Rabu, 27 Januari 2016

Masjid Agung Sana’a - Yaman

Tertua di kota Sana'a

Yaman adalah negara berbentuk republik di ujung paling selatan jazirah Arabia yang kini (sampai tulisan ini diposting) sedang dalam kondisi darurat perang. Sejarah Indonesia di masa lalu berkaitan erat dengan Yaman, Yaman juga memiliki kaitan sejarah yang teramat kental dengan sejarah Islam sejak awal dan begitu banyak peristiwa sejarah Islam yang menghubungkan langsung Yaman dengan baginda Rosulullah S.A.W.  Dalam catatan sejarah serta catatan hadist, Rosulullah mengutus beberapa orang sahabat untuk berdakwah ke Yaman termasuk sepupu beliau sendiri yakni Ali Bin Abi Thalib. Para sahabat yang berdakwah di Yaman kemudian juga membangun masjid sebagai pusat aktivitas dakwah Islam. salah satu masjid yang dibangun pada masa itu adalah Masjid Agung Sana’a.

Masjid Agung Sana’a dan Mukjizat Rosulullah ?

Masjid Agung Sana’a diperkirakan dibangun pada masa Ali Bin Abi Thalib berdakwah disana, mengingat hampir semua perawi hadist meriwayatkan bahwa yang di utus Rosulullah berdakwah ke Sana’a adalah Ali Bin Abi Thalib. Namun demikian, Masjid ini begitu populer di dunia maya karena disebut sebut sebagai salah satu mukjizat Rosulullah dalam menuntun pembangunnya untuk menentukan arah kiblat masjid tersebut dengan akurat meskipun pada masa itu belum ada peralatan navigasi secanggih saat ini. Hampir semua tulisan yang beredar saat ini di dunia maya tentang masjid ini merupakan copy paste dari satu sumber yang sama yang berawal dari video di situs youtube yang disebut sebagai hasil penelitian Syeikh Abdul Majid Al-Zandaney.

Pelataran tengah masjid Agung San'a. dengan bangunan tua di tengahnya sebagai tempat penuimpanan artefak kuno yang ditemukan di sekitar halaman ini.

Disebutkan bahwa :

“Salah satu sahabat yang di utus ke Sana’a Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee yang diutus sebagai pelindung (Sana’a). Kemudian  Muhammad Saw memerintahkannya untuk membangun Masjid untuk Sanaa dengan ketentuan dari Rasulullah saw sendiri. At-Tabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Awsat berkata: “Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee berkata: “Rasulullah SAW berkata padaku: ” jika kamu mendirikan masjid di Sana’a, bangunkanlah di kanan sebuah gunung bernama Deyn”.

Al-Hafez Al-Rahzey dalam bukunya “History of Sana’a” mengatakan, Rasulullah saw memerintahkan Wabr ibn Yuhanas Al-Ansarey ketika ia mengutusnya ke Sana’a untuk menjadi pelindung dengan berkata, ”Panggillah mereka kepada Iman (kepercayaan / untuk membuktikan kebenaran). Jika mereka mentaatimu tentang hal itu maka aturlah mengenai solat. Jika mereka mentaatimu mengenai hal itu, bangunlah masjid di taman Bathan, di mana di situ ditemukan sebuah batu di Gamdan dan arahkan ke sebuah gunung bernama Deyn”. Dan Al-Rahzey berkata: ”Rasulullah saw menulis kepada Wabr untuk membangun dinding masjid Bathan dan mengarahkannya ke gunung Deyn”.

Dari penjelasan tersebut bila ditelusur menggunakan aplikasi google earth memang menunjukkan bahwa masjid Agung Sana’a, Gunung Deyn dan Ka’bah berada pada satu garis lurus. hal itu yang disebut oleh Syeikh Abdul Majid Al-Zandaney dalam video nya sebagai salah satu mukjizat Rosulullah. Karena pada masa itu belum ada peralatan navigasi canggih seperti di masa kini. Sesuatu yang memang sangat menarik untuk dibahas, bagaimana para sahabat yang membangun masjid di masa tersebut menentukan arah kiblat dengan begitu akurat ?. Berikut ini saya gunakan aplikasi google map untuk menandai garis yang dimaksud, ini adalah peta interaktif sehingga anda dapat menggerakkannya.


Hanya saja manakala mulai menelusur siapakah gerangan sahabat nabi yang bernama Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee ?. nyaris tidak ada jawaban sama sekali, searching di internet dengan nama itu hanya berputar putar di berbagai situs dan blog dengan tulisan yang sama. Padahal seperti yang sudah diketahui bersama bahwasanya semua ucapan dan tindakan rosulullah adalah teladan dan terekam dalam catatan hadist, namun sulit sekali menemukan hadist tentang hal yang disebutkan dalam petikan tulisan di atas. Situs situs resmi pemerintah Yaman pun menyebut cerita bahwa masjid ini dibangun atas arahan langsung dari Rosulullah sebagai legenda belaka karena tidak dapat diverifikasi kebenaran-nya.

Lokasi Koordinat Masjid Agung Sana’a

Titik koordinat : 15.353140, 44.214976
Lokasi : Bab al Yaman

Masjid ini berada di kawasan kota tua Sana’a diantara gedung gedung tua khas negara Yaman.


Masjid Agung Sana’a

Ada beberapa nama yang dinisbatkan kepada masjid ini diantaranya adalah Jami' Kabeer atau Great Mosque of Sana’a atau Al-Jāmiʿ al-Kabīr bi-Ṣanʿā, adalah masjid tua di kota Sana'a, Republik Yaman. Lokasinya berada di di sebelah timur bekas Istana tua Ghumdan Palace. Pertama kali dibangun di masa Rosulullah masih hidup dan atas arahan langsung dari beliau. Di masa pemerintahan khalifah Usman Bin Affan Masjid ini sempat dihancurkan karena dikhawatirkan akan digunakan oleh para pemberontak.

Setelah itu masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi selama beberapa abad yang telah berlalu. Beberapa benda benda arkeologi yang ditemukan di masjid ini diantaranya adalah ‘manuskrip Sana’a” yang ditemukan ditempat ini selama proses restorasi di tahun1972, beberapa diantaranya adalah naskah naskah awal mushaf Al-Qur’an, dan temuan arkeologis lainnya yang berasal dari masa sebelum Islam.

Interior Masjid Agung Sana'a

Pertama kali dibangun sekitar tahun ke 6 Hijriah (630M) atas arahan langsung dari Rosulullah Muhammad S.A.W mengingat sudah banyaknya penduduk Yaman yang beriman, dan Sana’a sudah menjadi pusat syiar Islam di Yaman paska Hijrah nabi ke Madinah. banyaknya temuan arkeologis di sekitar masjid yang berasal dari sisa sisa bangunan sebelum Islam memang mengindikasikan bahwa masjid ini dibangun dimasa rosulullah masih hidup. Secara tradisi, cerita tutur masyarakat setempat menyebutkan bahwa di tempat tersebut sebelumnya terdapat bangunan Istana Ghundam (dari era Himyarite) dan sebuah Katedral yang kemudian dirobohkan dan bahan bahan dari kedua bangunan itu sebagian digunakan untuk membangun masjid ini.

Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I dari Bani Umayyah (705-7015) melakukan perluasan bangunan masjid berkali lipat dari ukuran nya semula, dari bangunan hasil perluasan tersebut ditemukan beberapa artefak yang ditengarai berasal dari fitur arsitektur masa Byzantium di masa Kekaisaran Axumite (kini Ethiopia). Seperti contoh adalah batu arcade dari bagian atap yang rata dari masjid dan batu batu penopang lengkungan yang masih ada tulisan tulisan dari masa sebelum Islam. Beberapa inskripsi juga ditemukan dipelataran tengah masjid ini berasal dari tahun 753 masehi, pada masa kekuasan Bani Abas.

diantara bangunan bangunan tua disekitarnya

Dua Menara kemudian dibangun, satu Menara di sisi timur dibangun pada awal abad ke 9, kemudian Menara satu lagi di sisi barat dibangun sekitar abad ke 12 masehi. Dua kali banjir yang menggenangi masjid ini telah menimbulkan kerusakan yang cukup substansial terhadap masjid ini yang kemudian di renovasi total. Namun demikian masjid ini kembali mengalami rusak parah ketika terjadi serbuan dari Karmatis ke Sana’a tahun 911 masehi.

Restorasi kemudian dilakukan di tahun 1130 oleh seorang ratu dari Era Isma’ili yang bernama Arwa binti Ahmad. Beliau yang kemudian mengubah masjid ini lebih elegan termasuk menghadirkan ukiran ukiran pada langit langit masjid sisi timur, barat dan utara. Beliau memiliki hubungan yang erat dengan dinasti Fatimiah di Mesir, itu sebabnya Menara masjid yang ada di sisi barat memiliki kemiripan dengan Menara masjid di Kairo (Mesir) yang dibangun di era yang sama. Di awal abad ke 16 masjid ini kembali di renovasi terhadap struktur persegi pada kubahnya dan pemasangan batu paving blok di pekarangannya.

Masjid Agung San’a kembali di restorasi tahun 2006 oleh pemerintah Yaman dibantu oleh para ahli berpengalaman. Restorasi kali ini selain berupaya mengembalikan kondisi masjid Agung Yaman ke kondisi aslinya namun juga bertujuan memberikan pendidikan kepada para pekerja muda Yaman tentang konservasi. Para tenaga muda ini diberikan pengetahuan dan pengalaman langsung dengan membantu para ahli dari Italia dan kemudian diserahi tanggung jawab konservasi seiring dengan keahlian mereka yang semakin meningkat.

Salah satu gerbang masjid Agung Sana'a

Proses restorasi memang tidak mudah, termasuk mengembalikan bentuk ukiran atau lukisan yang sebagian sudah rusak atau hilang ke bentuknya semula. restorasi di masjid Agung Sana’a ini meliputi total luasan yang harus disentuh mencapai 3000 meter persegi, mencakup plataran tengah masjid dimana terdapat manuskrip Qur’an kuno ditambah dengan dua bangunan Menara. belum lagi bagian interior masjid yang terdiri dari beberapa gang; lima di utara, empat di selatan, tiga di timur dan tiga di barat, sedangkan untuk langit langitnya saja mencapai 5200 bagian ukiran atau lukisan.

Proses restorasi memang berjalan lamban dan butuh kesabaran ekstra, proses transfer keahlian dari para tenaga ahli dari Italia yang mendukung restorasi masjid ini kemudian terasa begitu bermanfaat ketika semua orang asing harus meninggalkan Yaman seiring konflik yang terjadi disana di tahun 2011, termasuk seluruh staf ahli dari Italia yang menjalankan proyek restorasi di masjid ini harus keluar dari Yaman dan menyerahkan kelanjutan restorasi kepada pekerja muda Yaman.

Situs Warisan Dunia

Masjid Agung Sana’a merupakan salah satu warisan dunia Unesco dan sudah disyagkan sejak tahun 1986 dalam daftar bernomor 345 bersama dengan 103 masjid, 14 Hammam (pemandian umum khusus pria) dan 6000 rumah tua yang ada di kota Sana’a yang dibangun pada abad ke 11 masehi. Unesco telah melakukan upaya pelestarian terhadap Masjid Agung Sana’a termasuk perbaikan terhadap kondisi bangunan yang dilakukan sejak tahun 2003. ***

----------ZZZ----------

Senin, 25 Januari 2016

IMAAM Center, Masjid Indonesia di Amerika (bagian kedua)

Peresmian IMAAM Center oleh Presiden SBY

Penantian 20 Tahun

Kisah berubah tatkala terpampang iklan di sebuah media online yang menyebut soal rencana penjualan gereja tua di kawasan Georgia Avenue, Silver Spring, MD, Maryland. Iklan itu ditayangkan oleh pengurus gereja yang mengaku terpaksa menjual gedung itu karena tidak ada lagi aktivitas ibadah di sana. Sejak lima tahun terakhir, gereja itu dibiarkan kosong melompong karena sebagian besar jemaahnya kini menganut atheis. Sehingga gereja itu tak lagi dipakai untuk kegiatan ibadah.

Ukuran gereja itu cukup besar. Luas gedungnya saja mencapai 3.520 m persegi, dengan luas tanahnya mencapai 15.625 m persegi. Kapasitas ruangan di dalam mampu menampung sekitar 350 orang. Lapangan parkirnya juga cukup luas, bisa menampung lebih dari 100 mobil. Harga jualnya US$3 juta atau sekitar Rp 33 miliar, dengan kurs sekitar Rp 11.000 perdolar. Gedung yang dibangun tahun 1955 itu, berada di tengah kota Maryland. Merujuk kepada izinnya, gedung itu hanya khusus untuk kegiatan rumah ibadah. Pihak gereja sebenarnya sudah lama ingin menjual gedung itu, tapi tidak laku karena izin penggunaannya tidak bisa digunakan selain untuk ibadah.

Lantai dua IMAAM Center yang merupakan ruang utama masjid.

Ini yang membuat pengurus IMAAM tertarik untuk membelinya. Jika gedung itu bisa dibeli, maka tidak perlu lagi memohon izin pendirian rumah ibadah dari pemerintah setempat karena sejak awal peruntukannya memang untuk rumah ibadah. Namun masalahnya, darimana pengurus IMAAM bisa mendapatkan dana $3 juta? Kalaupun dua unit gedung yang ditempati IMAAM Center dijual, diperkirakan harganya $1 juta. Itu berarti masih kurang sekitar $2 juta lagi. Jelas ini bukan jumlah yang kecil. Butuh usaha ekstra untuk menambal kekurangannya.

Bantuan Pemerintah Indonesia

Sampai akhirnya muncullah ide dari pengurus IMAAM untuk membicarakan masalah ini dengan Dino Pati Djalal yang ketika itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika. Dino yang menyambut baik ide itu kemudian menyampaikan kabar ini langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gayung bersambut, SBY rupanya sangat tertarik dengan ide itu. Ia pun langsung membahas masalah ini dengan DPR. Kebetulan waktu itu masih ada sisa anggaran $5 juta yang belum terpakai. Tak butuh waktu lama bagi DPR dan pemerintah untuk menyepakati pemberian hibah $3 juta untuk IMAAM sebagai modal untuk membeli gereja di Amerika itu. Sedangkan sisanya yang $2 juta digunakan untuk membangun gedung mahasiswa Indonesia di Mesir.

Presiden SBY memimpin sholat berjamaah setelah peresmian masjid IMAAM Center

12 Juni 2014 IMAAM resmi mengambil alih First Baptist Church Montgomery Maryland untuk dijadikan sebagai masjid. Upaya renovasi langsung dilakukan secara bertahap. Kursi panjang yang biasa digunakan untuk beribadah di gereja dibongkar dan digantikan dengan karpet dari Arab. Para Muslim Amerika beramai-ramai urun rembuk dan mengumpulkan dana untuk renovasi gedung tersebut. Berbagai kegiatan syiar Islam mulai aktif dilakukan di dalamnya. Beberapa tokoh Islam di Washington diundang untuk memberikan ceramah agama di sana.

Awal September 2014, suasana di dalam gedung itu terlihat sangat asri. Selain papan nama yang tengah dihapus, di bagian luar tak ada tanda-tanda lagi yang menunjukkan bangunan itu adalah bekas gereja. Di bagian dalam, hanya ada pentas di bagian depan yang biasa digunakan pendeta atau penyanyi koor gereja untuk tampil di depan jamaahnya. Dekorasi itu memang agak unik untuk dihadirkan di dalam masjid. Tapi pengurus IMAAM berencana akan mengubahnya secara bertahap sehingga nantinya desain khas masjid itu bernuansa Indonesia.

Diresmikan oleh Presiden SBY

Sesuai dengan rencana, IMAAM Center diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Jum’at 25 September 2014 pukul 12.30 waktu setempat. Acara peresmian berlangsung di lantai bawah, hadir dalam acara ini Utusan Khusus Komunitas Muslim Kemlu AS Sharif Gaffar, para tokoh muslim setempat, dan anggota komunitas muslim Indonesia. Seusai peresmian, para undangan menunaikan salat Jumat berjamaah bersama denganPresiden SBY dan rombongan dari Jakarta.

Dalam pidatonya, Presiden SBY ‎mengaku sangat bersyukur dan bahagia setelah mendengar sambutan Presiden IMAAM Center Aris Mustofa dan Sharif Gaffar. “Hati kita teduh dan damai, ingin menjalin kerjasama dan kebersamaan untuk membuat dunia adil dan sejahtera,” Menurut Presiden SBY, Masjid tersebut diharapkan menjadi duta umat muslim di Indonesia yang ingin bersahabat dengan bangsa manapun. “Kami akan menjadi agent of peace, kami akan tunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin,” ujar SBY. Kunjungan Presiden SBY ke Amerika Serikat adalah bagian dari lawatan Presiden Indonesia ke tiga negara, yaitu Portugal, Amerika Serikat dan Jepang dari tanggal 17 September hingga 30 September 2014.

Presiden Joko Widodo saat menunaikan sholat tahiyatul masjid di IMAAM Center

Dikunjungi Presiden Jokowi

Hari selasa 27 Oktober 2015 pukul 15:20 waktu setempat atau hari Rabu 28 Oktober 2015 Pukul 14:20 Waktu Indonesia Bagian Barat, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri berkunjung ke Masjid IMAAM Center ini dalam perjalanan dinasnya ke Amerika Serikat. Selama kunjungan singkat tersebut presiden Jokowi langsung menuju ke lantai dasar masjid yang merupakan area untuk keperluan umum, disambut oleh para pengurus masjid yang sudah menunggu kemudian berkunjung ke perpustakaan masjid.

Presiden Jokowi kemudian menuju ke area sholat di lantai dua masjid, namun karena waktu asyar belum tiba, maka beliau menunaikan sholat sunah tahiyatul masjid, setelah itu presiden menyempatkan diri berfoto bersama dengan jemaah warga Indonesia yang ada disana termasuk memenuhi permintaan beberapa warga Indonesia yang meminta ber-selfie bersama beliau. Presiden berangkat meninggalkan IMAAM Center pada pukul 15:45 waktu setempat menuju ke the Blair House, tempat beliau menginap selama kunjungan kerja di Amerika Serikat. ***

Kembali ke Bagian Pertama

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Indonesia di Luar Negeri Lainnya


IMAAM Center, Masjid Indonesia di Amerika (Bagian Pertama)

TIDAK MIRIP MASJID. Bangunan masjid IMAAM Center ini sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid seperti yang biasa kita kenal. Karena memang sebelumnya adalah sebuah Gereja bergaya Amerika dengan empat pilar besar di depan nya mirip dengan bangunan gedung putih, Istana Presiden Amerika.

Bekas gereja yang menjadi masjid muslim Indonesia di Amerika

IMAAM Center adalah masjid komunitas muslim Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat. Masjid ini menjadi masjid kedua yang dimiliki dan dikelola oleh muslim Indonesia setelah Masjid Al-Hikmah di New York City. IMAAM Center berada di Georgia Avenue, Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat, tak jauh dari Washington DC, Ibukota Amerika Serikat. IMAAM Center dibangun diatas tanah seluas 1,15 hektar ini beralamatkan di 9100 Georgia Ave, Silver Spring, Washington, DC. Lokasi masjid ini cukup strategis, karena berada di perbatasan Washington DC dengan Maryland.

Sebelum dibeli pada tanggal 12 Juni 2014, bangunan dua lantai berbatu bata merah ini adalah gereja First Baptist Church Montgomery Maryland yang sudah lima tahun tidak dipakai karena sebagian besar jemaahnya beralih menganut atheis dan kemudian dibeli oleh komunitas Muslim Indonesia untuk dijadikan sebagai masjid. Gereja tersebut dibangun tahun 1955 dengan izin resmi dari pemerintah hanya untuk digunakan sebagai tempat peribadatan. Itu sebabnya pengurus gereja kesulitan untuk menjual bangunan tersebut untuk keperluan lain, namun justru hal tersebut yang menjadi nilai tambah bagi muslim Indonesia disana karena dengan membeli gedung gereja tersebut tidak perlu lagi mengurus izin untuk membangun tempat ibadah.

Imaam Center
Address: 9100 Georgia Avenue, Silver Spring, MD 20910 



Tentang IMAAM

IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) atau Komunitas Muslim Indonesia di Amerika Serikat. Awalnya dibentuk oleh beberapa belas muslim Indonesia yang tinggal di kawasan Washington DC dan sekitarnya yang memiliki perhatian terhadap pentingnya keseimbangan hubungan horizontal dan vertikal bagi generasi mendatang, maka pada tanggal 21 Desember 1993 dibentuklah IMAAM dan didaftarkan sebagai organisasi nirlaba keagamaan di negara bagian Maryland.  Organisasi ini aktif menggelar kegiatan keagamaan, termasuk berupaya mendirikan masjid di Washington DC.

Kepengurusan IMAAM dipilih secara periodik setiap tiga tahun dalam sidang umum tahunan. Ada sembilan pengurus utama IMAAM yang terdiri dari;
  1. Bpk. Firdaus Kadir, Chairman of the Board, 2015-2018.
  2. Bpk. Amang Sukasih, President, 2015-2018
  3. Bpk. Bambang Achiruddin, Vice President, 2013-2016
  4. Bpk. Varga Syahroni, Secretary, 2013-2016
  5. Ibu. Waty Yirka, Treasurer, 2015-2018
  6. Bpk. Syafrin Murdas, Regular Trustee, 2014-2017
  7. Bpk. Arif Mustofa, Regular Trustee, 2013-2016
  8. Ibu. Nurul Fathiyah, Regular Trustee, 2014-2017
  9. Bpk. Andri Antoni, Regular Trustee, 2014-2017

GEREJA TAK TERPAKAI. Begini bentuk aslinya bangunan masjid IMAAM Center saat muncul di situs iklan penjualan properti, sebelum kemudian dibeli dan di alih fungsi menjadi masjid oleh IMAAM Center.

Perjalanan Panjang Masjid Imam Center

Impian memiliki masjid sendiri di Amerika sebagai tempat berkumpul bersama bagi muslim Indonesia bukanlah perkara mudah. Selain terkendala dengan masalah dana yang tidak sedikit untuk membeli properti disana, namun juga masalah perizinan yang memang tidak mudah diperoleh. Upaya IMAAM untuk mendirikan masjid nyaris terwujud pada 1995. Kala itu, organisasi yang kini beranggotakan sekitar 2000 orang ini bisa membeli dua unit rumah di kawasan Veirs Mill Rd, Rockville, Maryland.

Rumah itulah yang hendak dijadikan masjid, namun rencana itu mendapat protes dari masyarakat setempat. Apa boleh buat, keinginan mendirikan masjid bernuansa Indonesia di Amerika terpaksa ditunda. Jika kedua rumah itu bisa difungsikan sebagai masjid kala itu, maka warga Muslim Indonesia yang tinggal di Amerika lebih menyatu dan kompak, sehingga memudahan untuk melaksanakan kegiatan sosial lainnya. Namun impian itu belum berhasil karena hambatan dari warga setempat. Pemerintah Maryland juga tidak memberi izin kalau masyarakat sekitar masih menolak.

Akibat penolakan itu, dua gedung yang dibeli di kawasan Rockville hanya bisa dijadikan sebagai IMAAM Center. Tidak ada aktivitas ibadah di sana. Sementara untuk salat atau kegiatan ibadah lainnya, warga Muslim Indonesia harus menyebar di sejumlah masjid yang ada di Washington dan sekitarnya. Masalah perizinan ini bahkan pernah dikemukakan oleh Imam Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Musthafa Ya'qub langsung kepada Presiden Barack Obama saat kunjungannya ke Masjid Istiqlal pada 10 Nopember 2010.

Bersambung ke Bagian Kedua

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Indonesia di Luar Negeri Lainnya

  

Selasa, 19 Januari 2016

Masjid Daarut Tauhiid Indonesia di Gaza Palestina

Masjid Daarut Tauhiid Indonesia di Gaza - Palestina

Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid membangun satu unit masjid di wilayah Gaza tengah, tepatnya di wilayah Deir Balah, Masjid tersebut diberi nama Masjid Daarut Tauhiid Indonesia, karena uang yang digunakan untuk membangun masjid tersebut adalah hasil donasi dari muslim dan rakyat Indonesia melalui Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid.

Pembangunan masjid ini karena melihat salah satu kebutuhan saudara kita dalam hal tempat ibadah yang aman dan nyaman. Karena paska penyerangan zionis tahun lalu, banyak masjid yang hancur, Bahkan mereka melaksanakan salat terawih, salat jumat, dan salat berjamaah lima waktu diantara puing-puing bangunan masjid yang hancur.

Masjid dibangun di atas lahan milik Departemen Agama dan Perwakafan Palestina. Ditambah lagi wakaf tanah dari warga setempat dengan luas 250 meter persegi. Masjid tersebut diperkirakan mampu menampung 300 jamah, dilengkapi dengan karpet serta kipas angin, tempat wudhu, dan 4 tiolet. Konstruksinya full beton dengan fondasi dasar berkekuatan 5 lantai. Rencananya insya Allah, akan dibangun lantai dua untuk dijadikan sebagai tempat menghafal Qur’an diberi nama Markaz Baitul Qur’an.

Saat proses pembangunan

Perjalanan Pembangunan Masjid

Program pembangunan Masjid DT atas ide dan konsep dari Aa Gym selaku Presidium Yayasan Daarut Tauhiid Indonesia. Program dimulai dengan proses survei lapangan di masing-masing wilayah di Jalur Gaza khususnya daerah porak poranda akibat dibombardier oleh pihak militer Israel. Dari beberapa wilayah yang disurvei akhirnya Deir Balah Gaza tengah yang menjadi sasaran awal pembangunan Masjid DT.

Pada tanggal 31 Juli 2015 ba'da sholat Jum'at DPU DT telah memulai pembangunan Masjid di dimulai dengan peletakan batu pertama. Awal bulan September 2015, tim konstruksi dan enginering memulai pembangunan diatas lahan wafaf dari pihak Kementrian Agama dan Wakaf Gaza Palestina. Proses pembangunan di jadwalkan hanya memakan waktu kurang dari dua bulan. Akan tetapi mundur menjadi empat bulan dikarenakan faktor krisis material dan bahan bangunan lainnya yang masih melanda wilayah Gaza.

Seluruh bahan material dan bahan bangunan seperti semen, besi dll masuk ke Gaza hanya dari satu jalur yaitu melalui pintu perbatasan Kareem Abo Saleem pintu perbatasan antara Gaza dan Israel. Bahan material masuk ke Gaza harus izin dan persetujuan dari Israel. Tidak ada alternatif, penggunaan semen dengan menggunakan sistem, satu sak semen masuk Gaza akan ditanya digunakan untuk apa? Mana surat-surat pengajuan permintaan semen? Bangun masjid dimana? Luas berapa? Setelah memenuhi persyaratan ini baru mereka berikan semen, dan dikirim secara berangsur.

Hampir selesai

Lambat tapi pasti pembangunan Masjid DT berjalan lancar. Pihak LSM lokal yang rutin mengecek perkembangan pun tidak meminta imbalan. Saat diberi uang transportasi pun mereka menolak.
“Ini bagian dari tanggung jawab kami selaku putra daerah, apalagi ini rumah ibadah bagi kita Umat Islam. Kami siap bantu sesuai dengan kemampuan kami, tentu hanya berharap ridho Allah Swt,” kata LSM lokal Palestinian Welfare House yang di ketuai Ir.Jomah Al-Najjar.

Diresmikan

Masjid Daarut Tauhiid Indonesia di Gaza Palestina diresmikan pada hari Kamis 31 Desember 2015 jam 10 pagi waktu Gaza secara langsung oleh Aa’ Gym melalui sambungan telepon langsung dari pondok pesantren Daarut Tauhid di Geger Kalong Bandung. “Semoga menjadi amal saleh bagi semua yang ikut membantu mambangun Masjid Daarut Tauhiid di Gaza, Palestina,” kata Aa Gym penuh haru. Masjid sendiri sudah dimanfaatkan oleh kaum Muslimin di Gaza khususnya di Deir Balah Gaza Tengah dua hari sebelum peresmian. Tadinya dijadwalkan saat acara peresmian, KH.Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) akan menyampaikan kata sambutan via Skype. Sayangnya serentak listrik padam, Gaza masih krisis listrik. Akhirnya Aa Gym hanya menyampaikan salam kepada para jamaah warga Gaza melalui jaringan telepon.

Suasana saat peresmian

Ratusan jamaah bersiap menyaksikan. Ketika video call antara Aa Gym dan Abdillah Onim (Perwakilan Warga Gaza) dimulai, jamaah tidak kuasa menahan haru. Suasana di Gaza pun tidak kalah ramainya. Kebahagiaan tampak jelas dari wajah mereka. Abdillah Onim mewakili Warga Gaza juga menyampaikan rasa terima kasihnya. “Jazakumullah Khairan Katsira kepada para donatur yang sudah berdonasi untuk Pembangunan Masjid Daarut Tauhiid Gaza,” ujarnya.

Abdullah Onim melaporkan, tampak hadir pada peresmian Masjid Daarut Tauhid para Ulama Palestina, pihak Walikota, pihak Kapolda dan stafnya, Wakil Menteri Agama dan Wakaf Gaza, pihak pengajar Daarul Qur’an Nusantara cabang Gaza serta ratusan santri DAQU Gaza, pihak Daarul Qur’an wa Sunnah Gaza Palestina, para ketua NGO lokal di Gaza, tokoh masyarakat Gaza, warga Gaza serta WNI Relawan Rumah Sakit Indonesia.

Diresmikan

Acara diawali dengan pembacaan Al Qur’an oleh santri DAQU Gaza dan diakhiri dengan peresmian masjid ditandai dengan pembukaan tirai penutup batu alam yang bertuliskan : Alhamdulillah, Atas ijin Allah Swt, telah selesai pembangunan Masjid Daarut Tauhiid yang didanai oleh Donatur DPU DAARUT TAUHIID, tertulis juga : Hadiah dari Rakyat Indonesia. Pihak Kementrian Agama dan Wakaf Gaza Palestina, dalam kata sambutan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Kaum Muslimin di Indonesia khususnya kepada pihak DPU Daarut Tauhid atas hadiah sebuah Masjid.

Sementara tokok Masyakarat Gaza menilai hadiah ini sangat luar biasa bermanfaat bagi kaum Muslimin di Gaza Palestina. Warga Deir Balah pun bersyukur dan berbahagia dengan keberadaan masjid DT. Dan mereka menyepakati secara resmi menamakan wilayah sekitar Masjid Daarut Tauhid diberi nama Kampung Tauhid.

Dompet Peduli Ummat

Bagi sahabat yang ingin berdonasi untuk Masjid Daarut Tauhiiid Palestina, donasi bisa disalurkan melalui Kantor DPU Daarut Tauhiid, Jl. Gegerkalong Girang Bandung. Transfer donasi melalui BNI Syariah (Kode Bank 009) 009.2553.41 a.n DPU IS Khusus. BCA (Kode Bank 014) 777.0333.151 a.n DPU IS Khusus. Indformasi dan konfirmasi: 0851-0001-7002 dan BBM: DPUDT1.


Sabtu, 02 Januari 2016

Masjid Agung Bangui, Republik Afrika Tengah

OLD PICT. Foto lama masjid Agung Bangui, Republik Afrika Tengah

Masjid Paling Berbahaya

Masjid Koudoukou atau Masjid Agung Bangui atau Bangui Mosquée Centrale adalah masjid yang berada di kawasan PK5 kota Bangui, Ibukota Republik Afrika Tengah, kawasan berpenduduk muslim di tengah kota Bangui dan menjadi daerah paling angker di kota itu sejak pecahnya perang saudara antara muslim dan Kristen di Republik Afrika Tengah. 

Minoritas muslim di negara tersebut sebagian besar terpaksa mengungsi ketempat yang lebih aman untuk menghindari pembantaian berdalih balas dendam. Sisanya bertahan atau lebih tepatnya terTahan dalam blokade di PK5 dalam kondisi mencekam meski diantara wilayah tersebut dengan wilayah sekitarnya sudah dibuat buffer zone dan dijaga oleh pasukan perdamaian PBB. Tindak kekerasan hingga pembunuhan terus berlanjut diantara kedua kelompok.

 

Muslim di PK5 tidak dapat meninggalkan tempat tersebut karena seluruh kawasan sudah di blokade dan terkepung oleh milisia Kristen mencegah mereka keluar dari daerah tersebut. 30 Nopember 2015 Paus Francis menyempatkan diri berkunjung ke masjid Koudoukou dalam upaya mengkampanyekan perdamaian dan persaudaraan antara muslim dan kristen guna mengahiri perang tak seimbang yang sudah berlangsung selama dua tahun di negara tersebut.

Masjid Agung Kota Bangui, Republik Afrika Tengah

Dalam pernyataannya kepada imam masjid Tidiani Moussa Naibi, Paus mengatakan bahwa Muslim dan Kristen adalah bersaudara dan seharusnya bersikap seperti itu. “Kristen dan Muslim dan umat agama tradisional telah hidup damai selama bertahun-tahun,” katanya. Lebih lanjut Paus menuturkan “Bersama, kita mengatakan tidak untuk kebencian, dendam dan kekerasan, terutama yang dilakukan atas nama agama atau Tuhan.”

Republik Afrika Tengah menghadapi konflik tahun 2013 ketika para pemberontak Muslim menggulingkan presiden Kristen. Ketika pemimpin pemberontak turun dari kekuasaan tahun berikutnya, reaksi cepat dan buruk terhadap warga sipil Muslim terjadi. Selama bulan-bulan awal 2014, kelompok bersenjata menyerang Muslim di jalanan, Puluhan ribu warga sipil Muslim melarikan diri ke negara tetangga Chad dan Kamerun.***