Selasa, 26 April 2016

Islam di Azerbaijan (Bagian-2)

Azerbaijan cukup berhasil memadukan dengan elok kawasan kota tuanya dengan laju pembangunan di ibukota negara. Foto diatas mempelihatkan flame tower yang menjadi kebanggaan warga kota Baku di latar belakang sementara di latar depannya berdiri dengan indah Masjid Taza Pir, salah satu masjid bersejarah di kawasan kota tua Baku.

Islam di Azerbaijan Dimasa Uni Soviet

Di masa kekuasaan Uni Soviet, sebagian besar dari 2000 (dua ribu) masjid yang sebelumnya aktif di Azerbaijan di tutup oleh penguasa di tahun 1930-an, meski kemudian beberapa diantaranya boleh dibuka kembali selama perang dunia ke dua. Soviet kemudian mempromosikan kesadaran nasionalisme bagi rakyat Azerbaijan, sebagi pengganti identitas sebelumnya yang melekat sebagai bagian dunia Islam.

Selama perang dunia kedua otoritas soviet membentuk Badan Agama Islam Transcaucasia di Kota Baku sebagai lembaga pengatur Islam di Kaukasus. yang berdampak pada dihidupkannya kembali Lembaga Islam seperti di masa kekuasaan Tsar. Pada masa soviet dibawah pimpinan Leonid Brezhnev dan Mikhail Gorbachev, Petinggi Soviet di Moskow mendorong pemimpin Muslim di Azerbaijan untuk mengunjungi dan menjadi tuan rumah para pertemuan negara negara Islam, dengan tujuan untuk mengesankan adanya kebebasan beragama dan kondisi kehidupan superior yang dinikmati oleh umat Islam di bawah kekuasaan komunis Soviet.

Selama Azerbaijan berada dibawah Uni Soviet hanya ada 17 Masjid di negara itu yang boleh dibuka dan digunakan. Di tahun 1980 hanya dua masjid besar dan lima masjid kecil yang berfungsi di Kota Baku dan hanya sebelas masjid lainnya yang berfungsi sebagai masjid di seluruh wilayah Azerbaijan. Muslim disana kala itu mengadakan peribadatan berjamaah secara sembunyi sembunyi di tempat tempat rahasia.

Satu satunya tempat di Azerbaijan dimana symbol symbol Islam bebas digunakan adalah pusat Islam Syi’ah Konservatif di kota Nardaran, sekitar 25 kilometer di timur laut dari pusat kota Baku, disana juga di tempat tersebut juga terkenal dengan tempat suci Syi’ah dari abad ke 13 masehi. Kontradiktif dengan bagian wilayah Azerbaijan lainnya di Nardaran, penduduknya taat beragama, di mana jalan-jalan menampilkan spanduk spanduk agama dan kebanyakan wanita mengenakan cadar di area publik. Partai Islam yang merupakan partai oposisi di Azerbaijan didirikan di kota ini dan berpusat di sana. Selain Suni dan Syi’ah di Azerbaijan juga terdapat kelompok kelompok Sufi.

ADU TINGGI. Menara masjid Sahidlar yang berdiri tak tak jauh dari Flame Tower di pusat kota Baku, seakan adu tinggi dengan gedung tertinggi dan terindah di Azerbaijan itu.  Dari jauh, Masjid ini terlihat seperti liliput dibandngkan dengan bangunan Flame Tower yang ada di sebelahnya itu.

Islam di Negara Sekuler

Seiring dengan meredupnya Uni Soviet dan merdeka nya Azerbaijan, terjadi pertumbuhan jumlah masjid yang luar biasa dinegara tersebut. Banyak diantara bangunan masjid tersebut dalam pembangunannya dibantu oleh negara negara Islam seperti Iran, Oman dan Saudi Arabia yang juga berkontribusi memasok Al-Qur’an dan tenaga pengajar. Hingga tahun 2014 diperkirakan sudah berdiri lebih dari 2000 masjid di Azerbaijan.

Pasal 7 Konstitusi Azerbaijan menyatakan bahwa Azerbaijan adalah negara Sekuler di Pasal 19 Konstitusi nya dengan tegas menyatakan pemisahan antara agama dengan negara dan menyatakan persamaan hak semua agama, termasuk juga karakter sekuler dalam sistem pendidikannya. artinya bahwa tidak ada kurikulum pelajaran agama dalam sistem pendidikan Azerbaijan.

Para politisi sekuler di Azerbaijan telah menyuarakan keprihatinan tentang kebangkitan politik Islam, namun yang lain berpendapat bahwa Islam di Azerbaijan hanya memainkan peran yang sangat terbatas di bidang politik dan hanya sebagian kecil dari populasi mendukung gagasan untuk melaksanakan hokum bernafaskan Islam. Hal ini disebabkan tradisi sekularisme yang sudah berjalan cukup lama di Azerbaijan. Kemdati demikian menurut beberapa analis, pada jangka panjang, jika politisi sekuler tidak berhasil memperbaiki kondisi, maka kemungkinan penduduk akan mengekspresikan ketidakpuasan mereka melalui politik Islam.***

MASJID HEYDAR. Masjid terbesar dan termegah di Azerbaijan dan kawasan sekitarnya. Masjid ini dibangun oleh presiden Ilham Lamiyev sebagai pemersatu ummat Islam di Azerbaijan. di masjid ini jemaah suni dan syi'ah sholat bersama dipimpin oleh imam dari suni dan syi'ah secara bergiliran setiap minggu.

Ide Persatuan Islam Azerbaijan

Presiden Ilham Aliyev yang sedang berkuasa menggulirkan sebuah gagasan persatuan ummat Islam Azerbaijan untuk menghindari dan menganulir perselisihan antara Syi’ah yang mayoritas dengan Suni yang minoritas, sedangkan arah kebijakan pemerintahannya justru berusaha menjalin kembali kedekatan dengan Turki sebagai tetangga serumpun. salah satu idenya adalah dengan membangun Masjid yang diperuntukkan bagi semua muslim tanpa memandang golongannya. Masjid Heydar berdiri megah di Pusat Kota Baku dibangun selama dua tahun dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Ilham Aliyev di tahun 2014.

Di Masjid ini, dan mungkin juga hanya di masjid ini satu satunya di dunia, yang imam sholatnya di atur bergiliran antara Imam dari Syi’ah dan Suni. Selain itu, presiden Ilham Aliyev juga gencar membangun kembali masjid masjid yang dulu sempat dihancurkan atau rusak selama kekuasaan Uni Soviet termasuk membangun ulang masjid bersejarah yang dikenal sebagai Masjid Bibi Heybat. Di masjid ini juga terdapat mausoleum penyebar Islam di kota Baku dan beliau disebut sebut merupakan keturuanan dari Rosulullah S.A.W.*** [selesai]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA