Rabu, 11 Mei 2016

Islam di Bahama (bagian 2)

MASJID satu satunya di kota Nassau - Bahama

Awal dari Gerakan Islam di Bahama

Di penghujung tahun 1960-an hingga awal 1970-an ada orang Bahama yang menyebut dirinya sendiri sebagai Bashan Saladdin tinggal di kota Nassau, sehari hari selalu  menggunakan jubah panjang dan penutup kepala khas bangsa Arab. Orang orang disana memanggilnya dengan sebutan “Allah” karena kata itu yang selalu saja di ucapkannya setiap kali berbicara dengan siapapun yang dijumpainya. Nama beliau sebenarnya adalah Charles Cleare, dia tinggal di area Fort Fincastle dan mulai mengalihfungsikan rumah miliknya sebagai masjid.
                       
Beberapa penduduk setempat yang kemudian awal awal sekali memeluk Islam termasuk adalah Zubair Ali (sebelumnya bernama Howard Clarke) dan Mustafa Khalil Khalfani 1 (anggota pendiri Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner Bahama) yang masuk Islam di Bahama bersama dengan Bashan Salddin setelah bersekolah di New York. Mustafa Khalil Khalfani 1 menikah dengan muslimah dari Senegal.

Pada bulan Juli 1974, Dr.Vivian X Russell (juga anggota pendiri Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner Bahama) pulang kampung ke Bahama sebagai dokter spesialis gigi dan juga anggota dari organisasi Nation of Islam, organisasi Islam di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Elijah Muhammad. Beliau berencana mendirikan Nation of Islam di Bahama dan diseluruh kawasan Karibia. Sedangkan Mustafa Khalil Khalfani I adalah seorang muslim suni anggota dari Organisasi yang bernama Islamic Party of North America (Partai Islam Amerika Utara). Dua organisasi yang sama sama mengaku sebagai organisasi Islam namun memiliki akidah dan kepercayaan yang berbeda.

Bashan Saladdin sendiri sebenarnya adalah muslim suni namun juga mengikuti ajaran Elijah Muhammad dan mencoba untuk menggabungkan keduanya dalam kesehariannya. Namun demikian sudah dapat difahami bahwa Bahama memang terlalu kecil untuk mencoba mengokohkan agama yang sejak awal sudah menjadi barang aneh dan asing bagi sebagian besar orang orang disana.

Dr. Munir Ahmad
Sebelum benih benih Nation of Islam berhasil ditanam di Bahama, Elijah Muhammad selaku pimpinan tertinggi organisasi tersebut di Amerika Serikat, wafat pada tanggal 26 Februari 1975 dan digantikan oleh putranya Wallace D. Muhammad. yang membawa perubahan mendasar di dalam organisasi Nation of Islam. Pada kata sambutan pertamanya Wallace D Muhammad mendeklarasikan kepada pengikutnya bahwa dia akan mengikuti Sunnah Rosulullah dan semua pengikutnya diminta untuk melakukan hal yang sama. Beliau memang tidak berharap perubahaa itu akan terjadi dalam waktu satu malam namun demikian beliau secara berkelanjutan melaksanakan sunnah dalam setiap aktivitas organisasinya. Dia-lah yang kemudian mengganti nama Dr. Vivian X menjadi Munir Ahmad.

Dengan sendirinya bagi muslim di Bahama yang juga menjadi target bagi Nation Of Islam terbuka peluang untuk bersama sama bergerak mendirikan ajaran Islam sebagaimana mestinya, membangun komunitas Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai ajaran Islam yang sebernarnya sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. Muslim disana mulai mempelajari ajaran Islam yang benar termasuk dengan membaca buku ‘Towards Understanding Islam’ karya Maulana Maududi yang menjelaskan dengan detil tata cara pelaksanaan sholat wajib 5 waktu dengan baik dan benar, dan mulai melaksanakan sholat sebagaimana ajaran Rosulullah secara berjamaah dipimpin oleh Mustafa Khalil Khalfani 1, yang pernah mempelajari nya selama kuliah di New York.

Tahun 1977 seorang dokter muslim dari Bangladesh bernama Ghulam Muazzam datang ke Bahama untuk bekerja sebagai Patologis di Rumah Sakit Princess Margaret Hospital, manakala dia bertemu dengan beberapa muslim disana dia menawarkan diri untuk mengajarkan Al-Qur’an dan dasar baca tulis aksara Arab. Muslim disana kemudian berkumpul di Apartemennya di di Cable Beach setiap hari minggu sore untuk belajar. Beliau membacakan Al-Qur’an dalam bahasa arab kemudian menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris untuk memudahkan pemahaman  bagi jemaah.

Pertemuan lainnya dilakukan di kediaman Mustafa Khalil Khalfani 1, yang menyewa rumah di Albury lane, Shirley Street. Saat itulah Pascal Vergilius Hepburn kembali dari Inggris Raya setelah menyelesaikan kuliahnya disana. Beliau kemudian bertemu dengan Dr. Munir Ahmad (Dr.Vivian X) sebagai Pasien dan mendapatkan penjelasan tentang Islam selama proses operasi gigi di mulutnya. dikemudian hari Pascal Vergilius Hepburn masuk Islam dan berganti nama menjadi Faisal AbdurRahman Hepburn dan menjadi pemimpin dari Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner Bahama). Dr. Munir Ahmad (Dr. Vivian X) masuk Islam saat menempuh pendidikan tinggi di Inggris Raya, beliau kemudian menikah dengan seorang muslimah dari Malaysia teman kuliahnya semasa di Inggris Raya.

Masih di tahun 1977, Mustafa Khalil  Khalfani 1 mengundang seorang Maulana (guru agama Islam) dari Pakistan bernama Khurshid Abdullah (80 tahun) , beliau datang ke Bahama bersama istrinya, seorang muslimah Inggris dari Manchester. Maulana Khurshid Abdullah kemudian tinggal di rumah Mustafa Khalil Khalfani 1 di Albury Lane dan mulai mengajarkan pelaksanaan Islam dalam kehidupan sehari hari, mengajarkan bagaimana cara menghafal sepuluh surah terahir Al-Qur’an untuk keperluan sholat lima waktu. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sejak ba’da magrib hingga tiba waktu sholat Isya. beliau juga mengajarkan cara membaca huruf hijaiyah serta baca tulis hurup Arab. Sementara istrinya mengajar para muslimah. Meski usianya sudah lanjut Maulana Khurshid Abdullah sangat enerjik, setiap habis subuh beliau masih menyempatkan diri jalan jalan pagi ditemani oleh staff nya.

Berdirinya Komunitas Islam Bahama

Karena perbedaan latar belakang ke-Islaman dari muslim yang di dapat dari lingkungan selama belajar di luar negeri, maka kemudian disepakati untuk membentuk Komunitas Muslim di Bahama yang disandarkan kepada Kemurnian ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W serta para Sahabatnya.

Di bulan september 1978 pertemuan dilaksanakan di partemen Dr. Muazzam’s membahas tentang pembentukan komunitas Islam di Bahama. pada saat itu kebanyakan muslim yang datang ke Bahama adalah para pekerja profesional dari anak benua India dan Pakistan. Setiap orang yang belajar Islam akan mengenal tentang mazhab yang terdiri dari mazhab hanafim Syafi’i, Maliki dan Hambali. Sebagian besar muslim dari India dan Pakistan bermazhab Hanafi. Mazhab sendiri baru terbentuk setelah wafatnya Rosulullah (609-632) dan menjadi rujukan sebagian besar muslim di dunia. Bahkan muslim di Bahama pun pada awal Islam masuk kesana juga menganut mazhab Hanafi, namun dalam pertemuan untuk pembentukan komunitas Islam di Bahama, dengan sengaja tidak untuk menganut salah satu mazhab yang ada dan setuju untuk membentuk Jemaah yang berdasarkan ajaran Islam yang murni dengan pemahaman sebagaimana dilaksanakan oleh Rosulullah dan para sahabatnya.

Interior Masjid Di Nassau - Bahama

Di awal tahun 1980-an utusan muslim Bahama berangkat ke berbagai tempat di Amerika Serikat untuk menghadiri Ijtimah atau pertemuan sesama muslim yang diselenggarakan oleh organisasi Islam Jemaah Tabligh yang biasanya berkumpul bersama di fasilitas fasilitas publik selama masa libur nasional termasuk selama libur Paskah, Hari Buruh, Thanksgiving dan Natal. Selama pertemuan, fasilitas publik menjelma menjadi sebuah kamp besar dengan ratusan hingga ribuan muslim dari berbagai bangsa berkumpul untuk sholat berjamaah, ta’lim, tadarus, makan dan minum dan merasakan suasana di lingkungan Islami selama tiga atau empat hari. Jemaah Tabligh bermarkas di India dengan misi mengirimkan muslim untuk berda’wah ke berbagai negara untuk mengajak ummat Islam memperbaharui dan menghidupkan kembali akidah dan peribadatan mereka.

Tiga muslim Bahama kemudian tinggal di India selama empat bulan bergabung dengan Jemaah Tabligh. Dua diantaranya kemudian kembali ke Nassau sedangkan Abu Saeef Umar Barnett (atau sebelumnya bernama Carlos Barnet) menetap disana untuk belajar bahasa Arab dan Urdu di Pakistan, dia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Madinah (Saudi Arabia) lalu dikirim ke Yaman dan menetap disana selama tujuh tahun. Beliau kemudian menikan dengan muslimah dari Malaysia dan sudah dikaruniai putra dan putri yang semuanya hafiz Al-Qur’an.

Seorang muslim lainnya bernama Fareed Abdullan (atau sebelumnya bernama Frederick Sturrup, anggota pendiri Jamaat-ul-Islaam, Gerakan Revolusioner Islam Bahama) berangkat ke Guyana untuk mengikuti kursus bahasa Arab selama setahun sebagai persiapan untuk kuliah di Universitas King Abdul Aziz (Riyadh, Saudi Arabia) hingga memperoleh gelar sarjana dibidang Syari’ah. beliau kemudian kembali ke Nassau tahun 1991 kemudian pergi ke Amerika Serikat untuk menjadi imam dan mengajar komunitas muslim disana.

Di awal awal periode Islam di Bahama, ada dua lagi muslim yang patut dicatat yakni Haneef Abdul Haq (John Russell) dan seorang muslimah bernama Najah Baker, yang menikah dengan Daoud Shabazz (sebelumnya bernama David Armbrister). Daoud Shabazz adalah salah satu dari pengawal pribadi Malcom X di era tahun 1960-an. Haneef Abdul Haqq dan Najah Baker juga merupakan anggota pendiri Jamaat-ul-Islaam, Gerakan Revolusioner Islam Bahama.

Perkembangan Islam di Bahama sejak tahun 1970-an merupakan masa yang sangat penting. Nenek moyang muslim Bahama dibawa ke Bahama sebagai budak dan tidak dapat menjalankan ke-Islaman mereka dan berakibat tidak berkembangnya Islam di Bahama. Namun suasana-nya berbeda di era 70-an dengan kondisi sudah lebih kondusif bagi perkembangan dan pertumbuhan agama Islam.

Bulan Oktober 1992, Jamaat-ul-Islam menyelenggarakan Simposium yang berjudul “Deeper Roots’ di Auditorium Kampus di Bahama dengan pembicara utama menghadirkan Dr. Abdullah Hakeem Quick, seorang sarjana Islam dan sejarawan yang mempresentasikan bahwa muslim dari benua Afrika telah berkelana ke dunia baru (Benua Amerika) satu abad sebelum Columbus. Informasi ini menjadi tajuk utama dalam buku berjudul “Deeper Roots 1” yang diterbitkan tahun 1990. Kemudian disusul dengan buku berikutnya berjudul “Deeper Roots-Muslims in the Americas and the Caribbean From Before Columbus to the Present” terbitan tahun 1997. Komunitas muslim Bahama juga cukup beruntung dengan kehadiran Daud Abdul Haqq dari Barbados yang merupakan seorang imam sekaligus pendidik. beliau datang ke Nassau di awal tahun 1990-an. Beliau sangat berperan dalam pembuatan dokumen yang berjudul ‘Recommendations for Crime and Punishment in the Bahamian Society” tahun 1995. Sebuah dokumen yang dipaparkan kepada pemerintah, media dan masyarakat Bahama, berisikan rekomendasi penanganan tindak kriminal dan sangsinya dalam masyarakat Bahama.

Muslim Bahama
Seiring dengan berkembangnya komunitas muslim, melalui upaya da’wah kepada kalangan yang lebih luas disana, menjadi kebutuhan untuk mendirikan organisasi Islam secara resmi dan terdaftar di pemerintahan sehingga mendapatkan ketetapan hukum sebagai sebuah organisasi resmi. Hal tersebut dilaksanakan tahun 1990. Anggota jemaah kemudian mulai melaksanakan pertemuan di berbagai tempat di kediaman sesama saudara muslim melalui upaya kolektif muslim di sana selama bertahun tahun serta donasi dari muslim di luar negara, Muslim Bahama ahirnya mampu membeli lahan seluas dua hektar di daerah Carmichael, kawasan yang sedang berkembang pesat di kota Nassau, tempat berdirinya Masjid dan rencananya akan dilengkapi dengan sekolah bagi anak anak, kediaman Imam serta area pusat bisnis sehingga muslim disanapun dapat berbisnis dilokasi tersebut.

Upaya Da’wah

Pertumbuhan dan perkembangan komunitas Islam di Bahama berkaitan langsung dengan jumlah dan upaya da’wah yang telah dilakukan. Hal yang tidak mungkin terjadi tanpa terus menerus mendakwahkan Islam secara konsisten. Komunitas muslim Bahama meskipun dalam jumlah yang relatif kecil namun cukup aktif dan terlihat berkembang dengan baik keanggotaannya sepanjang tahun dan memang dikarenakan oleh bertambahnya orang orang Bahama yang masuk Islam. Da’wah tidak hanya dilakukan di Nassau tapi juga dilakukan di kota terbesar kedua di Bahama yakni kota Freeport.

Pendekatan da’wah yang dilakukan meluas di Bahama. Komunitas muslim disana secara aktif menyampaikan pesan kepada khalayak luas melalui berbagai cara. Seperti program “street Da’wah” yakni da’wah yang disampaikan dengan mengujungi area tertentu dan berbicara langsung kepada masyarakat disana tentang Islam, secara aktif menyampaikan pesan tentang Islam melalui acara radio termasuk melaksanakan forum diskusi dan pameran sejarah Islam.

Isu Sosial dan Komunitas Islam

Muslim Bahama juga aktif melibatkan diri dalam kerja kerja sosial termasuk di dalamnya membagikan pakaian kepada yang membutuhkan serta berbagai aktivitas amal lainnya. berkaitan dengan isu sosial, komunitas muslim telah bersuara dengan keras dalam hal krimilitas dalam masyarakat untuk memperbaiki pandangan negatif masyarakat disana tentang Islam dan muslim di media masa. Komunitas muslim juga bekerja keras dalam menampilkan Islam sebagai obat bagi berbagai penyakit masyarakat.

Secara historis muslim Bahama senantiasa melibatkan diri dalam setiap gagasan pemerintah yang ber-orientasi aktivitas sosial. Saat pemerintah membentuk National Social development council (Dewan Perkembangan Sosial Nasional), Komunitas muslim Bahama langsung terjun untuk berkontribusi. Dewan tersebut merupakan amalgamasi dari lembaga lembaga amal yang ada untuk bersama sama menangani berbagai permasalahan sosial negara.*** Kembali ke bagian pertama

------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA