Minggu, 25 Maret 2012

Masjid Agung Bobo Dioulasso, Burkina Faso, Dibangun Dari Lumpur

Masjid Agung Dioulasso - Burkina Fasso
TAK TAMPAK SEPERTI MASJID. TAPI INI BENAR BENAR MASJID, MASJID AGUNG BOBO DIOULASSO DI BURKINA FASO. AFRIKA BARAT. MASJID YANG DIBANGUN DARI LUMPUR.
Republik Burkina Faso salah satu Negara Afrika yang benar benar tidak familiar bagi telinga kebanyakan orang Indonesia. Negeri ini memang berada begitu jauh dari Indonesia, di Afrika Barat. Nama ibukota Negara ini pun benar benar terasa aneh di telinga orang Indonesia ::: Kota Ouagadogou::: di kota Bobo Dioulasso, kota terbesar kedua di Burkina Faso setelah kota Ouagadogou terdapat sebuah Masjid Tua yang dibangun dari lumpur khas Afrika, menjadikan Burkina Faso sebagai salah satu Negara Afrika yang memilki masjid tua sejenis ini. Kota Bobo Dioulasso. Kota ini berjarak sekitar 360 KM dari kota Ouagadogou.

Tentang Burkina Faso

Burkina Faso adalah sebuah negara di Afrika Barat yang terkurung daratan (landlocked). Negara ini berbatasan dengan Mali di sebelah utara; Togo dan Ghana di selatan; Niger di timur, Benin di tenggara; dan Pantai Gading di barat daya. Dahulu bernama Upper Volta atau Hulu, Presiden Thomas Sankara mengganti nama negara ini menjadi 'Burkina Faso' (dalam bahasa Dioula dan More: "Negara Orang Jujur") pada 4 Agustus 1984. Ibu kota Burkina Faso adalah Ouagadougou (lafaz: Wagadugu), disebut "Waga" oleh penduduk setempat.

Lokasi Negara Burkina Faso di Benua Afrika.

Pada 1896, kerajaan Mossi dari Ouagadougou menjadi protektorat Prancis. Pada 1898, bagian utama dari kawasan yang kini menjadi Burkina ditaklukkan. Pada 1904, daerah-daerah itu bergabung dengan Afrika Timur Prancis dalam koloni Senegal-Niger Hulu. Penduduknya ikut serta dalam PD I dalam batalion Infantri Senegal. Pada1 Maret 1919, Edouard Hesling menjadi gubernur pertama di koloni Volta Hulu yang baru itu. Koloni itu dibongkar pada 5 September 1932, dan daerahnya dibagi antara Pantai Gading, Mali, dan Niger. Pada 4 September 1947 Volta Hulu diciptakan kembali dari perbatasannya pada 1932. Pada 11 Desember 1958 menjadi republik dan bergabung dengan Masyarakat Prancis-Afrika dan mendapatkan kemerdekaan pada 5 Agustus 1960.

Burkina Faso Dalam Angka

Burkina Faso memiliki luas daratan 274,200km2 sedikit lebih besar dari luas propinsi Kalimantan Timur (204,534.34Km2) namun lebih kecil dari propinsi Papua (319,036.05Km2), berikut beberapa fakta tentang Burkina Faso dalam angka.

Keterbatasan sumber daya bahan bangunan, tak menghalangi muslim di Burkina Faso untuk membangun sebuah masjid agung, dan hasilnya sebuah masjid besar dari bahan utama lumpur dan batangan batangan kayu sebagai penguatnya.

Luas wilayah : 274 200 km²
Kepadatan : 44 jiwa/km²
Perbatasan darat : 3.192 km (Mali 1.000 km ; Niger 628 km ; Pantai Gading 584 km ; Ghana 548 km ; Benin 306 km ; Togo 126 km)
Daerah laut : 0 km
Ketinggian : + 200 m > + 749 m
Kemerdekaan : 5 Agustus 1960 (bekas koloni Prancis)
Penduduk : 13.200.000 jiwa (2005). 0-14 tahun : 47,5%; 15-64 tahun : 49,59%; + 65 tahun : 2,91%
Harapan hidup pria : 46 ans (en 2001)
Harapan hidup wanita : 47 ans (en 2001)
Tingkat pertumbuhan penduduk : 2,68% (2001)
Jalan : 12.506 km (sekitar 2.001 km beraspal) (1996)
Jalur KA : 622 km
Jumlah bandara : 33 (hanya 2 yang beraspal) (2000)

Islam di Burkina Faso

Merujuk kepada Wikipedia penduduk Burkina Faso mayoritas beragama Islam. Sebagaimana dilansir oleh pemerintah Burkina Faso sebagai hasil sensus penduduk tahun 2006 ditemukan bahwa 60.5% penduduk Burkina Faso beragama Islam. Sebagian besar dari muslim Burkina Faso adalah muslim suni dan hanya sangat sedikit yang berfaham suni. Pemeluk agama lain di Burkina Faso adalah Kristen 23.2% (Katholik Rhoma 19%, Berbagai aliaran Protestan 4,2%). 15.3% penduduk masih menganut ajaran kepercayaan tradisional, 0.6% menganut agama lain dan masih ada 0.4% yang tidak beragama sama sekali. Angka angka tersebut juga diamini oleh situs CIA the world factbook.

Begini suasana didalam masjid lumpur Bobo Dioulasso yang tampak seperti lorong lorong diantara tiang tiang besarnya yang semuanya terbuat dari lumpur.

Perkembangan Islam di Burkina Faso

Islam datang ke kawasan Afrika Barat termasuk di dalamnya Republik Burkina Faso dalam tiga gelombang. Pertama, abad ke-9 ketika bangsa Berber Afrika Utara menyebarkan Islam ke kerajaan Ghana. Kedua, abad ke-13, ketika kerajaan Mali terbentuk dan menyebarkan Islam ke seluruh Sabana di Afrika Barat hingga abad ke-18. Terakhir, abad ke-19 ketika seorang pahlawan Muslim asal Mali, Samore Toure, menyebarkan Islam ke arah selatan Afrika.

Islam masuk ke Burkina Faso pada gelombang kedua melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh warga suku bangsa Fulani, baik dengan cara damai maupun cara kekerasan - penulis Barat menyebutnya ‘kombinasi perang dan perdagangan’ - karena pada kenyataannya Mossi sebagai suku terbesar di Burkina Faso memang sangat gigih mempertahankan kepercayaan animisme hingga abad ke-19. Para pemimpin ini sangat menentang penyebaran Islam; namun pada akhirnya sebagian besar mereka memeluk Islam.

Banyak tokoh yang berperan penting dalam pemerintahan dan kemajuan Islam di Burkina Faso. Yousouf Ouedraogo Menteri Luar Negeri Burkina Faso, termasuk tokoh yang disegani. Islam makin berjaya di Burkina Faso ketika terjadi kekisruhan di Pantai Gading pada tahun 2002, karena salah satu tokoh kunci pihak oposisi adalah Allasane Dramane Ouattara ditengarai masih keturunan bangsa Burkina Faso, dan beragama Islam serta sangat cerdas. Akibat kisruhan tersebut, sekitar 350. Burkinabe yang mayoritas muslim lari ke Burkina Faso.

Masjid Agung Bobo Dioulasso, Burkina Faso

Sekurang-kurangnya ada hal dua yang diperjuangkan oleh umat Islam di Burkina Faso. Pertama, mengembalikan kejayaan Islam di tingkat pemerintahan pusat. Kedua, membendung kegiatan misionaris Kristen yang sangat agresif memurtadkan warga Muslim, antara lain dengan cara mendirikan stasiun radio di seantero Burkino Faso. Sasaran utama mereka adalah suku Fulani, yang dikenal sangat taat memegang teguh ajaran Islam.

Lembaga keagamaan di Burkina Faso The Ahlul Barr Society, mempunyai peran penting untuk membendung kegiatan kristenisasi tersebut. Beberapa di antaranya adalah EI-Hajj Oumarou Kanazae seorang pengusaha terkenal, Souleymane Kore, Mamadou Sawaidogu dan Al-Haji Sakande, tercatat sebagai tokoh Muslim Burkinabe yang aktif mengibarkan kejayaan Islam di Burkina Faso.

Tentang Kota Bobo Dioulasso

Kota Dioulasso merupakan ibukota kuno Burkina Faso dengan penduduknya saat ini ada sekitar 300,000 jiwa. Meskipun merupakan kota terbesar kedua di Burkina Faso kota ini kini menghadapi penurunan ekonomi, namun belakangan ini mengalami kemajuan pesar dibidang animasi, music dan aneka kerajinan yang hadir disana. Nama Bobo Dioulasso sendiri bermakna “rumah bagi Jula yang berbicara dalam bahasa Bobo” sebuah nama yang kemungkinan lahir dari ketidakmampuan bangsa prancis yang menjajah Burkina Faso dalam menentukan identitas dari lokasi tersebut yand begitu komplek.

Masjid Agung Bobo Dioulasso, Burkina Faso

Masjid Masjid Agung Bobo Dioulasso

Masjid Tua Bobo Dioulasso atau dalam bahasa Prancisnya disebut grande mosquée de Dioulassoba atau Masjid Agung Dioulasso, adalah Masjid kuno ini bercirikan arsitektural Banco Sudaness. Merupakan warisan dari abad ke 19. Balok balok kayu masih menjadi andalan untuk membangun masjid di kawasan utara Burkina Faso hingga wilayah selatan Mali dan Nigeria hingga ke Bani, Bankas atau Djene di Republik mali. Seperti telah disebutkan dalam artikel sebelumnya tentang Masjid Agung Djene di Mali, masjid agung Djene merupakan masjid dengan ukuran terbesar yang pernah dibangun dari bahan lumpur dan batangan batangan kayu.

Masjid ini dibangun ditengah konflik antara Sya dan Kanedougou. Raja Sya tidak mampu melakukan serangan terkini sehingga melakukan perundingan dengan kaum muslimin, dan sebagai imbalannya dia membangun masjid ini. beberapa sumber menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1880 namun sumber yang lain menyebutkan dibangun pada tahun 1893. Disebutkan juga bahwa masjid ini dibangun tidak saja oleh ummat islam tapi dibantu oleh berbagai ummat yang ada di kota tersebut bahu membahu membangun masjid ini.

Lokasi Masjid Agung Bobo Dioulasso

Masjid Tua Bobo Dioulasso berada di rue Sadiki Sanou, Bobo-Dioulasso, hauts-Bassins Region, Houet Province, Republik Burkina Faso
Koordinat geografi : 11° 10' 40.26" N  4° 17' 45.88" W


Masjid Agung Bobo Doulasso ini memang unik, dibangun ditengah gurun dengan bahan lumpur bertulang kayu kayu dari alam sekitarnya menghadirkan kesederhanaan bangunan gurun Afrika Barat dalam arsitekrutalnya yang unik. Keunikan dan nilai sejarahnya yang tinggi itu tak urung menjadikan masjid ini sebagai salah satu objek wisata yang begitu menarik bagi turis asing yang tak segan segan menempuh perjalanan jauh ratusan kilo dari kota Ougadogou.

Dibangun dalam gaya Sahel lengkap dengan dua menaranya masing masing di sisi mihrab dan pintu masuk utama. Seperti bangunan masjid lumpur Afrika Barat lainnya masjid agung Bobo Doulasso juga dilengkapi dengan batangan batangan kayu yang menyembul keluar dari dinding lumpurnya yang selain berfungsi sebagai penguat bangunan tapi juga berfungsi sebagai tangga naik dan turun bagi para pekerja yang memperbaiki masjid ini dari kerusakan akibat gerusan hujan sepanjang tahun.

Masjid Agung Bobo Dioulasso di-abadikan dalam
prangko pantai gading semasa jajahan Prancis.
Pemandangan masjid ini memang begitu mengagumkan bagi para turis asing terutama pada saat matahari tenggelam. Sorotan cahaya matahari senja yang menerpa permukaan dinding lumpurnya menghadirkan perpaduan warna yang begitu menarik dengan warnanya yang ke emasan dibawah terpaan sinar matahari senja yang memerah, menarik perhatian kaum muslimin yang melintas untuk sekedar singgah sebentar menunaikan sholat berjemaah bersama muslim setempat. Begitu pula bagi turis asing non muslim yang rela menghabiskan waktu untuk sekedar menikmati sejenak keindahan tersebut.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA