Sabtu, 19 Januari 2013

Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial, St Joseph - Trinidad & Tobago

Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial Saint Joseph Trinidad & Tobago

Republik Trinidad & Tobago, salah satu negara dari beberapa negara dan wilayah kekuasaan di Laut Karibia yang berada di antara Amerika Utara dan Amerika Selatan. Dengan perkiraan jumlah penduduk muslim antara 6% hingga 8% atau setara dengan 81 ribu hingga 100 ribu jiwa, sudah cukup untuk menjadikan negara ini sebagai negara Karibia dengan penduduk Muslim terbanyak.

Republik Trinidad & Tobago tercatat sebagai negara di benua Amerika pertama yang pernah dipimpin oleh presiden yang beragama Islam. Beliau adalah Noor Muhammed Hasanali, yang merupakan presiden kedua di negara tersebut, menjabat selama 10 tahun dari tahun 1987 hingga tahun 1997.

Ber-ibukota di Port of Spain yang berada di Pulau Trinidad, menjadikan Trinidad sebagai pulau tempat terkonsentrasinya penduduk negara tersebut. Trinidad & Tobago memiliki setidaknya 87 masjid berukuran besar dan kecil dan hanya dua saja dari 87 masjid tersebut yang berdiri di pulau Tobago.

Sisi depan Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial

Situs resmi ASJA, organisasi Islam terbesar di negara tersebut menyebutkan bahwa Masjid Calcutta di Calcutta Village – Freeport, merupakan masjid tertua di Trinidad & Tobago. Masjid Calcita didirikan tahun 1863 oleh Dookie Meah, seorang muslim yang berasal dari Calcuta – India, beliau tiba di Port of Spain pada tanggal 31 Mei 1845 bersama para 227 buruh lainnya yang diangkut menggunakan kapal Fath Al-Razak.

Sedangkan Masjid terbesar adalah Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial atau biasa disingkat menjadi Masjid Jinnah Memorial yang berada di kota Saint Joseph. Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial dibangun oleh pemerintah Pakistan tahun 1954 untuk muslim Pakistan yang ada di Trinidad & Tobago. Sedangkan nama masjidnya sendiri merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang pahlawan Nasional sekaligus pendiri negara Pakistan, Muhammad Ali Jinnah.

Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial atau lebih dikenal dengan nama TML Masjid, merujuk kepada Trinidad Muslim League yang mengelola masjid ini.

Kota Saint Joseph (San Jose De Oruna) tempat masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial ini berdiri, merupakan ibukota pertama bagi pulau Trinidad saat pulau ini dibawah penguasaan Spanyol antara tahun 1592-1783. Didirikan pada tanggal 15 Mei 1592 oleh sang penakluk Spanyol Domingo de Vera, atas perintah dari Gubernur Don Antonio de Berrio y Oruna.
 
Don Antonio de Berrio y Oruna, menjelajah ke Karibia dalam petualangan untuk menemukan kota Eldorado yang disebutkan dalam dongeng sebagai sebuah kota yang bertabur emas untuk Raja Spanyol di tahun 1580. Setelah gagal menemukan kota emas yang diburu-nya, dia memutuskan membangun kota disana, karena lokasinya yang sangat dekat dengan Amerika Latin yang di duga memiliki harta karun yang dicarinya. Kota itu yang kini dikenal sebagai kota Saint Joseph.
 
Lokasi Masjid Jinnah Memorial
 
Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial berada di ruas jalan Eastern Main Road, Saint Joseph, bersebelahan dengan kantor polisi yang juga merupakan bangunan bersejarah di Trinidad & Tobago. Kantor polisi ini menjadi saksi diterimanya telegraph pertama di negara itu untuk Gubernur Arthur Gordon pada tanggal 4 Maret 1870.

Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial
Eastern Main Rd, St. Joseph
Trinidad and Tobago 34 m NE

Masjid Mohammed Ali Jinnah memorial kini dikelola oleh Trinidad Muslim League Inc (TML). Karenanya Masjid ini kadangkala juga disebut sebagai Masjid TML


Sejarah Masjid Jinnah Memorial

Interior Masjid Jinnah Memorial
Pembangunan masjid Jinnah Memorial ini selesai dilaksanakan pada tahun 1954 dan dinamai sesuai dengan nama pendiri Negara Pakistan Mohammed Ali Jinnah. Rancangan masjid ini dibuat oleh dewan dari Liga Muslim Trinidad (Trinidad Muslim League) di tahun 1948 dengan arsiteknya bernama Mence and Moore. Peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan oleh Al-Haj Mirza Abdul Hassan Ispahani selaku duta besar Pakistan untuk Amerika Serikat pada tanggal 10 November 1948.

Masjid Jinnah Memorial secara resmi dibuka pada hari Senin tanggal 25 April 1954. Upacara pembukaan tersebut dihadiri oleh Gubernur Sir Hubert Rance, K.C.M.G., C.B.E, dan Menteri Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan, Albert Gomes. Peresmian masjid tersebut juga ditandai dengan azan pertama untuk sholat asyar oleh M. Yarcub Khan sedangkan sholat asyar pertama di-imami oleh Haji Moulvi Ameer Ali.

Peranko Masjid Jinnah.
Sebagai sebuah simbol persahabatan antara dua negara, Trinidad & Tobago dan Pakistan, Gambar Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial ini di abadikan dalam Perangko Trinidad & Tobago terbitan tahun 1960 dan diterbitkan ulang tahun 1992. Kehadiran masjid Muhammad Ali Jinnah turut menjadi Landmark bagi Trinidad & Tobago dan diperkenalkan ke seluruh dunia melalui terbitnya perangko tersebut.

Arsitektur Masjid Jinnah Memorial

Kubah utama masjid Jinnah Memorial ini berukuran 40 kaki pada diameternya dan setinggi 24 kaki, berdiri di tengah dari bangunan utama masjid dikelilingi oleh kisi kisi jendela kaca dan dimahkotai dengan padanan ornamen bulan dan bintang di puncaknya. Landasan tempat kubah utama ini berdiri beruba silinder besar dan diapit oleh empat bentuk setengah kubah karena menempel ke silinder kubah utama.

Serta dilengkapi pintu ke masing masing kubah separo tersebut memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melihat interior kubah utama dan lantai dasar dibawahnya. Atap masjid ini masih lagi di hiasi dengan enam kubah dengan ukuran lebih kecil berdiri di atap masjid pada landasan yang berbentuk heksagonal.***
  
One moment in Jinnah Memorial Mosque

Baca Juga


Islam dan Masjid di Trinidad & Tobago (bagian-2)

Masjid Nazir Ahmad Seemab Memorial 

Berdirinya Organisasi Islam di Trinidad & Tobago

Sayad Abdul Aziz dikenal sebagai tokoh dan karakter penting dalam sejarah Islam di Trinidad. Dan lebih dikenal sebagai tokoh stabilitas Islam di Trinidad. Ia salah satu orang yang bisa membaca, menulis dan memahami bahasa urdu. Disamping keahliannya di bidang matematika dan bidang teknis lainnya. Sayad datang ke Trinidad pada tahun 1883 sebagai mantan buruh dari Afghanistan untuk menyebarkan Islam.

Sayad tinggal di Princes Town, bagian selatan Trinidad. Tapi pengaruhnya terasa di seluruh koloni. Keramahannya membuat setiap orang bisa merasakan atmosfir Islam yang terpancar dari dalam dirinya. Ia pun mendirikan perkumpulan Islam pertama di Trinidad & Tobago yang dikenal dengan "Islamic Guardian Association of Princes Town" pada tahun 1906.

Sejak kemerdekaannya pada 1962, perekonomian Trinidad & Tobago membaik, dari sebelumnya bergantung pada ekspor gula, kemudian bergeser ke minyak bumi dan menjadikan negara ini sebagai negara paling makmur dan paling maju industri-nya diantara negara-negara di wilayah Laut Karibia. Namun, kemakmuran ini tak menjamin adanya kesamaan sosial dan juga stabilitas negara. Termasuk di dalamnya pengakuan atas agama-agama yang dianut oleh warga negaranya.

Hingga ahirnya pada tanggal 27 Juli 1990, 114 anggota kelompok muslim keturunan Afrika, Jemaah Al-Muslimin dibawah pimpinan Yasin Abu Bakar, menggempur Red House (Gedung parlemen) di Kota Port of Spain dan mengancam membunuh Perdana Menteri ANR Robinson serta pejabat tinggi negara lainnya, setelah sebelumnya meledakkan markas kepolisian negara.

Selama kudeta tersebut kelompok Yasin Abu Bakar juga menguasai stasiun televisi nasional yang merupakan satu satunya stasiun televisi disana saat itu. Selama tujuh hari pemerintahan Trinidad & Tobago lumpuh total sampai ahirnya Yasin Abu Bakar beserta anggotanya menyerahkan diri. Berdasarkan desas-desus kegiatan Jemaah Al-Muslimin ini dibiayai oleh pemimpin Libya, Muamar Qadafi.

Masjid Caroni, Trinidad & Tobago

Setelah huru hara berahir Yasin Abu Bakar dan pengikutnya tidak pernah dihukum karena mendapatkan amnesti dan diakui oleh pengadilan setempat, meskipun akibat dari kudeta tujuh hari tersebut telah mengakibatkan korban tewas 24 orang serta mengakibatkan kerugian jutaan dolar dari kerusakaan properti dan fasilitas umum yang terjadi selama kudeta tersebut.

World fact book menyebut populasi muslim di Trinidad & Tobago hanya sekitar 60% atau setara dengan kira kira 81 ribu jiwa, namun banyak pihak menyebut bahwa muslim disana mencapai sekitar 8% atau sekitar 100 ribu jiwa. Mereka merupakan keturunan dari muslim India Timur, Afrika dan lain-nya, dan sebagian besar dari mereka tinggal di pulau Trinidad terutama di kota Port of Spain. Dengan jumlah tersebut, Trinidad & Tobago disebut sebut sebagai negara Karibia dengan penduduk muslim terbanyak.

Organisasi Islam lainnya adalah Liga Muslim yang berdiri pada tanggal 15 Agustus 1947. Di hari yang sama dengan hari lahirnya negara Pakistan. Organisasi ini diprakarsai dan dibentuk oleh tiga orang tokoh muslim setempat yang berasal dari Pakistan, mereka adalah Moulvi Ameer Ali (1898-1973), Mohammed Hakeem Khan (1902-1957) dan Mohammed Rafeeq (1904-1962).

Bertempat di garasi di kediaman Mohammed Hakeem Khan, tiga orang tersebut mendeklarasikan pendirian Trinidad Muslim League Inc (TML). pada tanggal 21 April 1950, dan mendapatkan pengesahan dari Parlemen dengan nomor 26 tahun 1950. Kelompok ini merupakan organisasi muslim Ghair-Mukallid yang tidak mengikuti salah satu dari empat mazhab yang ada, sementara kebanyakan muslim disana mengikuti mazhab Syafi’i dan Hanafi.

Organisasi Islam di Trinidad & Tobago

Terbentuknya Islamic Guardian Asociation (IGA) sebagai organisasi Islam pertama, juga mengawali terbentuknya East Indian National Association (EINA), yang beranggotakan Muslim India. Bersatunya kaum Muslim ini mendorong terbentuknya organisasi yang lebih besar lagi, yaitu Tackveeyatul Islamia Association (TIA), organisasi untuk memperkuat Islam) yang terbentuk pada 1931. Menyusul kemudian berdiri organisasi Anjuman Sunnat-ul-Jamaat Association (ASJA) pada tahun 1936, yang mayoritas beranggotakan muslim keturunan anak benua India. ASJA menjelma menjadi organisasi Islam paling berpengaruh di Trinidad & Tobago.

Dengan komposisi penduduk muslim yang cukup besar, pemerintah setempat telah menetapkan Idul Fitri sebagai hari libur nasional bersama 7 hari libur nasional lainnya yang telah ditetapkan pemerintah. Saat Idul Fitri datang, shalat Idul Fitri berjemaah dilaksanakan di stadion nasional Port of Spain. Dan sedikitnya 100 orang Muslim Trinidad & Tobago menjalankan ibadah haji tiap tahunnya.

Tokoh Tokoh Muslim Trinidad & Tobago

Beberapa tokoh muslim Trinidad & Tobago turut memainkan peran penting di pemerintahan maupun di parlemen. Satu diantaranya sempat menjadi pusat perhatian karena merupakan muslimah Mualaf yang menduduki jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri dan Pengembangan Sosial. Beliau adalah Madame Fatima Mik Davidson sebelum masuk Islam bernama Mrs. Model Donafarnik Davidson, beliau berikrar masuk Islam di tahun 1975 meninggalkan agama lamanya.

Masjid Muhammad Ali Jinnah di abadikan dalam Franko Trinidad & Tobago

Para petinggi organisasi organisasi Islam disana juga memainkan peran penting di dalam masyarakat. Selain itu Nizam Mohammed salah satu tokoh muslim disana juga pernah menduduki jabatan juru bicara parlemen. Dokter ahli bedah ternama di Trinidad & Tobago juga seroang muslim, beliau adalah Almarhum Senator Dr. Wahid Ali. Semasa hidupnya beliau pernah menerima bintang kehormatan tertinggi Trinity Cross serta anugerah the Clinical Prize in Surgery bergelar Distinguished Graduate, UWI, 1998. Juga menerima anugerah medali emas untuk layanan umum dari Vishva Hindu Parishad.

Selain itu juga menerima anugerah Sir Thomas Taylor Award untuk pertama kalinya. Semada hidupnya beliau pernah menduduki jabatan sebagai senator dari tahun 1971 hingga tahun 1986 dan sebagai Presiden pertama dari Inter-Religious Organisation. Beliau wafat pada tanggal 9 Agustus 2008 lalu karena sakit jantung yang sudah di-idapnya sejak tahun 1996.

Tokoh muslim lainnya yang begitu di hormati adalah sosok almarhum Sheik Mohamed Shafik Rahaman (1917-1984). Beliau merupakan pendiri dari inter-religious organization bersama dengan Dr. Wahid Ali. Beliau pernah menjabat sebagai sekjed OKI untuk wilayah Amerika Selatan dan Karibia, ketua dewan senat, anggota dewan Liga Muslim Dunia (Rabitat al Alam al Islami), sekaligus Chairman di organisasi tersebut, ketua dari the Anjuman Sunnat-ul-Jamaat Association (ASJA) hingga tahun 1970.

Untuk mengenang jasa jasa beliau, kini dipuncak bukit San Fernando, dibangun sebuah taman bermain dengan nama Haji Shafick Rahaman Play Park. Taman bermain ini diresmikan oleh Lincoln Myers selaku menteri Produksi Pangan dan Eksplorasi laut, kehutanan dan Lingkungan pada tangggal 17 Desember 1988. 

Dan hal yang teramat penting dicatat dalam sejarah pemerintahan Trinidad & Tobago adalah bahwa Trinidad & Tobago adalah negara pertama di benua Amerika yang pernah dipimpin oleh seorang presiden Beragama Islam. Beliau adalah Noor Mohamed Hassanali, (13 August 1918 – 25 August 2006) yang merupakan presiden kedua Republik Trinidad & Tobago dengan masa jabatan 10 tahun dari 1987 hingga tahun 1997.

Masjid di Trinidad & Tobago

Trinidad & Tobago setidaknya memiliki 87 Masjid di seluruh negara. 85 Masjid berada di pulau Trinidad dan 2 Masjid di pulau Tobago. Hal ini dapat dimengerti mengingat sebagian besar penduduk negara ini memang terkonsentrasi di pulau Trinidad. Kota Port of Spain sebagai ibukota negara juga berada di pulau ini. merujuk kepada situs resmi ASJA, Masjid Calcuta di Calcutta Village – Freeport, merupakan masjid tertua di Trinidad & Tobago yang didirikan tahun 1863.

Diantara 87 masjid yang ada di Trinidad & Tobago, Masjid Mohammed Ali Jinnah memorial di Saint Joseph merupakan masjid terbesar di negara tersebut yang dibangun tahun 1954, pembangunan masjid ini didanai oleh pemerintah Pakistan, dan nama masjid ini sendiri merupakan nama pemimpin besar Republik Islam Pakistan. Masjid Mohammed Ali Jinnah memorial kini dikelola oleh Trinidad Muslim League Inc (TML). Karenanya Masjid ini kadangkala juga disebut sebagai Masjid TML

Masjid penting lainnya adalah Masjid Nur Ul Islam juga di Port of Spain, kemudian ada masjid Tua Marabella di San Fernando, Masjid Jami’ Port of Spain yang karena lokasinya biasa juga disebut sebagai Queen Street Mosque, Masjid-Ul-Ahad di Princes Town, Jamia Madinatul Uloom di Marabella dan Masjid Al Tawbah di Scarborough.

Masjid Al Tawbah di Scarborough
Noor Muhammed Hasanali 
dibangun pada tahun 1970 dibangun dengan donasi dari para jemaah muslim setempat dibawah pimpinan Mansoor Ali. Saat ini masjid yang berada di ujung barat pulau Tobago ini selain sebagai tempat peribadatan juga menyelenggarakan pendidikan bagi anak anak muslim disana. Sebagaimana dijelaskan oleh Kameel Ali, pengurus masjid ini, ada sekitar 25 anak anak yang belajar di masjid tersebut dibawah bimbingan 5 orang guru.

Sekolah di Masjid Al-Tawbah ini bermula dari pendidikan untuk anak anak usia dini dengan peserta didik hanya tujuh anak yang diselenggarakan di ruang pertemuan yang terhubung dengan masjid. sekolah tersebut kemudian berkembang menjadi Sekolah Dasar Islam yang terbuka untuk umum, tidak saja untuk anak anak muslim setempat sebagai, sebagai kontribusi bagi dunia pendidikan di negara tersebut.

Sholat Jum’at di Trinidad & Tobago dimulai pada kira kira pukul 12.30 dan khutbah serta bahasa pengantar yang dipakai menggunakan Bahasa Inggris. Sama seperti di belahan dunia Islam lainnya, masjid masjid di Trinidad & Tobago juga menyediakan tempat khusus untuk jemaah wanita.

Selain sebagai pusat peribadatan, Masjid masjid disana juga menjadi pusat pendidikan Islam, menyelenggarakan kursus tafsir Al-Qur’an dan pemahaman Islam. Beberapa dari masjid masjid tersebut juga menyelenggarakan pendidikan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an (Hafiz), termasuk juga terlibat aktif dalam pendidikan khusus untuk anak anak dan remaja seperti yang dilakukan oleh Masjid Darul Ulum.

Bersamaan dengan geliat pembangunan desa yang semakin mantap di tahun 1870, setiap desa atau wilayah membangun masjid masing-masing dan dipimpin oleh seorang imam. Dalam catatan harian seorang misionaris bernama John Morton, disebutkan bahwa masjid mulai bermunculan di Trinidad & Tobago pada 1860-an. Ia mendeskripsikannya sebagai 'sebuah bangunan mungil yang cantik beratapkan galvanized'.

Imigran-imigran pertama yang datang dan keturunannya bertambah makmur. Mereka membangun masjid yang biasanya terbuat dari kayu. Masjid yang terbentang di sepanjang wilayah yang dihuni oleh kaum Muslimin biasanya digunakan beribadah oleh kaum laki-laki. Hal ini terus berlangsung sampai 1928, di mana jemaah perempuan mulai datang ke masjid di hari hari besar Islam, seperti shalat saat Idul Adha dan Idul Fitri.

Di awal 1930, maktab (kelas agama) mulai diadakan di masjid-masjid. Di dalam kelas ini yang menjalankan peran guru adalah para imam atau jemaah dewasa yang sudah menguasai ilmu agama dan mengajarkannya pada anak-anak. Kelas keleas agama ini mengajarkan bahasa Arab, bahasa Urdu, cara beribadah dan juga pengetahuan dasar Islam. Selain datang ke maktab, anak-anak laki-laki dan perempuan juga mendapatkan pengajaran tentang Islam dari pendahulu mereka. Dan hal ini terus mereka dapatkan, meskipun mereka sudah menjadi murid di maktab. .**kembali ke bagian-1)

Jumat, 18 Januari 2013

Islam dan Masjid di Trinidad & Tobago

Masjid Muhammad Ali Jinnah St. Joseph, Trinidad & Tobago

Apa dan Dimanakah Trinidad & Tobago

Republik Trinidad & Tobago adalah republik kepulauan yang terletak di laut Karibia bagian selatan ber-ibukota di Port of Spain. Lokasinya berada Teluk Paria persis di timur laut lepas pantai Venezuela, dan di sebelah selatan Grenada di gugus kepulauan Antilles kecil. Negara kecil ini hanya terdiri dari dua pulau utama yakni pulau Trinidad dan Pulau Tobago ditambah dengan beberapa pulau pulau berukuran mini.

Trinidad & Tobago berbagi wilayah laut dengan beberapa Negara tetangganya termasuk Barbados di sebelah timur laut, Guyana di sebelah tenggara dan Venezuela di sebelah selatan dan barat. Keseluruhan wilayah Negara Trinidad & Tobago hanya seluas 5128 km2, kira kira setara dengan 89% luas Provinsi Bali (5780 km2). Trinidad merupakan pulau terbesar setara dengan 94% dari keseluruhan wilayahnya dan 96% penduduknya tinggal di pulau Trinidad.

Trinidad & Tobago pernah di duduki Spanyol, Prancis dan terahir oleh Inggris. Itu sebabnya bahasa Inggris merupakan bahasa Nasional di Trinidad & Tobago. Merujuk kepada world fact book, penduduk Trinidad & Tobago berasal dari berbagai bangsa yang dibawa kesana oleh penjajah Eropa. 40% penduduk negaranya berasal dari India atau Asia selatan lainnya, 37.5% dari benua Afrika, 20.5% merupakan campuran dari berbagai bangsa, 2% sisanya adalah penduduk asli dan lain lain yang tidak didata 2%.

Lokasi Trinidad & Tobago di Karibia

Trinidad & Tobago merupakan negara multi etnis. 6.6% penduduk-nya beragama Islam atau kira kira setara dengan 81 ribu jiwa dari total 1.226.383 jiwa penduduk. Tidak ada agama mayoritas mutlak disana. Rasio pemeluk Agama di Trinidad & Tobago adalah 26% penganut agama Katolik Roma, 25.8% nya menganut berbagai aliran Protestan, disusul Hindu 5.8%, penganut Kristen lainnya 5,8% serta penganut ajaran lain lain dan yang tidak disebutkan dengan jelas sebesar 1.9%. Negara ini disebut sebut sebagai negara Karibia dengan penduduk muslim paling banyak.

Sejarah Singkat Trinidad & Tobago

Nama Trinidad atau nama asli “La Isla de la Trinidad atau The Island of the Trinity’ diberikan oleh Christopher Columbus yang tiba disana pada tanggal 31 Juli 1498 dan mengklaim pulau tersebut sebagai milik Spanyol dengan penguasa pertama-nya gubernur spanyol Don José Maria Chacón yang tiba disana bersama kedatangan kapal laut inggris di tahun 1797.

Disaat yang sama pulau Tobago (diambil dari kata Tobacco – tembakau) mengalami peralihan kekuasaan dari Spanyol, Inggris, Prancis Belanda dan kolonialisasi oleh Courlander. Trinidad & Tobago menjadi milik Inggris sejak ditandatanganinya perjanjian Armiens tahun 1802. Trinidad & Tobago memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tanggal 31 Agustus 1962 dan berubah menjadi Republik pada tanggal 1 Agustus 1976. Trinidad & Tobago mengandalkan sektor industri sebagai sumber pendapatannya terutama dari sektor perminyakan dan petrokimia.

Trinidad & Tobago merupakan anggota terkemuka Komunitas negara negara Karibia atau Caribbean Community (CARICOM). Juga menjadi anggota dari Mahkamah Karibia atau the Caribbean Court of Justice (CCJ), yang dibentuk pada 16 April 2005 dengan tujuan untuk mengganti Komisi Yudisial Inggris.

Pemerintahan negara ini cukup stabil, meski sempat terjadi kudeta enam hari oleh Jemaah Al-Muslimin di tahun 1990. Kala itu 114 anggota Jemaah Al-Muslimin dipimpin oleh seorang mualaf bernama Yasin Abu Bakar yang sebelum ber-Islam bernama asli Lennox Phillip, menyerbu Gedung Merah (Red House – Gedung Parlemen Trinidad & Tobago), gedung stasiun televisi nasional yang merupakan satu satunya stasiun televisi disana saat itu dan menyandera aparat pemerintah negara selama enam hari sebelum kemudian ahirnya menyerah.

Masuknya Islam ke Trinidad & Tobago

Para ahli sejarah termasuk situs resmi ASJA yang merupakan organisasi Islam terbesar di Trinidad & Tobago, meyakini masuknya Islam ke negara pulau itu dibawa oleh budak-budak hitam dari suku Mandigo di Afrika Barat, bukan oleh orang India Timur, Hal ini terlihat dari banyaknya anggota suku Mandigo di Trinidad & Tobago yang memeluk Islam di tahun 1740. Budak budak Afrika ini tiba di Trinidad & Tobago sekitar tahun 1817 bersama dengan Resimen India Timur yang kemudian mendiami kawasan yang kini dikenal sebagai pemukiman sungai Hondo (Hondo River Setlement).

Masjid Nazir Ahmad Seemab Memorial 

Sedangkan penulis Omar Hasan Kasule pada tahun 1978 menyusun laporan bahwa budak-budak hitam itu pertama kali tiba sekitar 1777, jauh lebih dulu seperti yang disebutkan oleh situs resmi ASJA. Mereka datang untuk menggarap perkebunan teh di Trinidad. Dan jumlah mereka terus bertambah menjadi 20.000 orang di tahun 1802.

Muslim Mandigo ini menjaga identitas Islamnya dan mendapatkan kebebasan dari perbudakan dari pemimpin kuat bernama Muhammad Beth. Mereka selalu merindukan untuk pulang ke tanah kelahiran mereka di benua Afrika. Namun akhirnya hubungan mereka dengan tanah kelahirannya terputus dan menetap di Trinidad. Sedangkan orang-orang India Timur datang belakangan dengan tetap menjaga hubungan dengan negara kelahirannya sehingga bisa mempertahankan iman-Islamnya.

Orang-orang India Timur ini pertama kali datang ke Trinidad sebagai pelayan berdasar perjanjian. Perjanjian yang diterima oleh para buruh ini adalah bentuk kerja paksa tanpa bayar. Para buruh tani ini bekerja di perkebunan tebu selama periode tertentu—biasanya lima tahun—untuk menghapus hutang-hutang mereka. Kondisi kemiskinan dan kehidupan yang keras menggelayuti para buruh tani ini dibarengi dengan usaha kristenisasi terhadap mereka oleh para majikan.

Mereka tiba di Trinidad untuk pertama kali bertepatan dengan perayaan ulang tahun Trinidad pada 31 Mei 1845 bersama dengan buruh lainnya menggunakan kapal Fath Al-Razak dan berlabuh di Port of Spain. Mereka datang dari Uttar Pradesh, India, dengan jumlah keseluruhan 227 orang dan rata rata beragama Hindu dan Islam. Selama periode 72 tahun tercatat 147.592 orang yang sudah diboyong ke Trinidad sejak Kapal pertama hingga kapal terahir s/s Ganges di tahun 1917.

Kapal Fath Al-Razak merupakan kapal kayu bertonase 415 ton milik Ibrahim Bin Yussef seorang saudagar muslim India di Bombay. Berangkat dari  Calcutta, India menuju Trinidad pada tanggal 16 Februaru 1845 dan tiba di Port of Spain pada tanggal 30 Mei 1845. Ketika pemerintah penjajah Inggris di India memutuskan untuk membawa para buruh semi budak ini ke benua Amerika tak satupun pemilik kapal Inggris yang bersedia terlibat dalam hal itu. Pilihan terahir jatuh kepada kapal Cecrops yang ketika akan berangkat diganti nama menjadi Fath Al-Razak dan di manifest pelayarannya ditulis dengan nama Futtle Razak sehingga menghasilkan kesalahan nama menjadi Fatel Razak.

Dibawah tekanan peradaban yang sangat luar biasa dengan status mereka yang semi perbudakan, kaum muslimin awal di Trinidad & Tobago mempertahankan aqidah mereka dengan segala daya upaya. Namun di tengah pengajaran minim yang diterima anak-anak buruh tani ini, mendapatkan pelajaran bahasa Inggris mereka dapatkan dari sekolah sekolah Canadian Mission yang non muslim sedangkan pelajaran Bahasa Urdu dan Bahasa Arab untuk membaca Alquran secara privat diajarkan dari individu ke individu. Mereka yang bisa mengenyam pendidikan ini pun terbatas pada anak laki-laki saja, sedang anak perempuan tetap buta huruf. Di tengah muramnya kehidupan, ajaran Islam tetap memancarkan cahayanya, meski redup. Bersambung ke bagian-2

Rabu, 09 Januari 2013

Masjid Nizamiye Johannesburg – Afrika Selatan (bagian-2)

Aroma Turki di Afrika Selatan. Masjid dengan arsitektur Usmaniyah Turki memang tekenal dengan kemegahan bangunannya. Kehadiran Masjid Nizamiye ini di Johanesburg memberikan suasana yang sangat berbeda dengan lingkungannya.

Arsitektural Masjid Nizamiye

Keseluruhan komplek masjid ini memang sangat unik dengan arsitekturnya yang khas Usmaniyah Turki ditengah kota Johanesburg yang dalam sejarahnya tak pernah tersentuh kekuasaan Emperium Usmani. Berbagai rancangan interior yang unik, lantai dari batu pualam, seni rancangan Ebru serta seni lukis yang semua materialnya di datangkan langsung dari Turki, termasuk keramik Blue Iznik yang digunakan pada tembok masjid.

Secara keseluruhan komplek masjid nizamiye di Johanesburg ini dirancang berdasarkan rancangan masjid Selimiye di Edirne, Turkey. Lebih tepat rancangan masjid Nizamiye ini menjiplak masjid Selimiye dengan skala 80%. Rancangan aslinya dibuat di Turki oleh Arsitek Turki, kemudian diterjemahkan oleh arsitek Afrika Selatan untuk menyesuaikannya dengan standar setempat.

Karya Mimar Sinan. Banguan masjid khas Usmaniyah dicirikan dengan kubah besar di atap bangunan utama. Kubah besar yang mendominasi ekterior maupun interior bangunan utamanya. Ciri utama berikutnya adalah menara tinggi yang dibuat seramping dan setinggi mungkin, Mirip pensil yang diraut bagian ujungnya.

Kubah besar di atap masjid menjadi fitur utama bangunannya. Kubah utama tersebut bergaris tengah 24 meter dan tingginya 31 meter. Kubah utamanya dilengkapi dengan empat semi kubah yang menempel ke kubah utama ditambah dengan 21 kubah yang lebih kecil. Keseluruhan kubah kubah masjid ini dilapis dengan timah hingga menghabiskan 48 ton bahan timah. Bagian dalam kubahnya di cat secara manual disesuaikan dengan warna dan pola karpet yang digunakan diruang utama di bawah kubah tersebut.

Empat menaranya menjulang masing masing setinggi 55 meter mendominasi pemandangan ditempatnya berdiri dan terlihat jelas dari ruas jalan bebas hambatan yang menghubungkan Ibukota negara di Pretoria ke pusat kota Johanesburg. Masing masing menara ini dilengkapi dengan tangga untuk menuju puncak menara. Sedangkan bangunan utamanya sendiri dilengkapi dengan 232 jendela yang dihias dengan kaca patri. Pihak berwenang setempat menyebut bahwa masjid ini merupakan masjid terbesar di kawasan southern hemisphere. 

Berdirinya masjid baru dengan gaya Turki secara utuh di Johanesburg ini seakan akan menghadirkan Turki di tanah Afrika Selatan. Wajar bila kemudian menteri Perekonomian Turki, Zafer Caglayan yang turut hadir dalam upacara peresmian, berkata “kita tidak terpisah 1000 kilometer, karena kita sudah memiliki rumah kita disini”.

Inner Court yard Masjid Nizamiye

Nama Nizamiye yang diberikan kepada masjid ini berasal dari Nizam Al-Mulk, seorang pahlawan dari dinasti Seljuk yang hidup di abad ke 11 Masehi. Dengan diresmikannya komplek bangunan masjid ini diharapkan dapat membantu mempererat rasa saling pengertian dan toleransi antar pemeluk agama di Afrika Selatan, sebagaimana disampaikan oleh presiden Afrika Selatan Zuma dalam sambutannya.

Pelataran Tengah

Semua Masjid besar bergaya Turki dan Arabia dilengkapi dengan pelataran Tengah. halaman yang cukup luas yang biasanya dilengkapi dengan pancuran air tempat berwudhu. Sedangkan area pelatarannya sendiri dapat digunakan sebagai area sholat tambahan pada saat jemaah membludak tak tertampung di ruang dalam masjid seperti selama bulan Suci Ramadhan, Sholat Jum'at dan sholat dua hari raya.

Pelataran tengah yang kini dipakai di sebagian besar masjid masjid besar dunia pada awalnya merupakan area terbuka di kediaman para bangsawan Arab hingga Afrika utara yang memiliki tempat tinggal cukup luas, dan halaman tengah ini berfungsi sebagai bukaan ruang yang dilengkapi taman kecil sebagai pemasok udara segar ke dalam ruang rumah. Kemudian fungsi tersebut berkembang lebih luas ketika di aplikasikan ke dalam bangunan masjid.

Ruang Utama Masjid Nizamiye

Interior Masjid Nizamiye

bila anda pernah menyaksikan film Turki berjudul New York 'ta Bes Minare atau Five Minaret in New York, dalam salah satu adegan muncul sekumpulan jemaah yang sedang berzikir di dalam masjid dibawah siraman cahaya lampu yang melingkar di atas ruang utama masjidnya, pastinya anda akan sangat familiar dengan foto di atas. Foto itu adalah ruang utama Masjid Nizamiye di Johannesburg. Seperti telah disebutkan di awal tulisan bahwa bangunan  masjid ini memang menjiplak bangunan Masjid Sultan Selim di Turki dengan Skala yang lebih kecil (80%).

Rancangan interior masjid masjid besar Turki di seluruh dunia nyaris serupa, lengkap dengan lampu gantung melingkat itu, hamparan karpetnya yang selalu merah, bahkan meski tak lagi difungsikan sebagaimana aslinya, bagian dalam masjid yang baru dibangun inipun tetap dilengkapi dengan area mezanin (disebelah kanan foto) yang pada zamannya merupakan tempat khusus untuk seorang wakil imam yang menyuarakan kembali suara imam agar terdengar oleh seluruh jemaah.

Interior Masjid Nizamiye

Dalam foto di atas telihat lebih jelas keindahan dan kemegahan interior Masjid Nizamiye ini. Hamparan karpet merahnya, mezanin, mihrab dan mimbar masjid serta ornamen detil pada setiap bagian di dalam masjid ini dibuat dengan begitu teliti oleh para profesional yang sengaja didatangkan dari Turki. Sebagai sebuah negara, Turki memang memiliki warisan yang tak ternilai dari era kejayaan ke-khalifahan Usmaniyah yang merupakan ke-khalifahan Islam terahir.

Kehadiran bangunan masjid masjid dalam ukuran raksasa di beberapa negara dengan penduduk muslimnya yang minoritas kadangkala dianggap sebagai sebuah ancaman oleh berbagai pihak, namun pihak yang lainnya menganggapnya sebagai sebuah keniscayaan dalam sebuah peradaban, dimana keragaman adalah bagian dari sebuah rangkaian yang menhasilkan harmoni.*** selesai



-------------------------------

Baca Juga


Masjid Nizamiye Johannesburg – Afrika Selatan (bagian-1)

Masjid Nizamiye, Johannesburg, Afrika Selatan. menghadirkan pemandangan Istambul di Kota Johanesburg.

Sekilas melihat masjid satu ini orang akan berfikir bahwa ini adalah masjid tua peninggalan Emperium Turki-Usmani. Tapi masjid ini bukan masjid tua, tapi masjid baru dan tidak berdiri di Turki ataupun di bekas wilayah Emperium Turki-Usmani manapun. Masjid megah berukuran besar dalam gaya khas Turki ini berdiri kokoh di MidrandJohannesburg, ibukota Afrika Selatan. Bukan masjid tua tapi masjid yang benar benar baru, dan Afrika Selatan juga bukan bekas wilayah emperium Usmaniah-Turki.

Keberadaannya benar benar menghadirkan pemandangan yang tak biasa bagi kota Johanesburg. Wajar bila sejak menampakkan bentuknya selama proses pembangunan hingga selesai, masjid ini telah menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Masjid baru ini bernama Masjid Nizmiye atau komplek Nizamiye atau dalam bahasa Turki disebut Nizamiye Külliyesi, berkapasitas 6000 jemaah berdiri megah di atas lahan seluas 10 hektar, menjadikannya sebagai masjid terbesar di Johanesburg, Afrika Selatan dan wilayah Sub Sahara lainnya.

Masjid megah dan besar ini diibangun oleh Ali Katırcıoğlu, seorang pengusaha kaya dari Turki yang menjalankan bisnisnya di Afrika dan Amerika. Awalnya dia berencana membangun masjid ini di Amerika namun karena sulitnya mendapatkan lahan yang cocok, dia kemudian membangun masjid ini di Johanesburg atas saran dari Fethullah Gulen.

Lokasi dan Alamat Masjid Nizamiye

Nizamiya complex
Midrand, Johanesburg, South Africa
Old Pretoria Rd, Midrand 1685
Corner of K101 and Le Roux Avenue
Gauteng, South Africa
       

Peresmian Masjid Nizamiye

Komplek masjid ini mulai dikerjakan pada bulan Oktober tahun 2009 lalu, dikerjakan oleh sekitar 200 orang pekerja professional. Dan pada hari Kamis 4 Oktober 2012 Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, secara resmi membuka masjid komplek Masjid Nizamiye untuk umum. Upacara peresmian ini turut dihadiri oleh para tokoh penting dan pejabat tinggi Afrika Selatan dan Turki. Dari pemerintah Afrika Selatan hadir Gubernur Propinsi Gauteng, Nomvula Mokonyane, Menteri Pengembangan Ekonomi, Ebrahim Patel dan wakil menteri Pengembangan Ekonomi, Prof. Hlengiwe Mkhize.

para petinggi pemerintahan Turki dan Afsel, hadir
dalam upacara peresmian masjid Nizamiye.
Sementara dari pemerintah Turki hadir diantaranya adalah Menteri Perkembangan Ekonomi Turki, Zafer Caglayan, yang bertemu dengan Presiden Zuma dan Menteri Patel untuk mendiskusikan kenjasama ekonomi Turki dan Afrika Selatan. Selain itu upacara peresmian tersebut turut dihadiri oleh begitu banyak tokoh nasional Afrika selatan dari berbagai kalangan politik, ekonomi, pelaku bisnis dan budaya termasuk para pejabat diplomatik.

Mengahdirkan Arsitektur Usmaniyah di Johanesburg

Pembangunan masjid ini merupakan buah pikiran dari seorang pengusaha Turki, Ali Katricioglu, beliau yang mendanani seluruh proyek pembangunan komplek masjid ini yang dibangun sejak tiga tahun lalu dan kini menjadi land mark baru dan unik bagi kota Johanesburg (JHB). Komplek Nizamiye terdiri dari bangunan masjid, sekolah Islam, dormitory (asrama), bazaar dan pusat perbelanjaan, segera menyusul kemudian akan berdiri disana rumah makan tradisional turki dan Bakery bersama dengan Klinik kesehatan bagi masyarakat sekitar.

Arsitektural Masjid Khas Turki dengan empat menara tinggi dan lancip ini memberikan pemandangan baru bagi langit kota Jonannesburg.

Pembangunan klinik di komplek masjid ini merupakan permintaan khusus dari (mantan) Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela saat beliau ditemui oleh Katricioglu jauh sebelum proses pembangunan dimulai. Sedangkan gedung sekolahnya sudah mulai dibuka sejak 16 Januari 2012 dengan daya tampung hingga 850 siswa. Sedangkan Isakh Turan ditunjuk sebagai kepala sekolahnya.

Nelson Mandela adalah pahlawan anti apartheid Afrika Selatan, beliau juga merupakan peraih pengharaggaan Nobel perdamaian dan juga merupakan Presiden Afrika Selatan pertama dari warga kulit hitam paska runtuhnya rezim rasis apartheid di negara paling selatan benua afrika itu. Beliau menyambut baik pembangunan komplek Masjid Nizamiye tersebut.*** Bersambung...

Aerial View Masjid Nizamiye, Johannesburg.

-------------------------------

Baca Juga