Jumat, 15 April 2016

Masjid Jendral Sudirman WTC Jakarta

Tak mirip masjid. Bangunan masjid Jendral Sudirman ini memang sama sekali tidak mirip bangunan masjid seperti yang biasa sudah kita kenal.

Kawasan bisnis supersibuk Jakarta dan juga salah satu pusat bisnis dunia, World Trade Center kini memiliki satu satunya masjid yang berada di ruas Jalan Jendral Sudirman Jakarta. Masjid ini juga menjadi masjid besar pertama yang berdiri di kawasan bisnis dan perkantoran di pusat kota Jakarta yang dibangun dan dimiliki oleh pihak swasta. Kehadirannya memang sudah lama ditunggu tunggu. Sudah direncakan sejak lama, peletakan batu pertama pembangunannya sudah dilaksanakan pada tahun 2012, mulai dibangun tahun 2014 dan diresmikan pada tahun 2015.

Arsitektur bangunannya dirancang sedemikian rupa sehingga senada dengan gedung gedung superjangkung yang berdiri disekitarnya. Tak Ada kubah besar atau manara ramping yang tinggi menjulang dengan dengan bentuk bundar ditambah kubah di ujungnya. Bangunan Masjid Jendral Sudirman ini mengadopsi bentuk bentuk kubus  dengan konsep terbuka untuk memberikan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik ke semua area di semua lantai masjid dari basement hingga ke lantai empat.

Alamat Masjid Jendral Sudirman

Komplek World Trade Center
Jl. Jend. Sudirman Kav.29-31, Jakarta
Telp/Fax : (021) 5790 7788



Diantara gedung gedung pencakar langit dan hingat binger keseharian pusat bisnis dunia di kawasan World Trade Center Jakarta, berdiri satu satunya Masjid yang berada di Jalan Jendral Sudirman Jakarta, sekaligus sebagai Masjid terbesar yang dibangun oleh pihak swasta. Masjid tersebut bernama Masjid Jendral Sudirman. Hadirnya masjid ini seperti oase menyegarkan bagi mereka yang sehari hari beraktivitas disekitar daerah tersebut yang selama sekian tahun belakangan harus rela berhimpitan di mushola mushola kecil di basement gedung untuk menunaikan sholat.

Sejarah Masjid Jendral Sudirman

Berdirinya Masjid Jendral Sudirman di Pusat ekonomi dunia ini setelah melalui sebuah perjalanan panjang dari para pemrakarsanya sampai ahirnya masjid ini berdiri. Berawal dari sebuah mushola di basement Gedung Wisma Metropolitan 1 serta beberapa mushala-mushala kecil lainnya yang tersebar di pelbagai gedung di sekitarnya, impian untuk sebuah masjid besar sebagai sentral aktivitas ummat mencuat.

Empat Lantai dengan rancangan modern namun tetap saja terlihat mungil dari gedung sekitarnya.

Mushala di basement itu hanya berkapasitas 1000 lebih dan tidak mampu menampung jamaah Jum’at yang membludak. ratusan orang terpaksa berdiri, sampai keluar basement. Hingga PT Jakarta Land, pengelola WTC, pun membuatkan tenda-tenda sementara setiap Jum’at. Ketua Pengurus Harian Masjid Jenderal Sudirman sekarang, Muhammad Iskandar Umar, yang saat itu aktif sebagai Ketua Badan Dakwah Islamiyah (BDI) TOTAL E&P Indonesie bersama kawan-kawan sepemikiran dari PermataBank, dibentuk Forum Silaturrahim sebagai wadah bertukar pikiran antara organisasi keislaman di tiap perusahaan seperti Badan Dakwah Islmiyah (BDI), Kerohanian Islam (ROHIS), Kelompok Studi Islam (KSI) dan membentuk Yayasan Masjid Raya Metropolitan,

Yayasan Masjid Raya Metropolitan dengan para tokoh seperti Try Sutrisno,  Hoesein Soeropranoto, Fuad Bawazier, Ismail Sofyan, selalu mendorong dan berjuang agar pembangunan Masjid disegerakan. Pada tanggal 23 Desember 2012 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Wisma Metropolitan yang dilakukan oleh Nasruddin Umar selaku Wamen Agama waktu itu bersama dengan Jend. Purn. Try Sutrisno sebagai Pembina Yayasan dan Murdaya Poo (Owner PT. Jakarta Land).

Fasad masjid Jendral Sudirman dan pintu masuk utama

Bulan Agustus dan Oktober tahun 2013, diselenggarakan pertemuan Senior Manajemen gabungan seluruh tenant di WTC dengan pimpinan PT Jakarta Land yang menyampaikan akan segera membangun Masjid di kompleks WTC. Dan mulailah dibangun pada bulan april 2014 oleh PT Jakarta Land dan diresmikan oleh Basuki Tjahya Purnama Selaku Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 27 Februari 2015, bersama dengan Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno selaku ketua Pembina Masjid Jenderal Sudirman, Walikota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor, Tokoh Agama hingga Dubes negara sahabat.

Pembiayaan Pembangunan Masjid

Pembangunan masjid dibiayai penuh oleh pengembang (PT Jakarta Land ) sebagai kewajiban untuk memenuhi fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum), nilai lahan dan bangunan sekitar Rp 120 miliar. Dibangun di atas lahan seluas 1.336 meter persegi dengan luas bangunan 2.200 m2, terdiri dari empat lantai, mampu menampung 2500 Jemaah.

Satu satunya ciri dari kejauhan yang mungkin terlihat bahwa bangunan ini masjid adalah adanya lambang bulan sabit diatas menaranya yang juga berbentuk persegi sama seperti bangunan utama masjidnya.

Nama Masjid Jenderal Sudirman diberikan oleh Pembina Yayasan, karena ingin seperti semangat Sudirman, seorang syuhada muslim, dan menjadi lokomotif umat. Dalam skala pusat bisnis di Sudirman, untuk menjadi pusat kajian ekonomi syariah sekaligus implementasinya dalam amal sosial nyata. PT Jakarta Land mengurus fisik masjid dengan baik. Standar Masjid sama dengan standar gedung. Baik keamanan maupun kebersihannya, bukan tak mungkin Masjid ini akan menjadi masjid percontohan, bahkan menjadi rujukan, seperti visi Masjid ini

Arsitektur Masjid Jendral Sudirman

Masjid Jenderal Sudirman didesain dengan konsep modern minimalis, bergaya kontemporer dengan lebih menonjolkan sudut dan kotak. Juga memasukkan unsur adat Betawi. dindingnya dibuat transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk ke dalam ruangan. Eksteriornya dihiasi ornamen-ornamen geometris yang melambangkan keteraturan alam semesta. Sebagaimana Allah Ta’ala telah mengatur alam semesta ini dengan sempurna, demikian pula seharusnya ummat manusia ikut dengan aturan Allah agar hidupnya bahagia di dunia dan akhirat.

Ruang utama 

Bagian luar masjid juga ditanami dengan rerumputan dan pohon-pohon palem. Setiap hari pepohonan tersebut dirawat oleh tim pertamanan dari Jakarta Land sebagai pengelola komplek World Trade Centre Jakarta. Ruang dalam masjid Jenderal Sudirman dilengkapi dengan kipas angin dan jendela-jendela yang lebar, yang memungkinkan sirkulasi udara berjalan dengan baik. Sebuah lampu gantung ukuran besar menjuntai dari atap masjid tengah tengah ruang sholat menambah keindahan interior masjid ini.

Pada pelaksanaan ibadah sholat Jum’at, empat lantai yang ada terisi penuh dengan jama’ah. Bahkan jama’ah meluber hingga ke teras. Sedangkan pada pelaksanaan sholat rawatib, jama’ah yang hadir memenuhi hingga hampir tiga perempat lantai 1. Adapun jama’ah wanita ditempatkan di lantai 2.

Pengurus Masjid Jendral Sudirman

dari lantai empat

Kepengurusan Masjid Jendral Sudirman ini bertabur bintang, alias di isi oleh para tokoh tokoh masyarkat sipil maupun militer. kepengurusan terdiri dari Dewan Pendiri, Dewan Pembina dan pengurus harian. Di jajaran dewan pendiri dan dewan Pembina diketuai oleh Mantan Presiden RI, Jendral (purn) Try Sutrisno dan tokoh tokoh nasional lainnya.

Pendiri : Gubernur DKI Jakarta (ex officio) | Try Sutrisno | Nasaruddin Umar | Hoesein Soeropranoto | Fuad Bawazier | Ismail Sofyan | KH. Moehammad Zain | Pudjojoko
PT Jakarta land

Ngaso, ba'da sholat Jum'at

Dewan Pembina : Try Sutrisno (ketua) | Ibu Sylviana Murni | Walikota Jaksel (ex officio) | Hoesein Soeropranoto | Fuad Bawazier | Ismail Sofyan | Musyanif | Alex Sarmada | Judy Bandoro | Slamet Supriadi | M. Riza Deliansyah.

Pengurus Harian diketuai oleh M.Iskandar Umar membawahi berbagai bidang kerja. Selain itu dalam kepengurusan Masjid Jendral Sudirman ini juga di isi oleh para perwakilan dari tenant tenant besar yang berkantor di World Trade Center Jakarta, tempat dimana Masjid Jendral Sudirman ini berada.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA