catatan sejarah serta catatan hadist, Rosulullah mengutus beberapa orang sahabat untuk berdakwah ke Yaman termasuk sepupu beliau sendiri yakni Ali Bin Abi Thalib. Para sahabat yang berdakwah di Yaman kemudian juga membangun masjid sebagai pusat aktivitas dakwah Islam. salah satu masjid yang dibangun pada masa itu adalah Masjid Agung Sana’a.

Masjid Agung Sana’a dan Mukjizat Rosulullah ?

Masjid Agung Sana’a diperkirakan dibangun pada masa Ali Bin Abi Thalib berdakwah disana, mengingat hampir semua perawi hadist meriwayatkan bahwa yang di utus Rosulullah berdakwah ke Sana’a adalah Ali Bin Abi Thalib. Namun demikian, Masjid ini begitu populer di dunia maya karena disebut sebut sebagai salah satu mukjizat Rosulullah dalam menuntun pembangunnya untuk menentukan arah kiblat masjid tersebut dengan akurat meskipun pada masa itu belum ada peralatan navigasi secanggih saat ini. Hampir semua tulisan yang beredar saat ini di dunia maya tentang masjid ini merupakan copy paste dari satu sumber yang sama yang berawal dari video di situs youtube yang disebut sebagai hasil penelitian Syeikh Abdul Majid Al-Zandaney.

Pelataran tengah masjid Agung San'a. dengan bangunan tua di tengahnya sebagai tempat penuimpanan artefak kuno yang ditemukan di sekitar halaman ini.

Disebutkan bahwa :

“Salah satu sahabat yang di utus ke Sana’a Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee yang diutus sebagai pelindung (Sana’a). Kemudian  Muhammad Saw memerintahkannya untuk membangun Masjid untuk Sanaa dengan ketentuan dari Rasulullah saw sendiri. At-Tabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Awsat berkata: “Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee berkata: “Rasulullah SAW berkata padaku: ” jika kamu mendirikan masjid di Sana’a, bangunkanlah di kanan sebuah gunung bernama Deyn”.

Al-Hafez Al-Rahzey dalam bukunya “History of Sana’a” mengatakan, Rasulullah saw memerintahkan Wabr ibn Yuhanas Al-Ansarey ketika ia mengutusnya ke Sana’a untuk menjadi pelindung dengan berkata, ”Panggillah mereka kepada Iman (kepercayaan / untuk membuktikan kebenaran). Jika mereka mentaatimu tentang hal itu maka aturlah mengenai solat. Jika mereka mentaatimu mengenai hal itu, bangunlah masjid di taman Bathan, di mana di situ ditemukan sebuah batu di Gamdan dan arahkan ke sebuah gunung bernama Deyn”. Dan Al-Rahzey berkata: ”Rasulullah saw menulis kepada Wabr untuk membangun dinding masjid Bathan dan mengarahkannya ke gunung Deyn”.

Dari penjelasan tersebut bila ditelusur menggunakan aplikasi google earth memang menunjukkan bahwa masjid Agung Sana’a, Gunung Deyn dan Ka’bah berada pada satu garis lurus. hal itu yang disebut oleh Syeikh Abdul Majid Al-Zandaney dalam video nya sebagai salah satu mukjizat Rosulullah. Karena pada masa itu belum ada peralatan navigasi canggih seperti di masa kini. Sesuatu yang memang sangat menarik untuk dibahas, bagaimana para sahabat yang membangun masjid di masa tersebut menentukan arah kiblat dengan begitu akurat ?. Berikut ini saya gunakan aplikasi google map untuk menandai garis yang dimaksud, ini adalah peta interaktif sehingga anda dapat menggerakkannya.


Hanya saja manakala mulai menelusur siapakah gerangan sahabat nabi yang bernama Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee ?. nyaris tidak ada jawaban sama sekali, searching di internet dengan nama itu hanya berputar putar di berbagai situs dan blog dengan tulisan yang sama. Padahal seperti yang sudah diketahui bersama bahwasanya semua ucapan dan tindakan rosulullah adalah teladan dan terekam dalam catatan hadist, namun sulit sekali menemukan hadist tentang hal yang disebutkan dalam petikan tulisan di atas. Situs situs resmi pemerintah Yaman pun menyebut cerita bahwa masjid ini dibangun atas arahan langsung dari Rosulullah sebagai legenda belaka karena tidak dapat diverifikasi kebenaran-nya.

Lokasi Koordinat Masjid Agung Sana’a

Titik koordinat : 15.353140, 44.214976
Lokasi : Bab al Yaman

Masjid ini berada di kawasan kota tua Sana’a diantara gedung gedung tua khas negara Yaman.


Masjid Agung Sana’a

Ada beberapa nama yang dinisbatkan kepada masjid ini diantaranya adalah Jami' Kabeer atau Great Mosque of Sana’a atau Al-Jāmiʿ al-Kabīr bi-Ṣanʿā, adalah masjid tua di kota Sana'a, Republik Yaman. Lokasinya berada di di sebelah timur bekas Istana tua Ghumdan Palace. Pertama kali dibangun di masa Rosulullah masih hidup dan atas arahan langsung dari beliau. Di masa pemerintahan khalifah Usman Bin Affan Masjid ini sempat dihancurkan karena dikhawatirkan akan digunakan oleh para pemberontak.

Setelah itu masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi selama beberapa abad yang telah berlalu. Beberapa benda benda arkeologi yang ditemukan di masjid ini diantaranya adalah ‘manuskrip Sana’a” yang ditemukan ditempat ini selama proses restorasi di tahun1972, beberapa diantaranya adalah naskah naskah awal mushaf Al-Qur’an, dan temuan arkeologis lainnya yang berasal dari masa sebelum Islam.

Interior Masjid Agung Sana'a

Pertama kali dibangun sekitar tahun ke 6 Hijriah (630M) atas arahan langsung dari Rosulullah Muhammad S.A.W mengingat sudah banyaknya penduduk Yaman yang beriman, dan Sana’a sudah menjadi pusat syiar Islam di Yaman paska Hijrah nabi ke Madinah. banyaknya temuan arkeologis di sekitar masjid yang berasal dari sisa sisa bangunan sebelum Islam memang mengindikasikan bahwa masjid ini dibangun dimasa rosulullah masih hidup. Secara tradisi, cerita tutur masyarakat setempat menyebutkan bahwa di tempat tersebut sebelumnya terdapat bangunan Istana Ghundam (dari era Himyarite) dan sebuah Katedral yang kemudian dirobohkan dan bahan bahan dari kedua bangunan itu sebagian digunakan untuk membangun masjid ini.

Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I dari Bani Umayyah (705-7015) melakukan perluasan bangunan masjid berkali lipat dari ukuran nya semula, dari bangunan hasil perluasan tersebut ditemukan beberapa artefak yang ditengarai berasal dari fitur arsitektur masa Byzantium di masa Kekaisaran Axumite (kini Ethiopia). Seperti contoh adalah batu arcade dari bagian atap yang rata dari masjid dan batu batu penopang lengkungan yang masih ada tulisan tulisan dari masa sebelum Islam. Beberapa inskripsi juga ditemukan dipelataran tengah masjid ini berasal dari tahun 753 masehi, pada masa kekuasan Bani Abas.

diantara bangunan bangunan tua disekitarnya

Dua Menara kemudian dibangun, satu Menara di sisi timur dibangun pada awal abad ke 9, kemudian Menara satu lagi di sisi barat dibangun sekitar abad ke 12 masehi. Dua kali banjir yang menggenangi masjid ini telah menimbulkan kerusakan yang cukup substansial terhadap masjid ini yang kemudian di renovasi total. Namun demikian masjid ini kembali mengalami rusak parah ketika terjadi serbuan dari Karmatis ke Sana’a tahun 911 masehi.

Restorasi kemudian dilakukan di tahun 1130 oleh seorang ratu dari Era Isma’ili yang bernama Arwa binti Ahmad. Beliau yang kemudian mengubah masjid ini lebih elegan termasuk menghadirkan ukiran ukiran pada langit langit masjid sisi timur, barat dan utara. Beliau memiliki hubungan yang erat dengan dinasti Fatimiah di Mesir, itu sebabnya Menara masjid yang ada di sisi barat memiliki kemiripan dengan Menara masjid di Kairo (Mesir) yang dibangun di era yang sama. Di awal abad ke 16 masjid ini kembali di renovasi terhadap struktur persegi pada kubahnya dan pemasangan batu paving blok di pekarangannya.

Masjid Agung San’a kembali di restorasi tahun 2006 oleh pemerintah Yaman dibantu oleh para ahli berpengalaman. Restorasi kali ini selain berupaya mengembalikan kondisi masjid Agung Yaman ke kondisi aslinya namun juga bertujuan memberikan pendidikan kepada para pekerja muda Yaman tentang konservasi. Para tenaga muda ini diberikan pengetahuan dan pengalaman langsung dengan membantu para ahli dari Italia dan kemudian diserahi tanggung jawab konservasi seiring dengan keahlian mereka yang semakin meningkat.

Salah satu gerbang masjid Agung Sana'a

Proses restorasi memang tidak mudah, termasuk mengembalikan bentuk ukiran atau lukisan yang sebagian sudah rusak atau hilang ke bentuknya semula. restorasi di masjid Agung Sana’a ini meliputi total luasan yang harus disentuh mencapai 3000 meter persegi, mencakup plataran tengah masjid dimana terdapat manuskrip Qur’an kuno ditambah dengan dua bangunan Menara. belum lagi bagian interior masjid yang terdiri dari beberapa gang; lima di utara, empat di selatan, tiga di timur dan tiga di barat, sedangkan untuk langit langitnya saja mencapai 5200 bagian ukiran atau lukisan.

Proses restorasi memang berjalan lamban dan butuh kesabaran ekstra, proses transfer keahlian dari para tenaga ahli dari Italia yang mendukung restorasi masjid ini kemudian terasa begitu bermanfaat ketika semua orang asing harus meninggalkan Yaman seiring konflik yang terjadi disana di tahun 2011, termasuk seluruh staf ahli dari Italia yang menjalankan proyek restorasi di masjid ini harus keluar dari Yaman dan menyerahkan kelanjutan restorasi kepada pekerja muda Yaman.

Situs Warisan Dunia

Masjid Agung Sana’a merupakan salah satu warisan dunia Unesco dan sudah disyagkan sejak tahun 1986 dalam daftar bernomor 345 bersama dengan 103 masjid, 14 Hammam (pemandian umum khusus pria) dan 6000 rumah tua yang ada di kota Sana’a yang dibangun pada abad ke 11 masehi. Unesco telah melakukan upaya pelestarian terhadap Masjid Agung Sana’a termasuk perbaikan terhadap kondisi bangunan yang dilakukan sejak tahun 2003. ***

----------ZZZ----------

2 komentar:

  1. whoah thіs weblog is magnificent і love studying үߋur posts.
    ᛕeep ᥙp the gгeat wߋrk! You know, ⅼots of people ɑre hunting round for thіs inf᧐rmation, you cⲟuld aid thеm
    greatly.

    BalasHapus
  2. Izin download gambarnya dan share ya

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA