Jumat, 06 Juli 2012

Masjid Agung Sheikh Zayed, Uni Emirat Arab (Bagian II)

Begitu besar dan megahnya masjid ini, dengan letaknya yang berada di tengah gurun pasir, membuatnya seperti bangunan megah seakan muncul dari tandusnya gurun pasir

Fasilitas Masjid Agung Sheikh Zayed

Masjid Agung Sheikh Zayed dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang terletak di sisi utara menara masjid. Perpustakaan ini dilengkapi dengan buku buku klasik dan buku buku cetakan terkait dengan Islam termasuk tentang ilmu pengetahuan dalam Islam, peradaban, kaligrafi, seni budaya, koin koin Islam hingga buku buku kuno terbitan 200 tahun yang lalu. Sebagi perwujudan dari keanekaragaman Islam perpustakaan ini menyediakan buku buku dan bahan terbitan dari berbagai bahasa termask bahasa Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Korea.

Arsitektural Masjid Agung Sheikh Zayed

Masjid Sheikh Zayed di inspirasi oleh pengaruh arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Mooris (Maroko). Dibangun dengan 82 kubah bergaya Maroko dan semuanya dihias dengan batu pualam putih. Lengkap dengan pelataran tengahnya sebagaimana di masjid Badshahi di kota Lahore Pakistan yang bergaya Mughal. Kubah utama masjid ini berdiameter 32.8 meter dan setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar. 

Merujuk kepada Turkey Research Centre for Islamic History and Culture kubah ini merupakan kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama. Secara keseluruhan arsitektural masjid Agung Sheikh Zayed dapat disebut sebagai fusi dari arsitektural Mughal, Moorish dan Arab.

rangkaian kubah kubah super besar Masjid Agung Sheikh Zayed

Ukuran masjid seluas 22.412 meter persegi itu setara dengan lima lapangan sepakbola dan dapat menampung 40.960 jemaah sekaligus terdiri dari 7126 di ruang utama, 1960 di ruang sholat terbuka, 980 di ruang sholat wanita, 22.729 di area Sahan (Courtyard / pelataran tengah), 682 di selasar ruang utama dan 784 di selasar pintu masuk utama.

Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki lebih dari 1000 pilar di area luar yang dilapis dengan lebih dari 20 ribu lembaran pualam dan batu alam polesan, termasuk lapis Lazuli, red agate, amethyst, abalone shell dan mother of pearl.  Di ruang utama terdapat 96 pilar bundar berukuran besar yang kesemuanya di lapisi dengan mother of pearl.  Serta fitur utama ekterior masjid ini selain 82 kubahnya adalah empat bangunan menara setinggi hamper 107 meter di empat penjuru masjid.

Disekililing masjid dibangun rangkaian kolam seluas 7.874 meter persegi yang dibangun menggunakan bahan keramik lantai warna gelap, kolam kolam ini memantulkan bentuk arkade masjid, memberikan pemandangan spektakuler dibawah siraman cahaya lampu lampu di malam hari. Tata cahaya yang unik ini dirancang oleh Arsitek tata cahaya, Jonathon Speirs dan Major untuk memantulkan fase fase bulan. Pemandangan awan abu abu kebiruan di proyeksikan ke pada dinding luar masjid dan menghasilkan pemandangan yang berebeda setiap hari.

Interior Masjid Agung Sheikh Zayed didominasi fitur utamanya yang masih memegang rekor dunia.  pertama adalah lampu gantungnya yang merupakan Lampu Gantung terbesar di dunia dan kedua hamparan karpet nya yang juga masih memegang rekor sebagai karpet terbesar di dunia.

Rancangan impresif menghias sisi dalam masjid dengan menggunakan material pualam Italia dipadu dengan rancangan ukiran floral di ruang sholat utama serta dinding sisi luar yang dihias dengan mozaik kaca emas, sebagaimana tampak pada dinding sebelah barat. Pintu utama masjid ini dibuat dengan bahan kaca setinggi 12.2 meter dan lebar 7 meter memiliki berat mencapai 2.2 ton.

Karpet dan Lampu gantung Terbesar di Dunia

Pemandangan ruang utama masjid ini di dominasi oleh lampu lampu gantung dengan ukuran terbesar di dunia di gantung di bawah kubah utama. Lampu gantung ini berdiameter 10 meter dan tinggi 15 meter dengan berat lebih dari 9 ton. Total keseluruhan ada 7 lampu gantung di dalam masjid ini kesemuanya dalam warna emas di buat di khusus di Jerman dengan hiasan Kristal Swarovski dari Austria dan hiasan kaca dari italia. Lampu gantung ini tercatat sebagai lampu gantung terbesar di dunia.

Ruang utama masjid ini mampu menampung 7126 jemaah sekaligus dan keseluruhan lantainya ditutup dengan karpet rajutan yang merupakan karpet rajutan dengan ukuran terbesar di dunia. Karpet ini dirancang oleh seniman Iran, Ali Khaliqi. Karpet ini terdiri dari 2.268.000 simpul rajutan, dibuat dengan tangan oleh sekitar 1300 pengrajin professional di sebuah desa kecil dekat Mashhadin di Iran, yang memang terkenal sebagai kawasan dengan para pengrajin karpet berpengalaman.

Sisi mihrab Masjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi - Uni Emirat Arab. dirancang dalam warna yang tidak mencolok.

Sisi kiblat masjid ini selebar setinggi 23 meter dan lebar 50 meter di hias dengan hiasan yang tidak mencolok agar tidak mengganggu kekhusuan jemaah. Sedangkan mozaik kaca emas hanya digunakan pada bagian mihrab. Dinding kiblat dihias dengan ukiran kaligrafi 99 asma ul husna dalam sentuhan seni tradisional kufi dirancan oleh kaligrafer ternama Uni Emirat Arab, Mohammed Mandi. Sisi kiblat ini juga dihias dengan pencahayaan serat optic yang di integrasikan dengan rancangan organic. Secar keseluruhan ukiran kaligrafi di masjid ini dibuat oleh tiga kaligrafer sekaligus dalam tiga gaya kaligrafi yakni kaligrafi gaya Naskhi, Thuloth dan Kufi. Keiga kaligrafer tersebut adalah Mohammed Mandi (UAE), Farouk Haddad (Syria) dan Mohammed Allam (Jordan).

Selain itu masjid ini juga dihias dengan 80 panel Iznik. Panel atau lembaran keramik hias yang popular di abad ke 16 dan banyak digunakan dalam bangunan bangunan kesultanan dan tempat ibadah di Istambul – Turki. Ditambah lagi dengan kaligrafi yang dibuat secara tradisional dalam gaya kaligrafi ‘thuloth’ oleh Sheikh Hasan Celebi, seorang kaligrafier dari Turki.

Diperkirakan ada 30 lebih jenis batu pualam yang digunakan di seantero masjid Agung Sheikh Zayed ini termasuk di dalamnya SIVEC dari Yunani dan Makedonia, dogunakan sebagai penutup dinding luar seluas 115.119 meter persegi termasuk digunakan juga untuk melapisisi permukaan empat menara nya. Jenis keramik yang lain diantaranya adalah Lasa dari Italy, digunakan pada pembeda elevasi internal, Makrana dari India digunakan untuk ruang kantor garis pemisah, Aquabiana dan Biano dari Italia dan East White dan Ming Green dari China.

Iini dia Lampu gantung di Masjid Sheikh Zayed yang terkenal itu

Falsafah Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed

Konsep pembangunan masjid Agung Sheikh Zayed ini di inspirasi oleh Al-Qur’an surah Al-Hujarat ayat 26 yang bahasa Indonesia-nya “Hai manusia, sesungguhnya kuciptakan kalian dari jenis laki laki dan perempuan, bersuku suku dan berbangsa bangsa, agar kalian saling mengenal satu dengan yang lainnya”

Terinspirasi oleh ayat tersebut masjid ini dibangun untuk mempromosikan konsep konsep toleransi, kasih saying dan saling pengertian antara budaya yang berbeda. Masjid Agung Sheikh Zayed berupaya menemukan interkasi positif dengan budaya budaya lain, memperkenalkan sebuah visi toleransi yang berakar dari tradisi era ke emasan Islam. Sebuah tradisi yang berlandaskan saling menghargai dan pertukaran ide guna memperkaya kehidupan dan sejarah manusia. Sebagai tambahan masjid ini juga berupaya memberikan landasan bagi penguatan budaya dan ilmu pengetahuan di Abu Dhabi dan sekitarnya melalui penyelenggaraan beragam aktivitas promosi budaya toleransi, kasih saying, rasionalitas dan dialog.

Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, The Founding Father

Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, adalah presiden Uni Emirat Arab pertama sekaligus sebagai penguasa Abu Dhabi. Lahir tahun 1918, beliau diberi nama sesuai dengan nama kakeknya Sheikh Zayed bin Khalifa Al Nahyan yang merupakan penguasa Abu Dhabi dari tahun 1855 hingga 1909. Di masa mudanya beliau tertarik pada sejarah semenanjung Arabia, Puisi Arabia. Semasa hidupnya beliau juga dikenal sebagai “Hakim Al Arab” aau “Sage of the Arabs.

Karirnya dimulai sebagai Gubernur di Alain tahun 1946, mendirikan Sekolah Al Nahyan tahun 1959.  Membangun pasar dan amsjid pertama di Al Ain. Juga membangun jaringan jalan dan sebuah keputusan sulit diambilnya ketika harus mengalihkan sebagian sumber air minum warga Alain untuk keperluan irigasi. Tanggal 6 Agustus 1966 Sheikh Zayed melanjutkan kekuasaan kakak laki lakinya Sheikh Shakhbut bin Sultan Al Nahyan, sebagai Penguasa Abu Dhabi dengan persetujuan dari seluruh anggota keluarga bangsawan Al-Nahyan.

Di tahun 1971 Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan bersama Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum menandatangani persetujuan untuk membentuk sebuah Feberasi antara Abu Dhabi dan Dubai. Segera setelah itu terbentuklah Uni Emirat Arab yang merupakan federasi dari tujuh wilayah ke-Emir-an, dan Sheikh Zayed Sebagai Presiden pertama-nya. Tak sampai disitu saja, bersama dengan Sheikh Jaber Al Ahmad Al Sabbah, Emir Kuwait, Sheikh Zayed meletakkan landasan bagi terbentuknya Dewan Kerjasama Negara Teluk (Gulf Countries Cooperation Council – GCC Council) pada tanggal 25 Mei 1981.

Sheikh Zayed wafat pada tanggal 2 November 2004 kekuasaannya diteruskan oleh putranya Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan baik sebagai Presiden UEA maupun sebagai Penguasa Abu Dhabi. Tanggal 3 November 2004 Jenazah Sheikh Zayed dimakamkan di pelataran tengah Masjid Agung Sheikh Zayed.*** :::Kembali ke Bagian I:::

Bangunan utama masjid Agung Sheikh Zayed di malam hari
exterior Masjid Agung Sheikh Zayed
Keindahan Interior Masjid Sheikh Zayed di ruang utama
Arcade Masjid Agung Sheikh Zayed dengan refleksi di permukaan kolam sekeliling masjid Agung Sheikh Zayed
Masjid Agung Sheikh Zayed Saat dalam proses penyelesaian ahir, tampak depan adalah proses  pengerjaan lanscaping di seputra masjid Agung Sheikh Zayed
butuh ketelitian dan ketekunan luar biasa untuk merangkai batu batu alam olahan aneka warna menjadi rangkaian motif floral dinding dalam masjid Agung Sheikh Zayed



1 komentar:

  1. Can I simply say what a comfort to uncover somebody who genuinely understands
    what they are discussing over the internet.

    You definitely realize how to bring a problem to light and make it important.
    More and more people ought to check this out and understand this side of your story.
    I was surprised you aren't more popular because you certainly have the gift.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA