Senin, 15 November 2010

Masjid Raya Batam, Kepulauan Riau

Masjid Raya Batam

Masjid Raya Batam dirancang sebagai pemenuhan kebutuhan fasilitas peribadatan yang melayani penduduk Pulau Batam pada umumnya. Dan khususnya bagi warga muslim di daerah Batam Centre. Masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat yang representatif yang bisa menampung kegiatan umat Islam dalam hal keagamaan, pendidikan, sosial, ukhuwah, budaya mau pun syiar Islam. Sehingga menjadi kebanggaan umat Islam di Batam dan Kepualuan Riau. Selain hal itu, diharapkan masjid dapat menunjang dunia kepariwisataan nasional. Masjid Raya Batam meraih penghargaan Masjid Award dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) tahun 2009.

Lokasi Masjid Raya Batam

Masjid Raya Batam berada di kawasan Batam Center yang merupakan pusat pemerintahan kota Batam. Berhadap hadapan dengan kantor Badan Otorita Pengemabngan Pulau Batam atau BIDA (Batam Industrial Development Authority).

 

Sejarah Pembangunan Masjid Raya Batam

Masjid Raya Batam di desain oleh Ir Achmad Noe'man dan disetujui pada tanggal 31 Agustus 1997.  Mulai di bangun pada tahun 1999. Ir Achmad Noe'man terkenal dengan karya karya monumentalnya termasuk diantaranya adalah Masjid Salman di ITB di Bandung, Masjid Baiturrahim di kawasan Istana Negara Jakarta,  Masjid Al-Furqan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (d/h IKIP) Bandung, Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makasar dan Masjid Istiklal Indonesia di Sarajevo, Bosnia Herzegovina.

Arsitektur Masjid Raya Batam

Ukuran dan Kapasitas Masjid

Masjid Raya Batam dibangun di atas lahan seluas ± 75.000 m2, terdiri dari ruang salat dan mezanin 2515,00 m2, ruang wudhu pria 506,70 m2, ruang wudhu wanita 178,10 m2, ruang simpan sepatu 39,96 m2, Ruang kegiatan (lantai dasar) 2.190,24 m2, dilengkapi dengan menara setinggi 66 m dengan luas 9,00 m2, ditambah selasar penghubung seluas 1.270,00 m2. Dengan ukuran yang demikian besar Masjid Raya Batam dapat menampung jemaah di dalam masjid ± 3.500 jamaah dan luar masjid ± 15.000 jamaah. 

Aerial View masjid Raya Batam 22 Feb 2008

Bantuk balok bujur sangkar

Bentuk yang dirancang merupakan penggabungan dari dua bentuk dasar yaitu : balok bujur sangkar sebagai badan bangunan, dan limas sama sisi (teriris tiga bagian) sebagai kepala bangunan.  Dipilihnya bentuk balok bujur sangkar dengan pertimbangan bahwa bentuk tersebut lebih kompak dan kokoh sehingga lebih memenuhi syarat untuk fungsi masjid dalam membentuk keimanan yang kuat, dan lebih memenuhi syarat untuk bangunan bentang besar atau bebas kolom sehingga mampu menampung jamaah salat lebih besar.

Atap limas Masjid Raya Batam
Atap limas

Sedangkan bentuk limas sama sisi (teriris tiga bagian) dipilih dengan pertimbangan bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar, mempunyai persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan antara manusia dan Tuhan (habluminallah). Sedangkan Irisan tiga bagian merupakan simbol perjalanan hidup manusia (sebagai hamba Allah) dalam tiga alam yaitu alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat.

Plaza Salat


Plaza salat berupa pelataran halaman utama masjid yang karena pertimbangan topografis dan arsitektural letaknya lebih tinggi dari jalan masuk. Plaza salat dibuat sebagai perluasan ruang masjid manakala jamaah melebihi kapasitas atau pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha yang biasanya diselenggarakan di lapangan terbuka. Agar penyelenggaraan salat sesuai dengan tuntunan agama, dibuatlah garis-garis shaf yang akan mengarahkan jamaah salat dengan berbaris lurus menghadap kiblat. Lebar shaf ditentukan 120 cm. Plaza ini terdiri dari dua tingkatan yaitu plaza bawah dan plaza atas. Hal ini untuk memberikan kesempatan pada pengunjung untuk beristirahat sejenak sebelum naik lagi menuju masjid.

Di plaza bawah terdapat kolam air mancur yang bisa juga dipakai sebagai tempat berwudhu. Selain kolam air mancur dan tangga-tangga adalah bak-bak tanaman batu kali, lampu-lampu taman dan deretan pohon-pohon palem raja. Keseluruhan elemen diharapkan membuat suasana plaza shalat lebih nyaman, lebih indah dan berwibawa sebagai suatu plaza salat masjid raya.

Plaza salat ditutup klinker terakota yang berwarna merah bata. Garis-garis shaf memakai bahan paving blocks yang dipola dengan warna kelabu sehingga terlihat kontras dengan merah batanya klinker terakota

Selasar Tertutup


Adanya selasar tertutup yaitu selasar yang beratap sebagai pembatas plaza salat dan penanda zona transisi atau semi suci sebelum masuk ke zona suci atau ruang utama masjid. Selasar tertutup ini dirancang sedemikian rupa dan merupakan elemen arsitektur yang cukup berarti dilihat dari segi fungsi maupun arsitektural masjid. Dipilih bahan beton bertulang untuk kolom mau pun atap. Agar tidak berkesan statis, terdapat permainan irama atap yaitu atap pelat beton diselingi atap limas dari bahan transparan dengan struktur pipa besi hitam. Bahan penutup lantainya adalah keramik

Senja di Masjid Raya Batam

Tangga

Pencapaian utama melalui tangga utama yang langsung menghadap plaza salat. Tangga khusus dari ruang wudhu dan untuk menuju mezanine di ekspresikan ke dalam bentuk ruang tangga yang berupa core tangga yang terletak dibagian kiri dan kanan

Fasilitas Penyandang Cacat

Untuk kemudahan penyandang cacat terutama pemakai kursi roda, disediakan ramp menuju ruang utama Masjid maupun ruang wudhu. Ramp utama yaitu menuju ruang salat utama memakai bahan beton bertulang. Kemiringan ramp yang direncanakan adalah 1:15 atau ± 6,9%. Selain ramp disediakan pula toilet khusus baik untuk pria mau pun wanita

Fasilitas Parkir


Disediakan areal parkir untuk para jamaah yang menampung; kendaraan roda empat (mobil) dengan kapasitas ± 158 kendaraan, bus dengan kapasitas ± 9 kendaraan, kendaraan roda dua (sepeda motor) dengan kapasitas ± 140 kendaraan, kendaraan VIP dengan kapasitas ± 8 kendaraan, parkir di pintu utara dengan kapasitas ± 20 kendaraan roda empat

Plaza Kurban


Untuk penyelenggaraan pemotongari hewan kurban, disediakan tempat yang permanen yang telah dilengkapi dengan tempat penampungan serta saluran air limbah darah, tiang-tiang tenda pelindung cuaca. Dengan tersedianya plaza kurban yang permanen diharapkan lingkungan masjid akan tetap bersih dan nyaman terutama pada hari-hari menjelang, pada saat dan sesuai hari Idul Adha

Interior Masjid Raya Batam

Menara

Fungsi utama adalah tempat menyimpan peralatan tata suara agar suara adzan dapat terdengar lebih jauh dan jelas. Dari sisi arsitektural merupakan eye catcher dan penanda lingkungan, karena berupa unsur vertikal yang cukup dominan dengan penempatan di sudut tapak menghadap ke pusat perempatan jalan. Tinggi menara 66 meter sebagai penandaan akan jumlah ayat di dalam Al Qur'an, 6.666 ayat

Tata Hijau 


Ruang lingkup dari pekerjaan landscaping adalah menata elemen-elemen keras dan lunak pada halaman dan plaza salat Masjid Raya Batam Centre sedemikian rupa dalam rangka mendukung kemakmuran aktifitas rutin dan berkala. Tujuan khususnya adalah untuk menciptakan suasana ruang luar agar lebih hijau, sejuk dan nyaman.

Bak-bak tanaman (bloembak)


Bak tanaman memakai bahan batu kali berwarna ketabu kehitaman, hal ini untuk memberi kesan alami dan kokoh. Berfungsi pula sebagai pengakhiran tangga dan turap penahan tanah

Masjid Raya Batam


Suasana di dalam Masjid Raya Batam

1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA