Jumat, 02 Agustus 2013

Masjid Al-Aksa, Bekas Sinagog Kota Den Haag

[foto] Masjid Al-Aksa atau Al-Aksa Mecida di kota Den Haag, Belanda, awalnya merupakan sebuah Sinagog Abad ke 19 yang kemudian di ubah menjadi masjid oleh komunitas muslim Turki di Den Haag.

Perkembangan Islam di Belanda memang cukup pesat. Komunitas Indonesia dan muslim dari beberapa Negara yang pernah menjadi wilayah jajahan negeri kincir angin tersebut turut meramaikan komunitas muslim disana sejak lama. Masjid masjid telah bertaburan di berbagai kota disana, berbagai organisasi Islam juga telah berdiri menjadi motor penggerak dakwah Islam disana. Begitupun dalam bidang pendidikan, Tahun 2010 lalu, Universitas Islam Belanda telah mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah setempat menjadikannya sebagai Universitas Islam terkemuka di Eropa.

Khusus di kota Den Hag yang merupakan ibukota Negara, Komunitas muslim Indonesia telah sejak lama mengukir sejarah disana dengan membeli sebuah bangunan Gereja Immanuel yang telah lama sepi jemaah terpakai dan mengubahnya menjadi Masjid Al-Hikmah yang dikelola oleh Muslim Indonesia. Keseluruhan dana pembelian dan alih fungsi bangunan tersebut di danai oleh Bapak H. Probosutejo.

terselip diantara gedung gedung di sekitarnya.

Di kota Den Hag juga ada sebuah masjid dengan gaya arsitektur yang cukup unik karena memang sebelumnya merupakan sebuah Sinagog Yahudi yang kemudian di alih fungsi menjadi Masjid oleh komunitas muslim Turki disana. Sampai tahun 1974 bangunan tersebut masih berfungsi sebagaimana peruntukannya sebagai tempat ibadah bagi Kaum Yahudi di Den Hag sampai kemudian dijual tahun 1979 karena sepi jemaah.

Bangunan Sinagog Agung Yahudi tersebut yang kini berada di Wagenstraat dibangun tahun 1844 merupakan salah satu bangunan bersejarah terkait dengan deportasi warga Yahudi di Belanda. Tak jauh dari tempat tersebut terdapat berbagai gedung dan monument terkait dengan sejarah Yahudi di Den Hag termasuk titik berkumpulnya 14 ribu hingga 17 ribu warga Yahudi sebelum dikirim ke Kamp Konsentrasi Jerman.

Mescidi-Aksa‎
Wagenstraat 103
2512 AS Den Haag, Nederland


Komunitas Muslim Turki kota Den Hag membeli bangunan tersebut dan kemudian mengubahnya menjadi sebuah masjid yang cukup megah namun tetap mempertahankan arsitektur aslinya. Maka jadilah sebuah masjid dengan tampilan luar tetap dalam bentuk aslinya. Sebuah menara tinggi khas Turki kemudian ditambahkan tahun 1985 di bagian masjid tersebut untuk menegaskan bahwa bangunan tersebut adalah sebuah masjid bukan lagi Sinagog.

Lokasi masjidnya yang tidak tepat berada di tepian jalan raya namun agak masuk ke dalam diantara jejeran bangunan pusat bisnis disekitarnya membuat bangunan masjid ini kadang luput dari pandangan. Menara tingginya yang dibangun belakangan itu cukup membantu untuk memudahkan menemukan masjid ini seakan memberi tahu siapa saja tentang keberadaaannya.

Mimbar dan mihrab masjid Al-Aksa Den Haag.

Seperti kebanyakan masjid di Belanda, Masjid Al-Aksa ini juga terbuka bagi siapa saja yang berkenan untuk berkunjung termasuk kunjungan dari non muslim yang sekedar ingin berkunjung melihat keindahan interiornya yang sudah berubah total ke dalam rancangan masjid khas Turki apalagi berkunjung untuk mendapatkan informasi ke-Islaman, pengurus masjid ini dengan ramah akan menemui para pengunjungnya.

Bangunan masjid ini dibagi ke dalam dua area. Masing masing adala area sholat utama untuk jemaah pria ada di lantai dasar sedangkan area khusus untuk jemaah wanita ditempatkan di lantai mezanin. Masuk ke dalam masjid ini sama sekali tak ada lagi bekas pernak pernik sebuah Sinagog selain dari bentuk luarnya yang masih dipertahankan. Hamparan sajadah merah mendominasi suasana di dalam masjid ini.

Interior Masjid Al-Aksa.

Mihrab dengan rancangan khas Turki penuh dengan ornamen dalam warna biru berdiri bersebelahan dengan dua mimbar di sisi kiri dan sisi kanan. Mihrab utama dibangun cukup tinggi dari bahan kayu berukir sedangkan mimbar yang lebih kecil diletakkan di sisi kiri mihrab sebagai tempat muazin melantunkan azan dan ikomah. Kemegahan interior masjid masjid Turki cukup terasa di dalam masjid ini meski tak seramai dan semegah masjid masjid Istambul yang memang sejak awal dibangun sebagai masjid.***

Baca Juga


3 komentar:

  1. Selamun aleykum, selamat datang,

    dear brother, I invite you to explore my blog: http://vilagmecsetei.blogspot.hu/.

    BalasHapus
  2. I was able to find good information from your
    content.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA