Jumat, 14 Juni 2013

Masjid Telok Manok, Tertua di Thailand

MASJID KAYU Telok Manok di provinsi Narathiwat, Thailand. Masih kokoh berdiri hingga kini meski sudah berusia ratusan tahun.

Di provinsi Narathiiwat, salah satu dari empat provinsi di wilayah selatan Thailand berdiri sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Taloh Manoh, Masjid Wadi Hussein, Masjid Talok Manok, Masjid Talo Mano Mosque, Masajid Talomanoh, Masajid Vadialhussein, Vadilhusein Mosque, Masjid Wadi Al-Hussein, atau Al-Hussein Mosque. Beragam nama namun merujuk kepada satu masjid yang sama.

Masjid Wadi Hussein dibangun pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari ibukota provinsi Narathiwat. Sedangkan Al-Hussein adalah ulama penyebar Islam di kawasan tersebut, dan beliau juga yang (disebut sebut) membangun masjid kayu ini.





Tentang Telok Manok         

Desa Telok Manok merupakan salah satu desa yang berada di ujung paling selatan wilayah Thailand berbatasan dengan wilayah utara Malaysia di kawasan semenanjung. Desa ini menhadap ke teluk Thailand, sekitar 4 km dari ibukota distrik Bacho dan 25 km dari ibukota provinsi Natathiwat. Wilayah selatan Thailand ini seringkali disebut sebagai wilayah Patani Raya karena memang sejarahnya wilayah ini merupakan bekas wilayah kekuasaan kesultanan melayu Patani. Itu sebabnya hingga kini mayoritas penduduk wilayah ini memiliki akar tradisi Islam dan melayu yang sangat kuat. Sangat bertolak belakang dengan statistik Thailand secara nasional yang 97% penduduknya beragama Budha dari etnis Siam.

Wilayah selatan Thailand dalam sejarahnya merupakan wilayah dari Kesultanan Patani yang memiliki kemiripan dan kedekatan khusus dengan Kesultanan Kelantan (kini bagian dari Malaysia). Islam masuk ke wilauaj ini pada abad ke 12 masehi melaui perdagangan antara India, Arab dan China . Keluarga Kerajaan Patani berubah menjadi Kesultanan Islam pada tahun 1457. Dinasti Patani kemudian berkembang menjadi satu wilayah dengan penduduk terbesar dibandingkan dengan kerajaan kerajaan lain disemenanjung Malaya sampai penghujung abad ke 17. Tahun 1688 Kesultanan Kelantan mengalami kemerosotan pengaruhnya di kawasan dan tahun 1729 Patani di dera perang saudara berkepanjangan. Hingga ahirnya takluk ke dalam kekuasaan kerajaan Siam di tahun 1786.

Detil Eksterior Masjid Telok Manok

Dibawah kekuasaan Siam, Sultan Kelantan dan Patani diwajibkan untuk menyerahkan upeti tahunan berupa Bunga Mas ke Kerajaan Siam, namun ketegangan budaya dan agama berujung kepada pemberontakan dari rakyat Patani hingga hari ini. Dalam upaya memecah kekuatan, Kerajaan Siam kemudian membagi bagi wilayah Patani menjadi tujuh provinsi di tahun 1816 dan tahun 1906 menjadi empat provinsi yang bertahan hingga hari ini. Perjanjian antara Inggris Raya (saat berkuasa di Malaya) dengan Kerajaan Siam tahun 1909 ahirnya mengukuhkan wilayah utara semenanjung Malaya itu menjadi bagian dari Kerajaan Thailand.

Sejarah Masjid Telok Manok

Bangunan ini selesai dibangun tahun 1768 di penghujung masa kekuasaan Kesultanan Patani. Siapa pembangunnya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut mengingat beberapa peneliti belum dapat memastikan apakah Al-Hussein atau Wadi Al-Hussein atau Wan Hussein Az-Sanawi merupakan pembangun pertama masjid ini di abad ke 18 atau beliau yang melakukan renovasi di tahun 1960-an.

Selain bagian depannya yang dilengkapi dengan atap bersusun, bagian lain Masjid ini sama persis dengan rumah rumah orang melayu lainnya.

Namun demikian kesahihan sejarah bahwa Al-Hussein As-Sanawi adalah ulama terkemuka di dan memiliki konstribusi dalam penyeberan Islam disana sudah sama sama disepakati para sejarawan. Sosok Al-Huseiun Al-Sanawi ini disebutkan juga pernah mengembara di berbagai pulau di Nusantara termasuk beberapa tempat di Pulau Jawa hingga ke pulau Lombok hingga ke Negeri Campa (kini Vietnam) sebelum kemudian menetap di wilayah yang kini disebut Telok Manok di wilayah Patani Raya, Thailand.

Tak jauh dari masjid ini membentang sebatang sungai membelah desa Telok Manok yang menjadi sumber air bersih utama pada masanya untuk jemaah berwudhu. Diseberang batang sungai ini membentang pemakaman Islam yang sudah sama tuanya dengan bangunan masjid ini. Meski sudah berusia ratusan tahun, hingga kini Masjid Telok Manok masih berfungsi dengan baik dan menjadi salah satu objek wisata rohani andalan daerah tersebut.

Arsitektural Masjid Telok Manok

Beberapa ukiran di masjid Telok Manok

Gaya arsitektural masjid ini merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Thai, Melayu dan China, untuk masuk ke masjid harus melewati jalan menanjak yang sempit ke arah masjid. Bangunan utama masjidnya terdiri dari dua bangunan yang digabungkan menjadi satu. Keseluruhan bangunnya merupakan bangunan rumah panggung sebagaimana rumah rumah tradisional melayu. Rumah panggun dibangun selain untuk menghindari binatang buas juga untuk mengantisipasi iklim lembab kawasan setempat.

Pembangunan masjid ini mirip dengan pembangunan rumah rumah kayu di tanah jawa yang tidak menggunakan paku besi. Keseluruhan struktur kayu bangunannya disatukan dengan sistem interloking satu sama lainnya. Berbagai ukiran menghiasi masjidi ini dengan motif tumbuh tumbuhan seperti ukiran daun dan sulur sulurm ukiran bunga serta ukiran ukiran dengan sentuhan budaya Cina.

Ukiran di luar dan bagian dalam Masjid Telok Manok

Ukiran kerawang menghias daun jendela masjid ini, jendela kayu yang sangat menarik dan kreatif dalam pembuatannya sebagaimana keseluruhan struktur bangunannya. Ukiran khas juga menyentuh kayu kayu penopang atap masjid hingga ke bagian bagian ujung ujung penopang atap.

Pada awalnya bangunan masjid ini menggunakan atap daun palm, namun kemudian diganti dengan atap genteng buatan lokal dalalam gaya Patani. Bentuk atap masjid ini memang tak lazim, meski dibangun dalam bentuk atap bersusun dua namun atap paling atasnya itu dibangun diatas struktur yang merupakan miror dari struk atap dibawahnya. Di atap masjid sisi depannya dibangun sebuah menara kecil tempat muazin mengumandangkan azan, sebuah menara kecil yang dilengkapi jendela di keempat sisinya.***.

Jemaah Masjid Telok Manok
Bagaimanapun bangunan dari kayu tapi mampu bertahan hingga ratusan tahun memang sangat luar biasa dan memiliki nilai estetika tersendiri
Masjid Telok Manok dari sudut pandang yang lain
                               
Baca Juga


1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA