Senin, 15 April 2013

Masjid Abu Bakar Assidik, São Bernardo - Brazil

Masjid  Abu Bakar Assidik, São Bernardo - Brazil. satu dari sekitar sepuluh Masjid di kota Sao Paolo.

Masjid Abu Bakar Assidik merupakan masjid yang berada di São Bernardo do Campo, wilayah dalam kota Sao Paolo, Brazil. Masjid yang dapat langsung dikenali dari dua menara kembarnya setinggi 27 meter yang berbentuk segi empat-nya, kubah hijau dan bulan sabit di puncak menaranya, sangat kontras dengan arsitektural bangunan disekitarnya.

Masjid masjid di Brazil termasuk yang sudah di ulas dalam artikel artikel sebelumnya memang memiliki bentuk yang beragam. Masjid Abu Bakar Assidik dibangun tahun 1984 oleh komunitas muslim setempat yang sebagian besar merupakan muslim imigran dari negara negara Arab. Dan penyelesaian pembangunannya tidak terlalu lama lengkap dengan ruang sholat yang cukup luas dan nyaman di dalamnya.

Exterior masjid Abu Bakar Assidik Sao Bernardo

Seperti masjid masjid lainnya, masjid Abu Bakar Assidik São Bernardo do Campo ini juga dibangun dengan jendela jendela besar untuk memberikan penerangan alami dari cahaya matahari pada siang hari. Dilengkapi dengan lampu gantung unik yang menjuntai dibawah kubah utama. Masjid Abu Bakar Assidik ini dibawah pengelolaan Centro de divulgação islâmica para a America Latina – CDIAL dengan preside-nya Ahmad Ali Saifi (warga negara Lebanon), wakil presidennya dipegang oleh Zaid Ali Saifi (warga negara Brazil) dan Sheikh Juma Momade Anli, selaku kepala departemen ke-agamaan.

Lokasi Mesquita Abu Baker Assadik
R. Henrique Alves dos Santos, 205 - Villa Euclides, Sao Bernardo do Compo - Sp. 09725-730 Brasil

 

Denah bangunannya memanjang layaknya bangunan sebuah gereja, namun dilengkapi dengan kubah besar pada bagian tengah atapnya. Lantai dasar masjid disediakan khusus untuk jemaah pria sementara jemaah wanita disediakan tempat di lantai mezanin plus segala fitur pendukungnya dari kamar mandi hingga tempat berwudhu.

Meskipun bangunannya memanjang namun sama sekali tidak mengarah ke kiblat, akibatnya barisan shap di dalam masjid inipun miring sekitar 45 derajat. Dan sudah barang tentu letak mihrab dan mimbar masjid pun tidak berada ditengah tengah layaknya masjid masjid lain yang dibangun tepat mengarah ke kiblat di kota Mekah.

Interior Masjid Sao Bernardo

Meski begitu Masjid Abu Bakar Assidik São Bernardo do Campo ini dibangun lengkap dengan sarana dan fasilitas pendukungnya termasuk sebuah taman hijau di halaman masjid plus lapangan parkir. Masjid juga menyelenggarakan kelas pendidikan Islam dan mengembangkan beragam aktivitas sosial kemasyarakatan.

Kunjungan Walikota

Di bulan Agustus 2011 lalu walikota São Bernardo do Campo melakukan pertemuan hari Jemaah, pengurus masjid serta tokoh tokoh muslim setempat. Turut hadir dalam pertemuan tersebut, mualaf yang juga atlet internasional asal São Bernardo, Jadel Gregory. Beliau disambut oleh direktur CDIAL selaku pengelola masjid, Ziad Ahmad Saifi,

Masjid Sao Bernardo siang dan malam hari

Dalam kunjungannya walikota menyampaikan terima kasih kepada komunitas muslim yang telah memberikan kontribusi positif yang begitu besar kepada kota São Bernardo termasuk dalam menyumbangkan prestasi dunia dari cabang atletik yang diraih oleh muslim São Bernardo. Dan pengurus masjid menyampaikan keinginan untuk semakin meningkatkan kerjasama dengan pemerintah kota dalam segala hal terutama di bidang social, olahraga dan keagamaan, serta peningkatan keterwakilan muslim setempat sekawasan.

Seorang jemaah wanita sedang menyimak khutbah yang disampaikan oleh Khatib di masjid Abu Bakar Assidik Sao Bernardo. Karena bangunannya tidak tepat mengarah ke Kiblat maka Mimbar masjid inipun letaknya miring terhadap bangunan sedangkan mihrabnya berupa mihrab kecil di bagian depan-bawah podium khatib.
Jemaah di masjid Sao Bernardo
Sao Bernardo menjadi salah satu kota di Brazil yang memiliki pemandangan bangunan masjid seperti pada foto di atas.
seperti disebutkan tadi mihrab masjid ini dibuat sederhana pada sisi depan bagian bawah podium mimbar khatib.***

---------------

Baca Juga

Minggu, 14 April 2013

Masjid Salahudin Al-Ayubi, Sao Paolo - Brazil

Masjid Salahudin Al-Ayubi atau Mesquita do Pari salah satu dari sekitar 10 Masjid yang ada di kota Saolo Paole - Brazil.

Masjid Salahuddin Al-Ayubi merupakan salah satu masjid yang ada di kota Sao Paolo – Brazil. Nama resminya dalam bahasa setempat disebut sebagai Mesquita do Pari atau Mesquita Salah El Din. Disebut sebagai Mesquita do Pari atau “Masjid di Pari” karena memang masjidnya berada di kawasan dengan nama Pari di kota Sao Paolo.  Ditembok bangunanya tertulis dengan hurup besar nama organisasi Liga Da Juventude Islamica Beneficente do Brasil. Lokasi tempat masjid ini berdiri tak seberapa jauh dari Masjid Bras yang sudah di ulas dalam artikel sebelumnya.

Mesquita do Pari - São PauloSP
Rua Barão de Ladário, 922 – Pari
São Paulo (SP) – Brazil 03101 -000

 

Masjid ini diresmikan penggunaannya secara resmi pada tanggal 12 Januari 1995 dan menjadi kantor pusat bagi Liga Pemuda Muslim Brazil atau Liga da Juventude Islâmica Beneficente do Brasil, organisasi kepemudaan Islam Brazil yang didirikan bersamaan dengan peresmian Masjid tersebut. organisasi ini menjadi wadah aktivitas kepemudaan Islam di Brazil yang keanggotaannya terbuka bagi semua kalangan tanpa memandang latar belakang kewarganegaraan.

Dari sudut pandang arsitektur, Masjid Salahuddin di Pari ini memang cukup memang memiliki karakteristik tersendiri. Dengan tampilan luar-nya yang tidak dibangun dalam bentuk bangunan masjid yang biasa kita kenal. Sekilas, bangunannya lebih mirip gedung perkantoran berlantai empat biasa, dengan sebuah bentuk fasad disampingnya yang dibangun lebih tinggi dari bangunan utama layaknya sebuah menara dan pada bagian ini dipasang tulisan besar “Liga da Juventude Islâmica Beneficente do Brasil”.

Tidak jelas benar apakan bentuk tersebut dibangun dengan sengaja seperti demikian. Namun secara umum tampilan tersebut memberikan khasanah baru bagi sebuah bangunan masjid. ruang sholat utamanya berada di lantai dasar dan mezanin, lantai atasnya digunakan sebagai perkantoran.

Ruang sholat tersebut cukup nyaman dengan jendela jendela kaca berukuran besar pada sisi depan dan sisi kanan bangunannya memberikan pencahayaan alami yang cukup baik ke dalam masjid. mihrabnya dibangun berupa ceruka kecil di bagian depan dan cukup menarik adalah bentuk mimbarnya yang berupa sebuah podium kecil, sebuah bentuk mimbar yang sama sekali tidak populer digunakan di Indonesia.

Interior Masjid Salahudin Al-Ayubi di Pari, Sao Paolo. Sederhana dengan sentuhan modern.

Masuk ke dalam gedung ini lansung menuju ke ruang sholat utama di lantai dasar, pintu utamnya searah dengan mihrab dan mimbar. Meski berada sejejer dengan bangunan bangunan lain, denah vagiand alam ruang sholat Masjid Salahuddin ini mengarah lurus ke kiblat sehingga denah ruang sholatnya tidak miring terhadap bangunan seperti beberapa masjid lainnya di Brazil.

Ruang sholat utama di lantai dasar tersebut digunakan khusus untuk jemaah pria sedangkan untuk jemaah wanita disediakan tempat khusus di lantai mezanin. Pemisahan ruang antara jemaah pria dan wanita ini memang memberikan kenyamaan khususu bagi jemaah wanita yang juga dilengkapi dengan Social room serta toilet dan tempat wudhu tersendiri.

Suasana di dalam masjid Salahudin Al-Ayubi

Lantai kedua bangunan masjid ini digunakan sebagai ruang serbaguna, lantai ketiga dan ke empat difungsikan sebagai ruang kelas dan ruang rapat. Ruang kelas dilantai ketiga masjid ini menjadi tempat diselenggarakannya kuliah agama dan bahasa Arab secara gratis disetiap hari Sabtu yang senantiasa dipadati oleh para peminatnya di setiap ahir pekan. 

Di lantai ke-empat bangunan ini juga menjadi tempat tinggal imam masjid sedangkan sekretariat masjid dan kantor kepemudaannya berada di lantai Basement yang sewaktu waktu juga dapat di alih fungsi menjadi aula serbaguna.

suasana lebaran di Masjid Salahudin Al-Ayubi 
Interior ruang utama masjid ini dirancang dalam rancangan modern dengan dominasi warna putih pada interiornya. Pencahayaan alami berpadu padan dengan cahaya lampu listrik termasuk cahaya dari lampu gantung tunggalnya yang menggantung di langit langit tengah ruangan memberikan kesan tenang dan di dalamnya.***

jemaah wanita di lantai mezanin mesquita do pari
Lampu gantung di mesquita do Pari

---------------

Baca Juga

Sabtu, 13 April 2013

Masjid Islamic Center Brazil di Brazilia

Islamic Center Brazil atau Centro Islamico do Brasil, merupakan satu satunya masjid di kota Brazilia Distric Federal, Ibukota Brazil.

Centro Islâmico do Brasil

Masjid Islamic Center Brazil atau Mesquita do Centro Islâmico do Brasil atau Masjid Al-Markaz Al-Islami Lil Brazil adalah Masjid terbesar di negara Brazil yang dibangun sebagai Islamic Center Nasional di Brazilia City, pusat pemerintahan federal negara tersebut. Dari sisi ukuran masjid ini merupakan masjid terbesar di Brazil, dan salah satu yang terbesar di Amerika latin, wajar karena memang lokasinya yang berada di kawasan pusat pemerintahan federal.

Berdiri diatas areal seluas 2800 m², masjid ini mampu menampung ribuan jemaah sekaligus. Arsitekturalnya merefleksikan tradisi dan budaya Islam Arabia, dibangun dengan kubah besar di atap bangunan utamanya dan sebatang menara setinggi 37 meter terpisah dari bangunan utama. Kehadiran bangunan masjid di pusat pemerintahan negara Katholik terbesar di dunia ini memang cukup menarik perhatian.

dibangun dalam tradisi Arabia, masjid ini dilengkapi dengan halaman tengah layaknya masjid masjid di Timur tengah lengkap dengan pancuran airnya.

Brazil merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang memindahkan ibukota negara Mereka. Sebelumnya Brazil beribukota di kota pantai Rio De Janairo kemudian dipindahkan ke kota baru Brazilia City Distric Federal. Brazilia City selaku ibukota negara Brazil ini memang unik, dibangun di atas wilayah yang sebelumnya memang tak berpenghuni khusus untuk kota pusat pemerintahan federal Brazil. Bila di lihat dari udara penataan ruang kota ini mirip sebuah pesawat terbang, dengan istana presiden-nya tepat berada di kokpit. Tapal batas wilayah kota-nya sendiri nyaris berbentuk empat persegi panjang sempurna.

Lokasi Masjid

Centro Islâmico do Brasil
Setor de Grandes Áreas Norte W5, quadra 912
Brazilia – Brazil

 

Masjid ini menerima kunjungan wisatawan setiap hari kecuali hari Jum’at ditutup untuk kunjungan non muslim untuk penyelenggaraan sholat Jum’at. Tak ada data resmi berapa jumlah muslim yang tinggal di Brazilia City, meskipun menurut sensus tahun 2000 oleh the Brazilian Institute of Geography and Statistics (IBGE) muslim disana ada 27,239, namun bilamerujuk kepada The Islamic Brazilian Federation jumlah muslim di Brazil mencapai 1.5 juta jiwa.

Memang sangat sedikit informasi di internet tentang masjid di pusat pemerintahan Brazil ini. kapan dibangun, siapa yang mendanai, para pengelola dan sebagainya. Beruntung  ada satu prasasti pembangunan  yang mengatakan bahwa masjid ini dibangun oleh pemerintah Kerajaan Saudi Arabia di tahun 1990, dan lebih banyak digunakan selama jam kerja dengan jemaah dari kantor kantor kedutaan negara negara sahabat. Mengingat tidak adanya pemukiman di kawasan pusat pemerintahan tersebut, pemukiman terdekat dengan lokasi terpisah sejauh 30 Km.

Prasasti pembangunannya dibuat dalam dua bahasa, Arab dan Portugis, beruntung kemudian ditambahkan sekeping plat berbahasa Portugis dan Inggris.
   
Di seberang bangunan masjid megah ini terdapat lahan milik Islamic Center Brazil yang cukup luas dengan sebuah bangunan masjid terbengkalai tak terurus. Bangunan masjid yang dilengkapi dengan courtyard ditengahnya, berkubah tunggal dan jauh lebih besar dari masjid yang kini berdiri.

Namun, lagi lagi tidak ada informasi apapun tentang bangunan tersebut, meski satu blog di internet menyajikan foto foto tentang bangunan ini secara lengkap. bahkan videonya juga sudah tayang di youtube seperti yang sudah saya cantumkan di atas.***

Foto udara masjid Islamic Center Brazil. sebelah kiri adalah bangunan masjid yang kini berdiri megah, sedangkan sebelah kanan adalah bangunan mirip masjid yang terbengkalai tak di urus, belum ada berita pasti tentang bangunan tersebut yang lahannya masih milik Islamic Center Brazil ini.
Interior Masjid ini relatif sepi dari ornamen seperti kebanyakan masjid masjid arabia. namun kubah besar di atap masjid menjadi penanda utama-nya bersama menara tingginya yang menjulang menusuk langit Brazilia.
sebagai satu satunya masjid di kota Brazilia, masjid ini menjadi tumpuan para diplomat dan staf di kedutaan kedutaan negara sahabat yang berkantor di Brazilia dan tentu saja bangunannya yang lain dari yang lain ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Brazilia, karenanya pengurus masjid membuka diri untuk kunjungan wisatawan sepanjang minggu kecuali hari Jum'at.

---------------

Baca Juga


Masjid Brás – Brazil

Masjid Bras, satu dari dua Masjid muslim Shi'ah di Brazil

A Mesquita Mohammad Mensageiro de Deus 

Nama resmi masjid ini dalam bahasa setempat memang cukup panjang yakni A Mesquita Mohammad Mensageiro de Deus (S.A.A.S.) atau dalam bahasa Inggris-nya disebut Mosque Mohammad Messenger of God dan bila di Indonesia-kan menjadi Masjid Nabi Muhammad Rosulullah, namun biasa disebut sebagai masjid Brás karena memang berada di Distrik Brás kota São Paulo. Dibangun tahun 1987 oleh the Islamic Charitable Association of Brazil atau A Associação Beneficente Islâmica do Brasil (ABIB), sebuah organisasi muslim shi’ah di Brazil. Bangunan masjid ini telah mengalami restorasi di tahun 2001.

Sebagaimana dijelaskan di situs resmi mereka, A Associação Beneficente Islâmica do Brasil (ABIB) adalah sebuah organisasi kemasyarakatan tanpa kaitannya dengan politik dan ekonomi, pembentukan nya semata mata untuk mengajak semua pihak yang memiliki semangat dan berkepentingan yang sama untuk bekerja bersama dalam bidang agama, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, hukum dan aktivitas rekreasi.

Dua Mihrab satu masjid. Mungkin ini satu satunya masjid yang memiliki dua mihrab. mihrab asli berupa ceruk besar  dan tinggi disebelah kiri dibangun bersamaan dengan pembangunan masjid, namun kemudian diabaikan beberapa tahun setelah pembangunan karena ternyata arah kiblatnya salah. Barulah kemudian pengelola membangun mihrab baru berukuran kecil berlatar warna hijau di belakang imam yang sedang memberikan tauziah itu. 
Disebutkan bahwa tutama dari yang hendak dicapai oleh ABIB adalah pembetukan berbagai departemen seperti perpustakaan, sekolah, rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, rumah singgah, pemakaman umum dan Masjid. sedangkan untuk kepentingan para da’I disiapkan departemen khusus yang menangani masalah tersebut namun masih dibawah naungan ABIB.

A Mesquita Mohammad Mensageiro de Deus (S.A.A.S.)
A Associação Beneficente Islâmica do Brasil (ABIB)
Rua Elisa Witaker, 17 - Brás CEP: 03009-030
São Paulo SP - Brazil

 

Lokasi Masjid Brás berada di ujung ruas jalan Rua São Caetano, in São Paulo, menjadikannya tak terlalu sulit untuk ditemukan. Bangunan masjid ini cukup besar dengan dua menara kembarnya itu terlihat dengan jelas dari Metro Armenia.

Sebagai sebuah masjid milik muslim Shi’ah menjadi tidak aneh ketika bangunan masjid ini dibangun bentuknya mirip dengan Masjid Shah atau Masjid Imam di Naqsh-e Jahan Square, Isfahan Iran. Bangunan beranda masjidnya sangat mirip satu dengan lainnya termasuk penggunaan menara kembar yang mengapit beranda.

Mesquita Do Bras terpampang jelas di pagar depan masjid ini

Fakta menarik tentang Masjid Bras

1. Masjid Bras adalah satu satunya masjid yang dikelola muslim Shi’ah di kota São Paulo, diseluruh Brazil hanya ada dua masjid yang dikelola oleh muslim shi’ah dan salah satunya adalah Masjid Bras ini.

2. Pada saat pembangunnya masjid ini dilengkapi dengan sebuah mihrab yang berukuran luar biasa besar namun beberapa tahun kemudian disadari bahwa arah kiblat masjid ini bermasalah, tidak tepat mengarah ke Ka’bah di kota Mekah, karenanya kemudian pengurus masjid membuat mihrab yang lebih kecil disebelah mihrab tersebut dan mengubah seluruh barisan sajadah yang ada di ruang sholat masjid ini.

Masjid Bras saat dalam proses pembangunan
Aerial view Masjid Bras
Interior Masjid dengan hamparan karpe serta mihrab aslinya sebelum dibuatkan mihrab baru sesuai dengan arah kiblat yang benar.
di foto ini anda dapat melihat dengan jelas perbedaan arah kiblat antara mihrab asli dan mihrab baru yang kini dipakai sebagai referensi arah kiblat. meski ukurannya tak terlalu besar, masjid ini menyediakan tempat khusus untuk jemaah wanita di sisi kanan.
rancangan yang unik di interior masjid dengan bentuk seperti layaknya di dalam sebuah tenda berukuran besar. di negeri Parsi (Iran) sebagai negara berpenduduk Shi'ah terbesar di dunia, bentuk interior seperti ini dipenuhi dengan aneka warna ornamen dan ukiran islami yang sangat menarik namun juga rumit.***

---------------

Baca Juga


Kamis, 11 April 2013

Masjid Brazil di Sao Paolo

Masjid Brazil adalah masjid pertama yang dibangun di Brazil, berada di kota Sao Paolo

Masjid Brazil atau dalam bahasa Portugis yang menjadi bahasa nasional negara tersebut disebut Primeira Mesquita do Brasil atau bila di Indonesiakan menjadi Masjid Pertama di Brazil, sesuai dengan namanya masjid ini memang merupakan masjid pertama yang dibangun di negara tersebut. São Paulo merupakan kota terbesar di Brazil, di kota ini pula menjadi tempat bermukimnya komunitas muslim terbesar di negara tersebut.

Komunitas muslim di Brazil memang terkonsentrasi di beberapa kota besar paling banyak di São Paulo menyusul kemudian Foz do Iguazu yang berada di perbatasan tiga negara Argentina-Brazil-Paraguay, dengan pusat Ke-Islamannya di ketuai oleh Profesor Mohsen Bin Musa El-Husseini. Kota kota lain di Brazil yang memiliki komunitas muslim cukup banyak ada di Santos, Paraná, Curitiba, Lajes, Maringá, hingga ke Rio de Janeiro dan berbagai kota lainnya di seantero Brazil.

Gaya Arabia sangat kental pada bangunan Masjid Brazil ini

Sekitar 80% muslim di Brazil merupakan imigran. Pada awalnya Islam masuk ke negara tersebut dibawa oleh para budak afrika yang dibawa secara paksa ke Brazil oleh tentara penjajahan Portugis. Diantara tiga juta-an budak yang dibawa kesana diantara mereka merupakan muslim Afrika.

Gelombang berikutnya adalah para imigran dari negara negara timur tengah yang bermigrasi ke Brazil sebagai akibat perang yang berkecamuk di Lebanon, Syria dan Palestina. Meski sebagian besar dari mereka menganut agama Kristen Maronit dan sebagian kecil beragama Islam. sebagian besar dari mereka menetap di kawasan negara bagian Sao Paolo dan kota kota besar lainnya.

Salah satu dari sepasang menara tinggi di Masjid Brazil

Sejarah panjang Islam di Brazil turut mewarnai budaya negara tersebut mulai dari kuliner, arsitektural, busana, bahasa hingga ke nama nama tempat disana yang menggunakan bahasa Arab dan bercorak Islam. Komunitas Muslim Arab di Sao Paolo ini yang kemudian membangun Masjid pertama di Brazil yang berlokasi di di Av. do Estado.

Pembangunan masjid Brazil ini di mulai dengan pembentukan organisasi Islam the Muslim Beneficent Society Palestine di tahun 1927 oleh Hosni Adura Darwich Gazal. Menyusul dengan kedatangan muslim dari Syria dan Lebanon maka di tahun 1929 organisasi tersebut berganti nama menjadi Sociedade Beneficente Muçulmana (SBM) atau Muslim Beneficent Society.

Jemaah di Masjid Brazil

Awalnya organisasi tersebut berkantor di street Mooca, 1070 sedangkan ruangan sholatnya menggunakan ruangan yang disewa di Rangel Pestana Avenue dan Baron Duprat. Sepuluh tahun setelah organisasi berdiri barulah kemudian SBM membeli lahan di Av. do Estado 5282 untuk keperluan pembangunan masjid. Dana yang digunakan untuk membeli lahan masjid tersebut di dapat dari patungan tokoh-tokoh muslim Brasil saat itu.

Peletakan batu pertamanya dilakukan pada tahun 1948, dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1952, yang kini dikenal sebagai masjid Brazil. Lamanya proses pembangunan masjid tersebut dari sejak pembelian lahan tak lepas dari sulitnya upaya penggalangan dana yang dilakukan umat Islam saat itu.

Lokasinya cukup strategis di sebuah persimpangan jalan utama di kota Sao Paolo

Begitu pembangunan masjid rampung, umat Islam sudah tersebar ke seantero Brasil yang kini sudah mencapai 127 masjid. Dalam kota Sao Paulo sendiri ada sekitar sepuluh masjid, termasuk Masjid Brazil ini. Sejak diresmikan tahun 1952, cukup lama masjid ini bertahan sebagai masjid utama di Brazil sampai kemudian di tahun 1980 baru mulai menjamur masjid masjid di berbagai kota di Brazil.

Lokasi dan Alamat Masjid Brazil

Mesquita Brasil
Sociedade Beneficente Muçulmana no Brasil (SBM)
Av. do Estado, 5382 - Cambuci – CEP: 01516-000
São Paulo - SP 01516-000, BRAZIL

 

Lokasi Masjid ini berdiri memang berada di pusat keramaian kota Sao Paolo, letaknya yang tak berdekatan dengan metro station Pedro II (Rua da Figueira) memudahkan untuk dijangkau. sejak pertama kali dibangun, masjid ini telah dilengkapi dengan sekolah Al-Qur’an, Perpustakaan Islam, dapur umum, ruang serbaguna serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Pengelolaan dan Aktivitas Masjid Brazil

Masjid Brazil berada dibawah pengelolaan Islamic charitable society of Sao Paulo (SBM) dengan dua orang imam yakni Sheikh Sami dan Sheikh Mohamad yang menyelenggarakan kuliah umum setiap hari Sabtu jam 10:00 hingga 12:00. Seperti masjid masjid lainnya Masjid Brazil juga menyelenggarakan sholat Jum’at dan dua hari raya. Lalu menyelenggarakan pendidikan untuk anak anak, wanita dan umum.

Interior Masjid Brazil

Perkembangan Islam di Brazil memang sedang menggeliat dengan sejarah panjangnya yang begitu pahit di masa lalu namun kini dapat menikmati kebebasan beragama di negara tersebut. Meski demikian masalah kurangnya tenaga Imam menjadi kendala utama bagi masjid masjid disana ditambah dengan kebutuhan yang tinggi atas persediaan terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Portugis.

Untuk mengatasi masalah tersebut beberapa pengurus masjid menyiasatinya dengan meminta satu orang imam untuk menangani beberapa masjid, seperti yang dilakukan oleh Imam Muhammad dan Imam Sami di Masjid Brazil ini yang juga menangani masjid masjid lainnya. Dan beberapa imam masjid ini pun digaji oleh negara negara pendonor di Timur Tengah.***
  
Seni Ukir Islami terpatri dengan indah di langit langit kubah masjid Brazil ini.
Kehadiran Masjid Brazil di Sao Paolo yang dibangun oleh komunitas muslim migran dari Arabia ini memang seakan akan menghadirkan nuansa Arabia yang sangat kental di negeri bikini, Brazil.
just like another Arabian Mosque around the world.
Nama Masjid dalam lidah Portugis

---------------

Baca Juga


Rabu, 10 April 2013

Islam di Brazil

Masjid pertama di Brazil. Brazil Primeira Mesquita do Brasil atau biasa disebut sebagai masjid Av. do Estado, karena letaknya yang berada di ruas jalan tersebut di kota Sao Paolo, menandai eksistensi Islam di negara Amerika Latin itu.

Ingat Brazil, Ingat Sepakbola, saking lengketnya negara tersebut dengan sepakbola. Brazil, negara di amerika latin itu yang namanya memang telah begitu identik dengan tiga hal yakni sepakbola, karnaval dan bikini, terkait dengan hamparan pasir pantainya yang mempesona. Brazil juga menyandang predikat sebagai negara dengan hutan hujan tropis terbesar di dunia bersama Indonesia, negara berbahasa Portugis terbesar di dunia, negara Katholik terbesar di dunia, Negara terluas sekaligus berpenduduk terbanyak di Amerika Latin. Kekatholikan Brazil di tandai dengan pembangunan patung Cristo Redentor yang begitu besar di puncak Bukit Corcovado, Rio de Janeiro di tahun 1850-an.

Negeri satu ini memang salah satu negeri gila bola, dari segi prestasi juga memang pilih tanding. Sebagian pecinta bola yang cukup cermat pastinya masih ingat pada momen kemenangan 2-0 Brazil atas Australia di Piala Dunia 2006 di Jerman. Kala itu 18 Juni 2006 pencetak Gol Brazil, Frederico Chaves Guedes mengejutkan dunia ketika merayakan gol kemenangannya dengan melakukan sujud syukur, sebuah celebrasi khas para pesepakbola muslim. Fred memang salah satu warga muslim Brazil.

Fred bukanlah satu satunya pesohor muslim di Brazil, di tataran pemerintahan negara tersebut juga terdapat beberapa tokoh muslim yang cukup disegani diantaranya Muhammad Murad yang merupakan anggota dewan kota São Paulo yang sehari harinya berprofesi sebagai pengacara. Islam memang telah hadir di Brazil seumur dengan sejarah negara itu, meski dalam perjalanannya memang tak mulus.

Suasana buka puasa di Masjid Rio De Jeneiro, Brazil.

Dalam sejarahnya semasa masih dijajah oleh Portugis, Brazil dikenal sebagai pengimpor budak Afrika terbanyak di dunia, lebih dari tiga juta budak hitam Afrika telah di datangkan ke negara itu selama penjajahan Portugis, untuk dijadikan pekerja paksa di lahan lahan perkebunan milik Portugis. Sebagian dari para budak hitam Afrika itu adalah Muslim, dan dengan sendirinya gelombang kedatangan tiga juta budak afrika ke Brazil ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Brazil.

Populasi Muslim di Brazil

Data resmi di world fact book sama sekali tak menyebut Islam dalam deretan agama yang di anut di Brazil. Selain menyebut data sensus tahun 2000 yang terdiri dari 73.6% Katolik, 15.4% Protestan, 1.3% Aliran kepercayaan, 0.3% Bantu/voodoo, 1.8% lain lain, 0.2 tidak jelas, dan sisanya 7.4 tidak beragama.

Data yang lain muncul di Wikipedia yang menyebutkan bahwa pemeluk agama di Brazil terdiri dari Katolik Roma 64.6%, Protestan 22.2%, Tak beragama mencapai 8%, aliran kepercayaan 2% dan 3.2 dikatagorikan sebagai lain lain.

PEW Research Center dalam artikel Mapping the Global Muslim Population, menyebutkan bahwa populasi muslim di Brazil mencapai angka 191-ribu jiwa didasarkan pada data tahun 2009. Angka tersebut setara dengan 0.1% dari total populasi di negara tersebut.

Sensus penduduk di Brazil memang tidak memasukkan Islam sebagai salah satu agama yang di sensus tapi memasukkan Islam, Budha dan agama minioritas lainnya dalam kolom “lain lian”. Maka wajar bila kemudian tidak ada data yang benar benar valid dan up to date terkait angka pasti jumlah muslim di negara tersebut.

Otoritas muslim di Brazil menyakini pemeluk Islam di Brazil mencapai antara 1 juta hingga 2 juta jiwa didasarkan kepada data etnografi yang mereka ketahui. Namun Professor Paulo G. Pinto da Rocha, seorang profesor Antropologi dan Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universidade Federal Fluminense (Brazil), dengan yakin mengatakan bahwa ada sekitar 1 juta muslim di Brazil saat ini, jumlah yang memang terlalu kecil dibandingkan 200 jutaan penduduk negara tersebut. Angka 1 juta itu pun di sebut berbagai pihak sebagai angka yang terlalu dibesar besarkan.

Bangunan masjid kini sudah mencapai 127 masjid diseluruh Brazil. Salah satunya adalah Masjid di Lajes pada foto di atas yang dikelola oleh Sociedade Beneficente Muçulmana de Lajes.

Masuknya Islam di Brazil

Seperti disebutkan dimuka bahwa Islam pertama kali mencapai Brazil dibawa oleh para budak belian dari Afrika. Mereka dibawa ke Brazil secara paksa oleh tentara Portugis ke wilayah tersebut untuk dijadikan kuli di perkebunan perkebunan yang dibuka disana.

Di abad ke 16 tepatnya sejak tahun 1550, Portugis menggunakan budak Afrika untuk bekerja di perkebunan tebu yang sebelumnya dimusnahkan oleh penduduk setempat. Brasil tercatat menerima sekitar 37% dari seluruh budak Afrika yang diperdagangkan ke benua Amerika atau berkisar 3 juta orang. Jumlah tersebut menjadikan Brazil sebagai Negara penerima budak terbesar.

Sebagian dari para budak hitam Afrika yang diboyong kesana adalah kaum muslimin afrika dari berbagai suku. Sejarah Brazil mencatat pada tahun 1835 sempat terjadi pemberontakan oleh kaum budak muslim di kota Bahia. Pemberontakan oleh gabungan muslim dari berbagai bangsa tersebut mengakibatkan korban jiwa namun berahir pada kekalahan.

Akibatnya penguasa Portugis menerapkan upaya kristenisasi terhadap para budak yang beragama Islam dengan berbagai cara. Berbagai tekanan dan paksaan serta pelarangan yang dilakukan sepanjang abad 19 terbukti tak mampu memupus Islam dari benak para budak disana. Terbukti pada tahun 1910 tercatat masih terdapat sekitar 10 ribu budak afrika yang masih mempertahankan Islam sebagai agamanya.

Mezquita do Brazil di Sao Paolo.

Perkembangan Islam disana memasuki era baru dengan kebijakan pembebasan perbudakan di penghujung abad ke 16 yang kemudian memunculkan berbagai komunitas muslim disana dan dikemudian hari bergabung dengan muslim imigran dari India dan Pakistan. Perkembangan Islam juga diperkuat dengan masuknya imigran muslim dari Timur tengah (Arab) yang masuk ke Brazil di sekitar tahun 1850 hingga tahun 1860.

Gelombang masuknya imigran arab ini meningkat di era 1970-an seiring dengan terjadinya perang saudara di Lebanon (1975-1990) serta berlanjutnya pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Meskipun sebagian besar muslim di Brazil merupakan para imigran arab serta keturunan mereka namun di decade terahir telah tumbuh dengan pesat pemeluk Islam mualaf dari kalangan non arab yang turut menjadi bagian dari komunitas muslim disana.

Komunitas muslim di Brazil memang mayoritas merupakan para muslim pendatang mencapai 99.04% dengan konsentrasi populasi berada di negara bagian São Paulo, Paraná, Rio Grande do Sul dan Rio de Janeiro. Sebagian besar dari mereka menganut faham shiah yang bermukim di São Paulo dan wilayah selatan Brazil, seperti di Curutiba dan Foz do Iguaçu. Sementara muslim Suni kebanyakann tinggal di Paulo, Paraná, Rio Grande do Sul, Rio de Janeiro dan Distrito Federal.

Organisasi Islam di Brazil

Institusi Islam di Brazil menggunakan nama resmi “Islamic Mutual-Aid Associations”
(Sociedades Beneficentes Muçulmanas - SBM). Organisasi tertuanya pertama kali dibentuk di São Paulo tahun 1929. Organisasi ini juga yang kemudian membangun masjid pertama di Brazil dengan nama the Mesquita Brasil (Brazil Mosque). Masjid yang dibangun dengan dana bantuan dari keluarga kerajaan Mesir dimulai pada tahun 1942 dan di resmikan pada tahun 1960.

Sociedade Beneficente Muçulmana do Paraná

Dalam kurun waktu yang cukup lama antara 1929-1969 organisasi ini menjadi satu satunya organisasi payung bagi muslim disana baik Suni maupun Shiah, baru kemudian wilayah Druses dan Alaouites membentuk organisasi mereka sendiri di negara bagian Minas Gerais, Rio de Janeiro dan São Paulo. Sedangkan organisasi Islam lainnya dibentuk di Rio de Janeiro dan Paraná selama tahun 1950-an.

Pembangunan tempat tempat ibadah bagi muslim di wilayah Brazil lainnya baru dimulai di kurun tahun 1980-an. Sejak itu beberapa masjid sebagian besar dari muslim Suni mulai berdiri di negara bagian Paraná, São Paulo, Mato Grosso, Goiás dan Minas Gerais. Masjid masjid tersebut dibangun dengan gaya arsitektural Arab yang sangat kental, sebagai respon meningkatnya imigran arab ke negara tersebut. Sampai permulaan abad ke 21 berbagai organisasi Islam sudah bertebaran di seantero negeri.

Perkembangan cukup menarik bagi komunitas muslim di Rio de Janeiro yang tergabung dalam organisasi SBJR (Sociedade Beneficente Muçulmana do Rio de Janeiro), 85% dari 500 keluaga muslim disana justru bukan dari Etnis Arab atau keturunannya tapi berasal dari beragam latar belakang, dibandingkan dengan organisasi Islam di bagian lain negara tersebut. Karenanya komunitas muslim di Rio de Janeiro tidak bertendensi untuk menonjolkan identitas Arabia dalam kehidupan beragama keseharian mereka.

Merujuk kepada penjelasan Antropologis Brazil bernama Silvia Montenegro diseluruh Brazil telah berdiri 58 organisasi Islam di tahun 2000, 90% mewakili muslim suni dan sisanya shiah.

Intreior ataupun interior masjid masjid di Brazil ini tak jauh berbeda dengan masjid masjid lainnya diseluruh dunia seperti pada interior Mesquita Omar ibn Khattab - Foz do Iguaçú pada foto di atas.

Masjid di Brazil

Komunitas muslim Brazil terkonsentrasi di beberapa kota besar seperti kota Sao Paolo yang merupakan kota terbesar di Brazil, di kota ini pula masjid pertama di Brazil dibangun dengan nama Brazil Primeira Mesquita do Brasil di Av. do Estado, yang dibangun di atas lahan yang dibeli secara patungan tokoh-tokoh muslim Brasil ditahun 1939.

Peletakan batu pertamanya dilakukan pada tahun 1948 dan baru berakhir pembangunannya tahun 1960. Lamanya pembangunan masjid tak lepas dari sulitnya upaya penggalangan dana yang dilakukan umat Islam di negeri tersebut. Begitu pembangunan masjid rampung, umat Islam sudah tersebar ke seantero Brasil yang kini sudah mencapai 127 masjid.

Madrasah mulai berdiri di Brasil sejak tahun ‘60-an. Madrasah pertama berdiri di Sao Paulo, Setelah itu, berdiri pula madrasah di wilayah Cortiba dan beberapa tempat lainnya. Madrasah digunakan sebagai semacam diniyah, yaitu untuk mengajarkan ilmu agama dan bahasa Arab.

Dampak Positif Telenovela

Perkembangan Islam di Brazil justru terjadi ledakan paska serangan teroris terhadap menara kembar WTC New York pada 11 September 2009 yang dikait kait kan dengan terorisme Islam. Sebuah efek yang tak disangka sangka, warga setempat justru menjadi penasaran dengan ajaran Islam yang senantiasa disebut sebut dalam semua pemberitaan peristiwa 911 tersebut.

satu masjid nyetrik di Brasil, Mesquita de Mogi das Cruzes.

Tiga minggu paska serangan tersebut stasiun tivi the Globo Channel meluncurkan seri perdana telenovela berjudul “Clone series”. Sebuah serial tivi berlatar belatar belakang kehidupan muslim di Maroko yang menampilkan kehidupan muslim dan arab yang sebenarnya. Tanpa disangka sangka tayangan tersebut justru menjadi tontonan pavorit warga setempat dan berdampak pada melonjaknya ketertarikan untuk mempelajari Islam ke berbadai Islamic Center disana.

Hal tersebut diakui oleh Professor Paulo G. Pinto da Rocha dan Francirosy Feirreira, pemerhati Islam di University of Sao Paulo sebagai salah satu bahan bakar utama meledaknya minat untuk berislam di Brazil, dan berdampak langsung kepada membengkaknya komunitas muslim disana.

Indikator lain adalah semakin bertambahnya masjid di negara tersebut sebagai pusat peradaban bagi muslim atau dalam bahasa setempat disebut “Turcos” merujuk kepada Emperium Turki selaku emperium Islam terahir.**

---------------

Baca Juga