Jumat, 05 Juli 2013

Islam di Bolivia (Bagian 2)

Masjid As-Salam di Kota La Paz, satu dari dua masjid besar di Bolivia

Dakwah Dan Organisasi Islam di Bolivia

Meski Bolivia hanya memiliki komunitas kecil ummat Islam, namun memiliki tingkat aktivitas yang cukup tinggi dan berkembang secara berkelanjutan. Sebagian besar dari komunitas yang sudah ada ini merupakan anggota komunitas kelahiran Bolivia dan mereka yang baru masuk Islam atau merupakan keturunan dari imigran Palestina atau Lebanon yang sudah menetap di Bolivia selama beberapa dekade.  Setidaknya ada delapan organisasi Islam di Bolivia dan masing masing memiliki masjid sebagai pusat aktivitas mereka.

Secara tradisional komunitas Islam disana mayoritas adalah muslim suni dengan karakter menyerap gaya dan tradisi setempat termasuk cara mereka berpakaian. Mereka sama sekali tak mempraktekkan Islam fundamentalis ataupun secara aktif melakukan dakwah Islam. Namun demikian ada sebagian muslim Pakistan dan Iran yang melakukan dakwah secara aktif dengan melakukan perekrutan terhadap anak anak muda dan wanita Bolivia untuk bergabung dan ini sedikit menimbulkan gesekan diantara komunitas muslim disana. Berikut beberapa komunitas muslim disana beserta kiprahnya.

CIB – Centro Islamico Boliviano (Islamic Center Bolivia)

Centro Islámico Boliviano (CIB)
San Joaquin 2815, Santa Cruz de la Sierra, Bolivia

Dakwah Islam di Bolivia dimulai sekitar tahun 1974 ketika Mahmud Amer Abusharar tiba dari Palestina. Segera setelah kedatangannya dia mulai mengumpulkan muslim dari berbagai daerah di Bolivia dan mengundang mereka untuk menghadiri sholat berjamaah di kediamannya. Dengan cepat beliau menjadi pemimpin dari kelompok kecil komunitas muslim Bolivia terutama di kota Santa Cruz. 

Tahun 1986 beliau mendaftarkan organisasi Islam-nya ke pemerintah Bolivia dan di-akui oleh pemerintah melalui kantor urusan agama di kementrian Luar Negeri Bolivia, tiga tahun kemudian atau di tahun 1989. Organisasi Islam yang didirikannya tersebut diberi nama CIB – Centro Islamico Boliviano atau Islamic Center Bolivia yang berpusat di ibukota komersil Bolivia, Santa Cruz.

Organisasi ini mengaku sebagai organisasi Islam pertama di Bolivia yang mengoperasikan masjid secara penuh di tahun 1994 dengan sekitar 300 jemaah tetap. Masjid yang dimiliki dan dikelola oleh CIB dikenal sebagai Masjid Santa Cruz. Mereka menyatakan diri mendukung keterbukaan dan perdamaian dan menjalin kerjasama yang erat dengan pemerintah Bolivia yang berpandangan politik anti Amerika. 

Mahmud Amer Abusharar wafat pada tanggal 14 Mei 2011, atas wasiatnya posisi beliau digantikan oleh Isa Amer Quevedo yang bertindak sebagai Direktur CIB yang baru. Isa Amer Quevedo merupakan sarjana hukum Islam lulusan Universitas Madinah – Saudi Arabia dan sebelumnya menjabat sebagai direktur administrasi dan penterjemah di CB.

Isa Amer Quevedo meneruskan kebijakan organisasi yang anti Amerika dan dengan tegas mengkritisi Amerika segera setelah peristiwa pengeboman menara kembar WTC New York 11 September, melalui situs resmi CIB. Organisasi ini memang berkembang sangat pesat menjadi organisasi Islam Bolivia terbesar dan mendapatkan dukungan kuat dari organisasi Islam Saudi Arabia untuk Amerika Latin dan Liga Muslim Dinia / World Muslim League / Rabita al-Alam al-Islami. 

Pembangunan masjid pertama CIB turut dibantu oleh kedutaan besar Mesir di Bolivia serta Dewan Kerjasama Teluk. Lebih lanjut CIB juga menjalin afiliasi dengan Dewan Dunia Pemuda Muslim (World Assembly of Muslim Youth) sekaligus bertindak sebagai kantor pusat organisasi tersebut di Bolivia. Di bulan maret 2009 CIB membuka kantor cabang di lokasi yang tak disebutkan dengan jelas di kota Sucre dibawah pimpinan Hasan Tawafshah dan Cochabamba dipimpin oleh Daud Abujder.

Asociacion Cultural Boliviana Musulmana (ACBM)

Wold muslim leage juga berhubungan dengan organisasi Asociacion Cultural Boliviana Musulmana --
ACBM (ACBM) yang berlokasi di kota Sucre, ibukota Konstitusional Bolivia. Seorang Dokter Palestina sekaligus seorang pengacara bernama Fayez Rajab Khedeer Kannan, yang menjalankan organisasi ini. Tokoh satu ini menunjukkan sikap yang cukup ekstrim dengan cara terbuka mendoakan mendiang Muammar Khadafi saat tokoh sentral Libya tersebut tewas.

Di tahun 1998 beliau mendapatkan hak guna lahan selama 30 tahun dari dewan kota atas sebidang tanah seluas lima hektar di kawasan Los Libertadores neighborhood untuk membangun lembaga pendidikan dan klinik kesehatan. Dengan bantuan dana dari Liga Muslim Dunia dan Bank Pembangunan Islam yang berpusat di Jedah, tahun 2003 ACBM membangun sekolah Islam di lokasi tersebut.

Asociacion de la Comunidad Islamica de Bolivia - ACIB

590 Calle Corrales, La Paz, PO Box 12492
Registry ID: RAP 393 (2/9/04)

ACIB bermarkas di La Paz dibawah pimpinan Gerardo Cutipa Trigo, seorang mualaf Bolivia yang kemudian berganti nama menjadi Ahmad Ali, bertindak sebagai presiden dari organisasi Islam beraliran suni ini. Cutipa merupakan seorang Engineer sebelumnya merupakan penganut atheis sampai kemudian menjadi pemimpin gerakan mahasiswa sayap kiri. Perkenalannya dengan Islam terjadi saat dia bekerja di Spanyol. Saat ini organisasi yang dipimpinnya beranggotakan 300 muslim yang 70 diantaranya hadir secara rutin di Masjidum Jbelannur.

Asociación Islámica de Bolivia- Mezquita As-salam (Shi’ah)

725 Calle Fernando Guachalla, Sopocachi District, La Paz
PO Box: 13632, La Paz, , BOLIVIA
Registry ID: Rap 168/05 (23 March 2005)

Asociación Islámica de Bolivia didirikan tahun 2006 di kota La Paz oleh kelompok muslim Pakistan yang tiba disana sekitar tiga tahun sebelumnya. Mereka mendirikan masjid kecil bernama Masjid As-Salam di kota La Paz. Meski organisasi ini beraliran shiah namun masjid mereka terbuka bagi muslim yang lain, termasuk begitu banyak muslim mualaf kelahiran Bolivia. 

Ali Tehran yang merupakan putra dari ulama Imigran Iran di Bolivia bertindak sebagai imam di masjid ini, Ali Tehran juga menjabat sebagai Imam di Masjid Bab Ul-Islam di Tacna, Peru. Tahun 2008 dia meninggalkan Bolivia untuk memimpin komunitas Islam di Uruguay.

Asociacion de la Comunidad Islamica de Bolivia Ahlul Bait - ACIB Ahlul Bait

ACIB Ahlul Bait merupakan organisasi Islam Shiah yang memiliki nama sama persis dengan organisasi Islam Suni, hanya dengan tambahan kata Ahlul Bait di belakangnya. Perkembangan Islam shiah di Bolivia terutama di ibukota pemerintahan Negara, La Paz tak lepas dari peran kuat Republik Islam Iran yang kedutaannya secara langsung memiliki keterkaitan dengan ACIB Ahlul Bait. Organisasi ini juga merupakan organisasi Islam Shiah tertua di Bolivia.

Memulai aktivitas mereka di sekitar tahun 2000 dengan nama Shi’a Islamic Community of Bolivia dibawah pimpinan Tommy Nelson Salgueiro Criales, sampai kemudian mencuat kepermukaan dengan nama ACIB Ahlul Bait di tahun 2006. ACIB Ahlul Bait dipimpin oleh Roberto Chambi Calle, seorang mualaf Bolivia beprofesi sebagai pengacara yang memutuskan masuk Islam di tahun 1996 dan berganti nama menjadi Yousef, yang kemudian juga menjalankan organisasi Shiah yang lain yakni the Bolivia Islamic Cultural Foundation (FCIB) Comunidad Shia Islamica yang juga berpusat di La Paz, the FCIB didirikan tahun 2007 dengan dukungan kuat dari pemerintah Iran.

ACIB Ahlul Bait dikenal dengan publikasi mereka termasuk mempublikasikan artikel dan buku buku Islam ke dalam bahasa Spanyol dengan percetakan mereka sendiri. Organisasi ini juga menjalin kerjasama dengan organisasi Shiah Amerika latin seperti Argentina dan Brazil. Mereka juga diketahui telah lama menjalin hubungan dengan pimpinan spiritual Shiah Buenos Aires (Argentina) Sheikh Abdul Karim Paz. Tokoh ini dikenal sebagai tokoh sentral di Masid At Tauhid di Boenos Aires.

Terdapat juga komunitas kecil Shiah di kota El Alto di bagian utara La Paz dan komunita kecil lainnya di Cochabamba dan Oruro. Namun aktivitas mereka sangat kecil dibandingkan dengan di kota La Paz atau Santa Cruz. Dalam sebuah laporan rahasia disebutkan juga bahwa terdapat komunitas kecil muslim di daerah terpencil Chapare, yang merupakan rumah bagi produksi kakao dan obat bius di Bolivia.


Baca Juga Masjid dan Islam di Negara Berdekatan


1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA