Senin, 02 Mei 2016

Islamic Center Al-Nour Hamburg

Setelah selama 20 tahun sholat berjamaah di garasi, muslim di Horn, Hamburg, ahirnya memiliki sebuah masjid yang layak dari sebuah bangunan gereja yang sudah tidak digunakan lagi karena sepi Jema'ah.

Gereja Menjadi Masjid

Masjid Islamic center Al-Nour Hamburg Jerman, pada awalnya adalah Gereja Lutheran Capernaum (Kapernaumkirche) yang berada di distrik Horn pusat kota Hamburg, Jerman. Bangunan yang merupakan salah satu situs budaya kota Hamburg sudah terbengkalai sejak tahun 2002 dikarenakan masalah finansial karena merosotnya jumlah jema’ah. Piano serta lonceng Gereja sudah diserahkan ke komunitas lain. Di tahun 2004 bangunan gereja tersebut kemudian dibeli oleh komunitas muslim Harmburg yang tergabung dalam Al-Nour Islamic Center dan di konversi menjadi masjid.

Perubahan fungsi bangunan dari bangunan Gereja menjadi Masjid memang bukan hal yang mudah terlebih lagi bangunan tersebut merupakan salah satu cagar budaya, Konsultasi dengan otoritas cagar budaya senantiasa dilakukan sebelum dan selama proses rekonstruksi bangunan. Perubahan mendasar mau tidak mau dilakukan di bagian dalam bangunan, altar serta ornamen lainnya dibongkar diganti dengan kaligrafi Islam, orientasi bagian dalam pun berubah menghadap ke arah kiblat setelah sebelumnya ber-orientasi ke arah utara. Pembangunan area mihrab dan mimbar, perubahan sistem pemanas ruangan, tata cahaya dan tata suara, pembuatan tempat wudhu, pemasangan karpet dan sebagainya. Ditambahkan juga area mezanin sebagai tempat khusus untuk jemaah akhwat untuk memisahkannya dari jemaah Ikhwan.

Sekeliling dinding bangunan ini dilengkapi dengan jendela jendela kecil dengan hiasan mozaik kaca patri,

Beberapa pernik bangunan ini tetap dipertahankan seperti mozaik abstrak kaca patri karya seniman Claus Wallner (1926 - 1979 suami dari Ursula Querner) tetap dipertahankan di bagian celah lobang angin bebentuk sarang lebah di hampir sekeliling tembok bangunan, yang juga berfungsi sebagai jendela jendela kecil. Namun demikian simbol Salib di puncak menara setinggi 44 meter di izinkan untuk diganti dengan simbol Allah. Keseluruhan proses rekonstruksi bangunan tersebut menghabiskan dana hingga 1,5 juta Euro yang di berasal dari sumbangan para jema’ah.

Meski telah dilakukan pengalihan kepemilikan sejak tahun 2004, baru pada pertengahan Agustus 2014 proses rekonstruksi besar besaran terhadap bangunan ini dilakukan. Setelah persetujuan dari pihak berwenang keluar pada bulan Januari 2014. Beberapa kendala terjadi termasuk penolakan dari sekelompok masayarakat setempat.

Lokasi dan Alamat Islamic Center Al-Nour

Kantor Islamic Center Al-Nour eV
Small Pulverteich 17
20099 Hamburg

Masjid Al-Nour
Sievekingsallee 191 22111 Hamburg-Horn



Islamic Centre Al-Nour Sebagai sebuah Organisasi berbadan hukum, juga dikenal luas sebagai Masjid Al-Nour didirikan pada tahun 1993 di St. George kota Hamburg, Jerman. Sebagaimana pusat ke-Islaman lainnya  masjid Al-Nour ini pun terbuka untuk jemaah dari kalangan manapun, hingga kini jemaah masjid ini berasal dari tak kurang 30 kebangsaan yang berbeda yang tinggal di kota Hamburg. Diantara para jemaah-nya merupakan orang Arab dari Timur Tengah dan Afrika utara, muslim kulit hitam Afrika, muslim dari Asia termasuk dari Afganistan dan Indonesia serta tentu saja warga Jerman.

Bahasa pengantar yang digunakan di masjid menggunakan bahasa Jerman atau diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman termasuk Khutbah Jum’at, pengajian, proses belajar mengajar hingga festival yang diselenggarakan oleh masjid. Selain jemaah yang berasal dari suku bangsa yang berbeda beda, latar belakang propesi jemaah masjid ini pun beragam mulai dari mahasiswa, buruh, dokter, pengacara, insinyur hingga para pengusaha.

Masjid Al-Nour juga membuka diri bagi aktivitas non peribadatan termasuk menerima kunjungan dari para murid sekolah, mahasiswa, kelompok masyarakat yang berminat, hingga kunjungan dari instansi pemerintah. Sekali setahun masjid ini menyelenggarakan Open Mosque Day, semacam acara open house di setiap tanggal 3 Oktober dengan menyelenggarakan beragam acara acara menarik termasuk kunjungan masjid dan kuliah umum.

Sebagai sebuah organisasi, Islamic Centre Al-Nour merupakan anggota dari SCHURA – Dewan Komunitas Islam di Hamburg, dan salah satu Chief Executive Officer (CEO) SCHURA adalah Daniel Abdin yang merupakan CEO dari Islamic Center Al-Nour. Beliau mendapatkan kehormatan atas nama SCHURA untuk menandatangai fakta antara the Free and Hanseatic City of Hamburg dan the Islamic religious communities SCHURA, DİTİB dan VIKZ.  

Pada bulan November 2012, setelah tujuh tahun perjuangan dengan begitu banyak penolakan untuk pembelian bangunan untuk masjid. Januari 2014 pemerintah setempat ahirnya mengeluarkan persetujuan untuk alih fungsi bekas bangunan Gereja Capernaum Church menjadi masjid.

Imam Masjid

Imam Masjid Al-Nour adalah Samir El-Rajab. Beliau sudah menikah dan sudah dikaruniai 3 anak. Sosok yang memiliki kepribadian terbuka dan bersahabat. Beliau menyelesaikan pendidikan sarjana di tahun 1992 di Universitas Al-Azhar di Beirut, Lebanon. Di Universitas yang sama beliau juga memperoleh gelar master di bidang syariah.

Aktivitas Masjid AL-Nour

Sejak masih melakukan semua aktivitas di St. George, Islamic Center A-Nour sangat aktif dengan berbagai aktivitas termasuk di dalamnya adalah:

  • Pelaksanaan sholat berjamaah lima waktu termasuk sholat Jum’at
  • Islamic festival untuk anak anak dan keluarga
  • Konseling pernikahan dan keluarga termasuk penyelesaian perselisihan rumah tangga
  • Pelaksanaan prosesi pernikahan dan perceraian
  • Pengurusan kematian dan pemakaman
  • Membuka dialog dengan pihak otoritas dan institusi terkait
  • Panduan masjid untuk sekolah
  • Open Mosque Day
  • Acara traveling untuk anak muda
  • Pelajaran bahasa Arab untuk anak anak
  • Pelajaran Islam untuk anak anak, pemuda dan dewasa
  • Pelaran Al-Qur’an
  • Ceramah umum oleh tokoh tokoh Islam 

Interior Islamic Center Al-Nour, sebelum di rombak menjadi ruangan masjid

The Open Mosque Day

The Open Mosque Day menjadi kegiatan pertama yang dilakukan di Masjid ini diselenggarakan untuk memperkenalkan masjid baru kepada masayarakat luas lintas agama. Acara yang cukup menarik perhatian masyarakat sekitar termasuk dari kalangan non muslim yang turut hadir memberikan apresiasi. Panitia penyelenggara dengan telaten memberikan penjelasan terhadap pertanyaan pertanyaan dari para tamu termasuk pertanyaan mendasar seperti ; kenapa lambang salibnya kok diganti dengan lambang bulan sabit, mengapa masuk ke masjid harus membuka alas kaki dan lain lain.

20 Tahun Sholat di Garasi

Dengan resminya penggunaan Masjid Al-Nour di bekas Gereja ini, tentu saja memberikan nuansa baru bagi muslim dan perkembangan islam di Hamburg. Sebelumnya, selama 20 tahunan muslim disana beraktivitas termasuk melakukan sholat berjamaah Jum’at di bekas bangunan garasi dengan atap yang rendah bersebelahan dengan pintu masuk tempat pembuangan sampah. Lebih dari 600 muslim dari 30 negara secara reguler berkumpul disana untuk sholat Jum’at berjamaah. Tempat yang tidak terlalu buruk untuk melaksanakan sholat berjamaah, hanya saja masyarakat sekitar meminta kaum muslim disana untuk terbuka namun memang agak sulit untuk terbuka sementara untuk sholat berjamaah saja terpaksa dilakukan di garasi.

Alih fungsi gereja tersebut menjadi masjid memang harus berkompromi dengan dengan beberapa hal penting, termasuk bahwa bangunan tersebut sudah masuk dalam cagar budaya sehingga keseluruhan bentuk bangunan tampak luar tetap dipertahankan sebagaimana aslinya, perubahan yang terjadi dari bentuk bangunan hanya mengganti simbol salib di ujung menara lonceng dengan simbol Asma Allah. Sedangkan bagian dalam bangunan memang mau tidak mau harus di rombak total sesuai dengan fungsi sebagai masjid seperti yang sudah di uraikan sebelumnya. Seperti yang jelaskan oleh Imam masjid bahwa pembelian bangunan Gereja untuk dijadikan masjid bukanlah sesuatu yang direncanakan namun memang terjadi begitu saja, Hadir pada saat benar benar dibutuhkan. Alhamdulillah.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA